DELAPAN - Ice Skating

188 4 0
                                    

"ANTE!!!!!" teriak seorang gadis kecil berusia empat tahun yang dikuncir kuda sambil berlari ke arah Rumi.

"OCHA!!!!!" Rumi pun turut menghampiri gadis kecil itu dan menggendongnya.

"Ante, kata Bunda, kalo Ocha cembuh, ante mau ajak main ice skating???" kata Mosa atau Ocha dengan mata berbinar.

"Iya bener. Emang Ocha udah cembuh?" tanya Rumi sambil membenarkan poni di kening Ocha.

"Belum tuh, Ante, Ocha nya bandel susah minum obat." Sahut Mbak Vina dengan beberapa tentengan keperluan anaknya. Sepertinya mereka habis berobat makanya Ocha dibawa ke kantor.

"Ocha harus mau minum obat biar cepet sembuh. Kalo enggak, nanti gak ante ajak main ice skating loh." Kata Rumi.

"Yah, Ante... obatnya pait wlee gak enak." Kata Ocha dengan ekspresi tak suka.

"Kalo manis namanya gula, sayang. Di minum ya obatnya." Kata Rumi.

"Tapi makannya mau, Mbak?" tanya Rumi ke Mbak Vina.

"Mau alhamdulillah lahap-lahap aja. Tapi kan dia dapet antibiotik jadi harus sampe habis." Jawab Mbak Vina.

"Tuh, Ocha, minum obatnya harus sampe abis ya." Kata Rumi lagi.

"Pait, Ante..."

"Atau gak jadi main ice skating?"

"Jadiiiiiii!"

"Makanya di minum obatnya ya!"

"Iya deh...."

"Udah sini ah. Ante Rumi nya mau kerja, Ocha sama Bunda aja." Kata Mbak Vina mengambil Ocha dari Rumi.

"Iya nih, Ante kerja dulu ya, Ocha." Kata Rumi mengusap kepala Ocha dan mencium pipinya.

Rumi pun kembali melanjutkan pekerjaannya karena ditunggu bos dalam waktu satu jam. Saat sedang anteng bekerja, tiba-tiba seorang resepsionis yang berjaga menghampiri meja kerja Rumi.

"Mbak, Rumi.. ada kiriman lagi." katanya sambil menyerahkan satu bucket bunga mawar merah yang segar. Bahkan kumbang pun masih pantas menghinggapi bunga itu.

"Eh, terima kasih. Dari siapa ini?" tanya Rumi menerima bunga itu.

"Gak tau. Ojek online yang nganter."

"Oh gitu.. makasih ya, Lis."

"Iya, Mbak, sama-sama. Cie Mbak Rumi.."

"Apa sih kamu..."

Jantung Rumi kembali berdetak kencang. Entah mengapa ia yakin orang yang memberikan bunga ini adalah Devan. Untunglah ada sepucuk surat di dalam bunga itu.

Semangat kerjanya, Rumi. Semoga kita bisa belanja-belanja lagi kayak kemarin.

~ Devan ~

Hati Rumi serasa menang saat membaca nama Devan.

Devan kesambet apa jadi begini?

Rumi pun kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Cie!!!! Bunga dari siapa, Dek???" tanya Mas Andi.

"Dari orang, Mas." kata Rumi tersipu.

"Akhirnya dapet calon juga kamu, Dek!" ledek Mas Andi.

"Calon apa???? Enggak, belum... eh bukan maksudnya." Timpal Rumi.

"Kan!!! Cie, Rumi.. yah banyak yang patah hati deh di kantor." Ledek Mas Andi lagi sambil memegang dadanya seakan-akan patah hati.

Kembali [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang