Hari-hari kulewati seperti biasa membangunkan Ello dan Axel, memandikan Axel kemudian mengantarkan anak ini sekolah bersama dengan Ello. Setelah mengantar Axel, kami pergi ke kantor bersama, tapi seperti biasa Ello menurunkanku dipersimpangan yang berada di dekat kantor. Ia tidak ingin para karyawan dikantor mengetahui hal ini mungkin ia malu mempunyai istri yang tidak sekaya dengannya. Entalah, aku tidak peduli aku hanya membutuhkan Axel bukan pria itu.
Aku membuka ponselku dan betapa banyaknya notif dari Lineku. Aku langsung membuka lineku. Aku membaca Lineku, ternyata besok adalah hari yang penting untuk Jessie. Aku tidak tahu apakah Ello memperbolehkanku atau tidak untuk datang ke pesta itu, karena dalam perjanjian aku harus meminta izin kepadanya ketika aku pergi. Saat ini, aku sedang berada dimejaku untuk bekerja. Tapi, hari ini entah mengapa aku malas sekali bekerja. Aku mengambil tasku lalu menghubungi Angelica.
"Lic!" sapaku
"Apa?" tanyanya
"Hangout yuk aku bosan kerja," Ajakku, pada gadis itu.
Aku menunggu respon Angelica selama beberapa detik "ayuk!"
Aku mengakhiri sambungan, ketika aku bilang kita akan bertemu di lobby. Aku memasukkan ponselku ditas. Kemudian, aku mengambil tasku dari meja pria culun, entah siapa namanya hanya menatapku dengan heran. Aku tidak memperdulikannya ketika lift sudah terbuka menampilkan wajah Ello, yang menatapku dengan dingin. Kenapa dia menaikki lift khusus karyawan dan bukan lift khusus pejabat tinggi? Entalah, aku tidak peduli aku segera masuk kedalam lift sebelum liftnya tertutup, aku berdiri disebelah Ello yang sedang memasukkan tangan kesaku celana.
"Mau kemana?" Ello bertanya dengan nada dingin, dan sangat irit berbicara padaku.
Aku memandang lurus kedepan, tanpa memperhatikan Ello "Pergi bersama Angelica,"
"Kemana? Bukannya ini masih jam kerja?" Ello dengan nada kebingungan.
Mendadak, aku menjadi kaku. Aku lupa bahwa saat ini aku sedang berhadapan dengan CEO-ku, bukan Ayah dari Axel. Ah, betapa bodohnya kau Ser.
Aku melihat kearah Ello dengan cengiran kuda, yang kuharap berhasil membujuknya "Aku bosan bekerja, Biarkan aku pergi bersama sahabatku,"
Ello menatapku dengan menaikkan sebelah alis "Apa aku harus menuruti permintaanmu?"
Aku mengeluarkan puppy eyesku, masih berusaha membujuk Ello "Ayolah, kumohon sekali saja,"
Ia menatapku sejenak kemudian ia mendesah nafasnya "Pergilah. Jangan, pulang terlalu malam,"
Aku sangat senang Ello memperbolehkanku pergi dengan Angelica, dengan keberanian aku mengecut pipi Ello dengan berjinjit karena tinggiku hanya sampai bahunya saja. Aku merasakan Ello sempat terkejut, tapi ia berhasil menutupi hal itu.
Lift terhenti dilantai 7, ia keluar dari lift tanpa memandang kearahku.
"Semangat kerjanya, Mister Handsome," Teriakku, ketika pintu lift hampir tertutup yang kuyakini masih bisa kuyakini Ello bisa mendengar suaraku.
*****
Kini aku dan Angelica berada di sebuah Mall. Ternyata, Angelica mengajak sang kekasih. Aku memutar bola mataku dengan malas, karena melihat pasangan ini bermesraan didepanku.
"Kudengar kau sudah menikah mana suamimu?" Steven memulai percakapan.
Aku yang sedang mengaduk minumanku menatap Steven sejenak, kemudian aku kembali mengaduk minumanku dengan malas. Saat ini Aku, Steven, dan Angelica sedang ada disebuah restoran kesukaan kami.
Aku hanya menghiraukan pertanyaan Steven, tidak terlalu memperdulikan karena ketika nanti aku menjawab, Pasti ia akan menghinaku. Dan, aku menghindari agar aku tidak sakit hati oleh setiap perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement Heart (OPEN PO)
RomanceDia pria yang dingin, jarang tersenyum, dan bicarapun seadanya ketika berada dikantor bahkan pria itu terkenal sebagai bos yang sangat tegas, namun anehnya sikap pria itu berbanding terbalik ketika sedang berada bersama dengan anak maupun keluargany...