BAB 8 "Puisi Adalah Musik"

26 2 0
                                    

Bulan ini adalah musim panas. Semua sekolah di liburkan.
Saat pengemuman libur musim panas Aila merasa sedih. Karena ia akan sulit bertemu dengan Ran. Apalagi musim panas tahun ini Aila sudah tidak bisa bersama dengan Ibunya yang sudah tiada.
Rasa sedih menyelimutinya sepanjang perjalanan pulang hingga ia melihat sebuah perpustakaan yang di jendelanya memasang tawaran bekerja sementara untuk murid yang sedang libur musim panas.

"Perpustakaan? Sepertunya cocok untukku mengisi waktu luang"

Aila masuk kedalam dan berbincang-bincang dengan sang petugas perpustakaan itu. Awalnya petugas itu ragu mempekerjakan Aila karena Aila adalah anak kelas satu. Tapi melihat semangat Aila yang besar memohon pada petugas itu, akhirnya ia di terima sebagai petugas perpustakaan

***

Kakak Ran menyuruh Ran untuk memberikan designnya kepada client. Biasanya Ka Arina melakukan itu sendiri, tapi kali ini ia sedang sibuk mengerjakan design lain dirumah, maka dari itu dia menyuruh Ran.
Saat Ran melewati perpustakaan kota ia melihat seorang di dalam dana mirip dengan Aila. Ran berhenti sejenak di sebrang jalan, dan saat wanita itu keluar itu memang Aila.

"Hai Aila, kemari..." teriak Ran sambil melambaikan tangannya pada Aila.

Aila menghampiri Ran dan melambaikan tangannya juga dengan beberapa buku dipeluknya oleh sebelah tangan

"Hai Aila. Apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya Ran cukup ragu dan menggaruk belakang kepalanya.

"Mulai besok aku bekerja disana. Sebagai penjaga perpustakaan selama libur musim panas"

Ran kagum melihat Aila akan bekerja keras selama libur musim panas. Sedangkan ia tidak memiliki kegiatan apapun.

"Lalu selama libur ini kau memiliki kegiatan apa?" tanya Aila tiba-tiba pada Ran.

Ran bingung ingin menjawab apa. Tapi terlintas dalam benaknya dan secara spontan terucap dalam mulutnya hal yang ingin dia rahasiakan kepada Aila.

"Aku hanya membuat sebuah lagu" jawab Ran tak sengaja.

"Wah Ran hebat. Ku tunggu lagumu ketika seudah selesai. Janji yaa" Ujar Aila

Aila tersenyum hangat dan mengisyaratkan jarinya untuk bercengkraman jari kelingking tanda ikatan janji. Ran terdiam sejenak. Membuat Aila sedikit bingung akan terdiamnya Ran.

Saat Aila memanggil nama Ran berkali-kali barulah Ran terkejut membuyarkan lamunannya.
Ran tersenyum dan menerima mencengkram jari kelingking Aila.

"Ya aku janji"

***

Setelah perbincangan pendek itu. Ran berinisiatif untuk mengajak Aila mengantarnya kepada klient kakaknya.

"Aila. Kau ada kegiatan apalagi hari ini? Kalau kosong bagaimana jika temani aku mengantar barang ini" ujar Ran menunjukkan barang yang ia pegang.

Aila menerima tawarannya dengan menganggukan kepalanya dan tersenyum kecil pada Ran.

Seperti saat pulang sekolah lalu. Ran mengajak Aila berkeliling menggunakan sepedanya.
Saat dalam perjalanan mereka hanya mengobrol tentang sekolah. Apa yang mereka benci dan apa yang mereka sukai di sekolah.
Hingga Ran teringat telah tiba di sebuah cafe gaya barat yang jadi tempat menunggunya client ka Arina.

"Oh jadi ini tempatnya. Ayo Aila kita masuk" ucap Ran sebari memarkirkan sepedanya.

Aila mengangguk untuk di ajak masuk. Ran tersenyum padanya dan menggenggam tangan Aila.
Hati Aila seperti terbang kelangit yang bertaburan bunga sakura saat Ran menggenggam lengannya yang membuat diri Aila meleleh dan wajahnya menjadi merah padam.

Value WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang