BAB 1 "Keresahan Pertama"

54 5 0
                                    

Aku berjalan menuju pintu keluar, menuruni tangga dan duduk di meja makan memperhatikan satu-satunya saudara yang kumiliki yaitu kakak perempuanku yang sedang membuat pancake cokelat kesukaanku.

"Ka Arina, hari ini aku mulai masuk sekolah kembali"

Tidak ada jawaban apapun dari kakakku, ia hanya tertawa kecil sambil menyiapkan pancakenya

Saat pancake itu tiba di depan mataku,sungguh membuat nafsu makan meningkat. Baunya yang sangat harum,rasa cokelatnya yang sangat kusukai.
Ku ambil garpu siap menyantapnya

"Ran Kiseki!! Jangan kau sentuh sarapanmu jika kau belum mandi"

Kakakku adalah wanita yang sangat rapi,bersih dan sedikit galak. Aku selalu menurut apapun yang dikatakan kakakku.
Mendengar perintah itupun aku bergegas menuju kamar mandi

***

"Anak itu,mandi pun ia sangat lama"

Tak lama berselang, terdengar suara pintu terbuka dari arah kamar mandi. Rupanya Ran telah selesai mandi.
Sambil mengeringkan rambutnya, Ran berjalan kearah meja makan

"Ka. Bagaimana jika aku tidak mendapat teman di skolah nanti? Bagaimana jika aku dianggap aneh? " Tanya Ran bingung nan resah

Ia tersenyum dan mengacak-acak rambutku. Tak berkomentar apapun tentang hari pertamaku.

"Ran, kau pasti akan terlambat jika sarapanmu belum kau sentuh, ayo cepat makan dan siapkan barang-barang yang diperlukan"

Tak mendapat jawaban yang dapat membuat semangat, Ran makin resah akan harinya.
Ran menyantap pancakenya dengan wajah tak bersemangat namun tetap lahap.

***

Pancake yang ada di piring milik Ran telah ia habiskan, dan ia pun keluar dari meja makan serta berjalan ke kamarnya kembali untuk mengenakan seragam dan membereskan tasnya tanpa seucap katapun pada kakaknya.

***

"Kamarku emang tempat terbaik yang dapat membuatku tersenyum"

Sambil mengenakan seragam Bergambarkan logo SMU di bagian lengan kanannya di depan cermin besar, ia mencari benda yang seharusnya terikat di lehernya.

"Dimana dasinya?" sambil terus mencari ke dalam lemari besarnya

Ran tersenyum ketika dasinya sudah ditemukan.
Dengan seragam putih bersih dan dasi yang terikat di lehernya serta celana berwarna hitam yang ia kenakan, ia keluar dari kamarnya menuju pintu depan dan mengenakan sepatu kesayangannya

"Kak Arina... Aku berangkat..."

"Ran,hati-hati" hanya itu yang Kak Arina saat adiknya hendak keluar rumah

Value WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang