BAB 7 "Bersepeda Berdua"

16 1 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir musim semi. Langit sudah sangat terang. Seperti biasa Ran dan Aila pergi kesekolah.
Tapi kali ini Ran menunggu Aila di depan rumahnya menggunakan sepeda.

Hampir setengah jam Ran menunggu. Aila tak kunjung keluar dari rumahnya.
Akhirnya Ran pergi sendiri menggunakan sepedanya tanpa bersama Aila. Sepanjang jalan Ran menengok sekitar tapi tak bertemu dengan Aila.
Sesampainya di sekolah Ran memarkirkan sepedanya dan langsung menuju kelas.
Saat Ran memasuki kelas, ia melihat tas Aila sudah ada di bangkunya. Tapi tak ada orang di bangku itu.

"Tak biasanya Aila tidak ada di kelas, dan hey... Itu kan buku harian miliknya. Dia tidak menyimpannya?" ucapnya dan berjalan ke bangku Aila dan membuka buku itu.

Saat ia buka lembar demi lembar hanya kegiatan pribadinya. Tapi ia berhenti membuka lembaran saat ia melihat sebuah tulisan yang pernah ia dengar dari Aila

- Hujan Musim Semi -

Ran membaca seluruh bagian dari cerita itu. Kata-kata yang sangat tertata rapih dan indah.
Sampai terbesit di pikiran Ran untuk memotret tulisan itu dan membuatkannya sebuah lagu untuk kejutan pada Aila

"Ternyata Aila hebat dalam membuat sebuah puisi. Bahkan sangat pandai" tapi tak lama ia melihat Aila berjalan di koridor dengan menggunakan seragam olah raga, dan mengingatkan Ran bahwa hari ini jadwal olah raga.
Ran bergegas menutup buku itu, pergi ke mejanya, mengambil seragam olah raga dari tasnya dan Ran pergi ke kamar mandi.

Saat Ran berpapasan dengan Aila di pintu kelas, Aila menyapanya dan meminta maaf. Ran terkejut kali ini Aila lah yang memulai percakapan

"Selamat pagi Ran, maaf tak menunggumu tadi pagi. Tadi aku ada urusan membeli sebuah novel. Karena di toko itu sedang ada diskon" ucap Aila masih sangat malu-malu dan dengan nada rendah.

Ran tersenyum hangat pada Aila dan malah membuat Aila bingung dengan kata-katanya.

"Selamat pagi Aila. Kau memang berbakat"

Lalu Ran pergi menuju kamar mandi meninggalkan banyak tanda tanya di benak Aila.

***

Saat kelas olah raga dimulai, pelajaran kali ini adalah bola tangan dalam ruangan.
Olah raga juga adalah salah satu mata pelajaran yang di benci oleh Aila. Dia sangat kikuk dalam olah raga, seni, dan sains.
Saat permainan dimulai Aila memperhatikan Ran di sudut lapang yang berbeda. Aila tertawa kecil saat melihat Ran sudah keluar lapang padahal permainan baru saja dimulai.
Terlalu asyik memperhatikan Ran, Aila tidak sadar bahwa bola mengarah kepadanya...

"Aila.... Awas bolaaa di depanmu!!!" teriak salah satu siswi.

Teriakan itu membuyarkan lamunan Aila tapi sepertinya ia tidak cukup waktu untuk menghindar. Dan bola pun tepat mengenai kepala Aila dengan cukup keras, dan membuat Aila tak sadarkan diri.
Semua siswi berlari menuju Aila yang terkapar di tengah lapangan. Ada beberapa siswi yang berteriak minta tolong kepada guru dan juga siswa laki-laki.

Kejaidian itu sontak membuat Ran kaget dan berlari menghampiri kerumunan para siswi.
Melihat Aila tak sadarkan diri juga. Seorang guru dan Ran menggotong Aila menuju UKS.

Ran dilarang masuk kedalam ruangan UKS itu karena Aila adalah seorang wanita dan perawat melarang pria masuk kedalam. Sangat lama Ran menunggu di koridor UKS. Karena tak ada jadwal kelas ia tidak beranjak dari tempat itu.
Sampai akhirnya dia ingat tentang tulisan Aila yang akan dia buatkan sebuah lagu. Ran pun membuka tasnya dan mengeluarkan buku serta pulpennya.
Ran terus membuat nada-nada yang kiranya cocok. Banyak coretan dalam buku itu hingga membuatnya kesal.

"Argh... Sepertinya ini sangat kacau!!" ucapnya sendiri dan mengacak-acak rambutnya

Tapi, tak lama dari kekacauan otak itu, Ran meneruskan pembuatan lagunya. Hingga ia pikir lagu itu cocok. Ia meregangkan tubuhnya dan bersender ke tembok koridor.

Saat suara pintu UKS terbuka Ran kaget dan langsung berdiri menghadap pintu itu, ternyata yang keluar adalah perawat dan Aila juga berjalan di belakangnya dengan dahi yang di plester.

"Oh Ran. Kau masih menunggu Aila disini?" tanya perawat itu pada Ran.

"Umm, iya aku khawatir padanya." Ran tertawa malu dan menaruh tangannya di belakang kepala.

Ran langsung mengalihkan pembicaraan. Dan mengajak Aila untuk pulang bersama.

"Aila. Ayo kita pulang, aku akan mengantarkanmu pulang walau hanya dengan sepeda"

Aila tersenyum menerima tawaran ran dan berpamitan dengan perawat sekolah itu.

***

"Aila ayo naik"

Aila sempat ragu tapi akhirnya ia naik di belakang Ran.

Saat dalam perjalanan di bawah langit senja tang begitu indah, Ran mengayuh sepedanya semakin kencang

"Aila ayo pegangan. Aku tak mau kau jatuh" teriak Ran dengan senyum lebar

Aila memeluk erar Ran yang sedang mengayuh sepedanya.
Langit senja yang seperti mewarnai kota-kota dan membuat bayangan Ran dan Aila menjadi satu menambah kesan romantis mereka berdua.
Tak diduga Ran mengucapkan kata-kata yang membuat Aila hati Aila berdegup kencang

"Sepertinya aku semakin menyukaimu. Aku ingin kita dapat bersepeda seperti ini sampai kapanpun" teriak Ran sangat jelas dan lantang sampai terdengar kedalam hati Aila.

Aila tak menjawab hal itu. Tapi ia menyenderkan kepalanya dan semakin mempererat pelukannya.

Value WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang