BAB 9 "Sakura yang Menghijau"

13 2 0
                                    

Ran terus mengayuh sepedanya dan Aila memeluk Ran dengan hati yang kini cukup tenang.

Hanya perlu waktu 30 menit dari cafe tadi menuju taman dimana tempat mereka pertama mengenal satu sama lain.
Saat mereka pertama ke taman ini, tempat ini indah oleh warna cantik merah muda dari sakura di musim semi.
Tapi kini taman ini diwarnai oleh hijaunya dedaunan musim panas.

"Waah, sangat berbeda dari terakhir kali kita kemari. Iya kan Ran?" ucap Aila melihat sekelilingnya.

"Ya benar. Ada beberapa kedai yang di ganti juga. Bagaimana jika kita coba es serut?"

Ran menarik lengan Aila masuk kedalam lokasi taman setelah memarkirkan sepedanya.
Aila mengikuti langkah Ran dari sampingnya dengan lengan masih di pegang oleh Ran.

Mereka duduk di bangku kedai es serut yang cukup jauh dari air mancur dan memesan dua porsi es serut.
Ran berharap es serut ini akan menjadi obat untuk hati Aila yang sedang sendu di hari yang panas ini.

***

Aila masih melihat-lihat sekelilingnya dengan tangan menahan bangku dan kaki yang di goyangkan kedepan serta kebelakang. Hingga Es serut datang tepat di depan hadapannya. Membuat mata Aila tertuju berbinar-binar pada es serutnya.

"Waaahh... Es serutnya indah sekali. Selamat makan" ucap Aila sembari mengambil sendok dan mulai melahap es yang segar itu.

Ran tersenyum melihat Aila menikmati es serut tersebut dan sejenak melupakan hal yang sebelumnya terjadi.
Ran terus memperhatikan wajah Aila dari samping hingga perhatiannya pecah saat Aila menengok kearahnya.

"Ran? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Aila memiringkan kepalanya.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya senang jika kau bahagia." jawab Ran memalingkan wajah dan langsung melahap es serutnya.

Mereka menikmati es serut itu tanpa ada sepatah kata apapun yang diucapkan.
Hingga saat es milik Aila telah habis, Ran mulai berbicara sambil tersenyum bercanda.

"Cepat sekali kau menghabiskan es mu"

"Hahaha. Tentu saja, aku sangat menyukai es serut di musim panas" jawab Aila dengan tertawa kecil.

Ran terdiam sejenak berfikir apa yang akan ia ucapkan selanjutnya. Hingga Aila lebih dulu memulai kembali pembicaraan dan ia berbicara dengan wajah serius.

"Umm, Ran. Setelah lulus nanti. Apa yang akan kau lakukan?"

"Aku... Belum memikirkan hal itu" jawab Ran tertawa dan menggaruk belakang kepalanya.

***

Setelah beres dengan es serut mereka masing-masing, Ran berdiri meregangkan tubuh dan menarik nafas panjang, harum musim panas di sore hari memang menyegarkan.
Ran mengajak Aila untuk berkeliling kota di sore hari. Karena Ran tahu satu hal indah yang ada hanya saat sore hingga malam hari di musim panas.

Ran mengayuh sepedanya menuju perempatan jalan di tengah kota. Aila terkejut saat sampai disana melihat trotoar jalan yang bercahaya dengan lampu-lampu jalan yang bersinar dan suara musik indah dari musisi jalanan.
Suara violin yang sangat merdu dipadupadankan dengan gitar aqoustic yang indah, mereka membawakan sebuah lagu dari musisi terkenal.

"Bagaimana Aila? Indah bukan jalanan yang sering kita lewati ini" Ucap Ran menggenggam tangan Aila.

Aila hanya diam terpukau melihat jalanan yang sering ia lewati berubah menjadi sangat indah ketika menjelang malam di musim panas. Aila tak tau harus mengucapkan apa pada Ran, yang jelas raut wajahnya terlihat senang sekali.

