BAB 11

23.9K 1.1K 2
                                        

>Ello Pov<

aku memutuskan hendak pulang kerumah dan akan mencarikan dokter yang terbaik untuk kesembuhan ayah mertuaku. Aku tidak ingin kesalahan yang sama menimpaku kembali, aku tidak ingin terlambat untuk menangani kesembuhan ayah mertuaku dan membuat Serena kehilangan ayahnya. Yang paling terutama aku tidak mau kalau Axel kehilangan kakeknya karena Axel sangat menyanyangi Ayah mertuaku. Aku menyuruh supirku untuk melajukan mobilnya agar bergegas kerumah.

Setibanya, dirumah aku yang sedang membuka pintu mendengar suara tawa dari seseorang yang sudah kukenal siapa lagi kalau bukan Maxime? dan ketika aku sudah berada diruang tamu benar dugaanku ada Maxime disana sedang bercengkrama dengan kedua orangtuaku, istriku, anakku, dan tentunya juga dengan adikku.

Oh, ada apa ini? mengapa seluruh keluargaku lengkap diruangan ini? apa mereka sengaja untuk menyambut kedatangan Maxime? Entahlah, aku tidak peduli.

"DADDY!!" teriak Axel dan langsung berlari kearahku.

aku berlutut untuk mensejajarkan tinggiku dengan Axel,  kemudian aku menggendong tubuh Axel.

"hei, Axel Daddy Really miss you," Aku mengecup pipi Axel yang tembem itu.

Axel mengelus pipiku, dengan senyum yang merekah dibibirnya.  "Axel also miss Dad so much"

"Really?"  tanyaku dengan menyatukan kedua alisku.

Axel menganggukkan kepala, sebagai jawaban.

Maxime menginterupsi kegiatanku yang sedang melepas rindu dengan Axel "Padahal baru beberapa hari tidak bertemu. Tapi, tingkah lakunya seperti setahun tidak bertemu," cibir Maxime.

"Biasalah namanya juga Ello, terkadang suka mendramatisir keadaan," goda Marcelo.

Aku menatap Maxime maupun Marcelo bergantian dengan tatapan tajamku. Serena yang melihat akan hal itu langsung mengeluarkan smirknya.

"Oh, lihatlah sepertinya Ello akan marah dan bersiaplah kalian akan diterkam hidup-hidup!" Serena, berani sekali dia menimpali godaan dari kedua pria itu.

Aku menaikkan sebelah alisku, dengan mengeluarkan smirk evilku "Sebelum aku menelan Maxime ataupun Marcelo. Aku akan menelanmu duluan Mrs. Mendes!"

Serena menampilkan wajahnya yang takut mendengar ucapanku dan aku pun menjadi senang melihat perubahan diwajahnya. Namun, sedetik kemudian ia tertawa.

"sayangnya aku tidak takut akan ancamanmu," Seru Serena.

Dad, Mom, Maxime, Marcelo dan Axel ikut tertawa dengan Serena. Entah, dimana letak kelucuannya sampai mereka tertawa seperti ini. Kenapa aku harus dikelilingi dengan orang yang selalu tertawa tapi tidak ada yang lucu?

Aku mengedikkan bahuku dan menurunkan Axel dari gendonganku, meninggalkan mereka yang sedang tertawa menuju ke kamarku. Aku melonggarkan dasiku. Kemudian, melepaskan jasku dan membuangnya ketempat tidur, mengganti seluruh pakaianku dengan pakaian lebih santai. Aku membuka Macbook, kemudian aku mencari informasi mengenai penyakit yang diderita ayahku. Aku membacanya dengan serius. Aku menjadi bingung sendiri jika melakukan kemoteraphi ayah akan sembuh tetapi akan menjadi lumpuh total, jika melakukan operasi bisa berakibat fatal.

Satu-satunya cara aku harus menemui dokter untuk menangani ayahku, karena jujur walaupun aku pintar tapi aku tidak mengerti dengan dunia kedokteran seperti ini. Aku menutup Macbook ku dan mencari keberadaan ponselku, ketika aku menemukannya aku mencari nomor seseorang. Kemudian, ketika aku sudah menemukannya aku langsung menelpon assisten pribadiku.

"hallo," sapanya.

aku menghela napasku "Thomas I want you to find the best doctor,"

Agreement Heart (OPEN PO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang