Aku memantulkan diriku dicermin sedikit melihat penampilanku. Aku memoleskan lipstick merah dibibirku, agar tidak terlihat pucat. Saat ini, aku mengenakan dress hijau tosca yang sangat pas untuk tubuhku yang panjangnya hanya sampai pahaku saja. Kemudian, aku menyampirkan rambutku yang sudah aku curly kesamping, setelah itu aku memakai stiletto yang senada dengan dressku. Barulah, aku menghampiri Axel dan Ello diruang tamu, karena sepertinya mereka sudah menungguku.
"Mommy Ser cantik sekali," Puji Axel.
Aku tersenyum kearah Axel, sembari mengelus kepala Axel dengan sayang "Terima kasih tampannya Mommy Ser,"
Axel hanya terkekeh, aku merasa aneh sedari tadi mata Ello terus saja menatapku dengan tajam membuat aku jadi tidak percaya diri. Aku tersenyum kikuk kearah Ello, pria itu bahkan masih saja menatapku. Aduh, aku semakin nervous bila ia menatapku seperti aku ini santapannya.
"Apa ada yang salah dengan penampilanku?" Aku bertanya kepada Ello, sambil melihat penampilanku sendiri.
Ello akhirnya tersadar, ia menggelengkan kepala "Tidak,"
Tanpa memperdulikan kebingunganku terhadap sikap Ello. Akhirnya, aku, Ello, dan Axel segera berangkat ke sekolah Axel, karena sebentar lagi acaranya akan dimulai. Selama dalam perjalanan Axel tidak berhenti bercerita. Ia bercerita bahwa ada teman sekolahnya yang mengejek karena tidak punya ibu, ada juga temannya yang baik dan lain-lain aku hanya menjadi pendengar yang baik untuk Axel.
Supir menghentikan kami tepat dipintu masuk sekolah Axel. Kemudian ia membukakan kami pintu. Aku, Ello, maupun Axel langsung keluar dari mobil itu. Aku menggandeng tangan Axel kemudian Axel langsung menarik tanganku untuk segera masuk kedalam aula sekolahnya.
"John!" Panggil Axel.
Bocah kecil itu langsung melihat kearah Axel "Kau memanggilku? Ada apa?"
"Aku ingin memperkenalkanmu kepada mommyku. Dia mommy Serena namanya, cantikkan?" Ucap Axel dengan bangga.
John melihat kearahku aku pun tersenyum kearah John lalu mengelus kepalanya, Aku tahu pasti anak ini yang telah menghina Axel "Hei John. Aku ingin memberitahu sesuatu padamu,"
John menyatukan alisnya "Apa itu?"
"Aku ingin memberitahu padamu, bahwa kau dan Axel tidak boleh berkelahi. Kalian anak baik, kan?" Aku melihat keduanya mengangguk "Jadi, lebih baik kalian berteman. Dan oh iya, John. Kau tidak boleh lagi menghina Axel tidak punya ibu, karena aku sekarang ibunya Axel,"
Axel tersenyum bangga. Sementara, John melototkan kedua mata, seakan tidak percaya kalau aku ini ibunya Axel. Aku hanya menggelengkan kepala.
"Nah, sekarang kalian teman, kan? Karena semakin banyak teman, semakin banyak juga pengalaman yang akan didapat," Bujukku agar keduanya berteman.
John maupun Axel saling menatap dan keduanya sama-sama tersenyum "iya, kami berdua mulai hari ini berteman!" Ucap Axel.
"Teman," Ucap John
"John kita main ke Taman yuk?" Ajak Axel.
"Ayuk,"
Axel maupun John bermain ditaman, aku bernapas lega karena orang yang telah menghina Axel kini sudah menjadi teman Axel. Aku mengedarkan pandanganku mencari keberadaan Ello, rasanya asing sekali jika aku berdiri sendirian disini. Ini kali pertamanya aku menghadiri pertemuan orang tua semacam ini.
Aku sudah menemukan keberadaan Ello, ingin menghampiri namun ia sedang berbincang dengan seorang wanita yang terlihat mesra. Aku tidak mungkin mengganggu Ello, karena dalam perjanjian Ello berhak untuk berhubungan dengan wanita manapun. Aku memutuskan menyusul Axel maupun John ke Taman, ketika aku sudah melangkahkan kakiku. Aku menabrak tubuh seseorang hingga membuatku mundur beberapa langkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement Heart (OPEN PO)
Roman d'amourDia pria yang dingin, jarang tersenyum, dan bicarapun seadanya ketika berada dikantor bahkan pria itu terkenal sebagai bos yang sangat tegas, namun anehnya sikap pria itu berbanding terbalik ketika sedang berada bersama dengan anak maupun keluargany...