"Jadi, bagaimana?" Ello langsung bertanya padaku, ketika aku baru mendaratkan bokongku di hadapannya.
Aku menelan salivaku dengan sulit, melihat ke arah Ello dengan ragu "aku terima,"
Aku melihat Ello menarik sudut bibirnya. Ia tersenyum licik. Lalu, pria itu mengambil sebuah map dari laci, map berwarna merah itu diberikan kepadaku dengan tatapan yang sangat tajam. Aku menerima map itu dengan ragu.
"Well, karena kau menerimanya silahkan tandatangan disurat perjanjian ini," Aku menatap Ello yang sedang menatapku dengan tatapan seperti biasa yaitu datar.
Aku membaca isi perjanjian itu, mengerutkan kening karena ada beberapa kejanggalan di surat perjanjian ini. Pria dihadapanku ini benar-benar sangat licik dan tidak punya perasaan. Aku tambah membulatkan kedua mataku ketika membaca surat perjanjian nomor 3. Apa-apaan dia melarangku untuk dekat dengan pria lain. Sementara, dia bisa dekat dengan wanita lain.
Aku menatap Ello dengan tatapan protesku, aku tidak akan membiarkan ini terjadi "Bisakah perjanjian ini di diskusikan secara bersama?"
Ello menaikkan sebelah alisnya "Sayangnya tidak bisa, Miss Platten,"
Aku memutar bola mataku dengan jengah, sembari tersenyum miring "Kalau boleh mengatakan sejujurnya, saya sangat keberatan dengan perjanjian nomor 3. Dimana anda boleh sesuka hati berhubungan dengan wanita lain. Sementara, saya tidak,"
Ello mengeluarkan smrik evilnya "Kau cemburu jika aku berdekatan dengan wanita lain? Ingat, Nona kita menikah hanya karena Axel bukan karena Cinta kau tidak boleh lupa akan hal itu,"
Aku mendengus kesal, ia terlalu percaya diri "Percayalah, saya sama sekali tidak cemburu dengan wanita mana pun yang dekat dengan anda. Saya sangat menolak perjanjian nomor 3,"
Ello mengusap kedua telapak tangan, Smirk evilnya telah berubah menjadi wajah yang datar membuatku sedikit ketakutan "Kalau kau tidak mau, mudah saja. Silahkan keluar dari ruangan ini, dan jangan pernah temui Axel,"
Oh, Ancaman itu. Aku sangat membenci ancaman itu, aku sangat yakin ketika Ello mengatakan hal itu pasti tidak main-main. Ia akan dengan mudah membuatku jauh dari Axel, dan aku tidak mau hal itu terjadi. Aku sudah jatuh cinta pada bocah cilik yang menggemaskan itu.
Aku menghembuskan napas dengan sangat pasrah, aku hanya bisa menerima segala perjanjian gila ini "Fine! Saya menerima perjanjian yang anda buat. Tapi, saya punya dua permintaan dan saya harap bisa dikabulkan,"
Ello menyatukan alis, menatapku dengan bingung "Katakan,"
Aku menghela napasku "Saya harap walaupun pernikahan kita hanya karena Axel, anda bisa bersikap baik pada saya, memperlakukan saya selayaknya istri, jangan menyakiti hati saya. Saya tahu kita memang tidak saling mencintai. Tapi, alangkah lebih baik kita saling menghargai, saling mendukung, atau kita bisa menjadi teman. Saya yakin anda tidak bisa melakukannya. Tapi, saya akan menuruti semua perjanjian ini, asalkan anda juga melakukan hal yang sama,"
Ello menatapku dengan tajam. Aku yakin ia pasti tidak akan setuju dengan permintaanku yang pertama. Tapi, biarlah aku hanya ingin mencoba.
"Kenapa aku harus melakukan permintaanmu itu? Kau tidak lupa, bukan kalau kita menikah hanya karena Axel?" Tanya Ello.
Aku menganggukan kepala, menyetujui pertanyaan Ello "Seperti yang saya bilang tadi. Kita memang tidak saling mencintai. Simplenya gini, saya hanya minta kita bisa menjadi teman, agar acting kita bisa meyakinkan di depan Axel, keluarga saya, dan keluarga anda,"
Ello tampak berpikir, dengan mengelus dagunya "Aku akan mempertimbangkannya. Untuk permintaan kedua?"
Aku menatapnya dengan ragu "Anu..Anu..," Sial, kenapa jadi gagap begini. Ello menungguku untuk melanjutkan perkataanku "Saya ingin dipindahkan ke divisi lain,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement Heart (OPEN PO)
RomanceDia pria yang dingin, jarang tersenyum, dan bicarapun seadanya ketika berada dikantor bahkan pria itu terkenal sebagai bos yang sangat tegas, namun anehnya sikap pria itu berbanding terbalik ketika sedang berada bersama dengan anak maupun keluargany...