Aila menutup matanya dan merasakan aluanan musik terdengar hingga hatinya, bibirnya terlihat tersenyum kecil. Ran menatapi tingkah Aila yang menurutnya sangatlah manis itu hingga tak terasa langit makin gelap dan waktu menunjukkan pukul 7 malam. Ran pun mengajak Aila untuk pulang. Walau di musim panas, jam 7 malam belum terlalu gelap.

"Aila, ayo kita pulang. Hari semakin gelap dan aku tak mau kakakku mengomeliku saat pulang"

Aila tertawa kecil mendengar bahwa Ran sangat penurut pada kakaknya.

"Baiklah, kita pulang. Akupun mulai lelah dan harus beristirahat untuk besok" Ujar Aila.

***

Saat dalam perjalanan pulang, Ran tiba-tiba mengucapkan sesuatu pada Aila yang sedari tadi terdiam memeluk tubuh Ran yang mengendarai sepedanya.

"Hey Aila, aku sudah pikirkan jawaban dari pertanyaanmu tadi siang"

"Pertanyaan yang mana?" Jawab Aila singkat sembari mengerutkan dahinya.

"Pertanyaan tentang apa yang akan aku lakukan setelah lulus nanti" Ucapan Ran semakin terdengar yakin.

"Lalu, apa jawabanmu Ran?" Tanya Aila dengan nada menantang.

Ran tertawa lebar sebelum ia menjawab dari pertanyaan Aila, dan menengok kearah wajah Aila sejenak.

"Aku akan menjaga dan membahagiakanmu"

"Hahaha... Dasar bodoh. Itu bukan impian" Aila mentertawakan.

Setelah mendengar kata-kata bodoh yang di ucapkan Ran, Aila malah mempererat pelukannya dan menyenderkan kepalanya di bahu Ran. Mereka berdua bersepeda di bawah terangnya cahaya lampu dan di saksikan oleh bintang-bintang.

***

Pagi hari sangat cerah bahkan sedik panas. Membuat Aila tidak memerlukan alarm untuk bangun pagi ini.
Seperti pagi-pagi lainnya, Aila bangun dan membuka jendela kamarnya dan menghirup udara pagi.

"Saat pertama masuk sekolah, aku melihat semua pohon-pohon itu berwarna merah muda, kini mereka berubah menjadi hijau segar." Ucap Aila sendiri sembari meregangkan tubuhnya dan berjalan keluar kamarnya.

Hari ini adalah hari pertamanya bekerja sampingan sebagai penjaga perpustakaan. Maka dari itu Aila sangat bersemangat pagi ini. Langkahnya sangat pasti saat ia selesai mandi dan menyiapkan baju yang menurut ia sangat rapi dan bersih.
Kemeja lengan pendek berwarna putih polos di padukan dengan jeans panjang berwarna biru ia kenakan sambil menghadap cermin berukuran besar di kamarnya. Seperti biasanya Aila selalu mengikat rambutnya walau tak terlalu panjang.
Ia menarik nafas panjang di hadapan cermin besar itu. Berharap kesialan menjauh darinya.

"Baiklah. Aila kau harus semangat hari ini." Ucapnya pada bayangannya yang terpantul di cermin.

Aila turun dari kamrnya menuju dapur dan membuat dua porsi pancake. Saat ia sedang menyiapkan pancake-pancake itu, tiba-tiba terdengar suara ponselnya berdiring dari dalam sakunya.
Senyum Aila mekar saat ia melihat nama dari e-mail yang di terimanya

____________________________________


From : Ran Kiseki

Selamat pagi Aila,
Semoga harimu menyenangkan

____________________________________

Pesan singkat yang membuat hati Aila bedegup sangat kencang hingga ia lupa akan segalanya.
Termasuk pancake yang sudah mengepulkan asapnya diatas piring putih.

"Oh dear. Aku benar-benar lupa pancakenya sudah siap" Ujarnya sendiri sembari mencari sebuah kotak makan.

Aila berencana membuat bekal makan dari pancake yang ia buat. Itu alasan kenapa ia membuat dua porsi pancake. Dan yang satunya ia makan untuk sarapan kali ini.

Value WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang