Rumi: Semalam ada apa di loksyut?
Chat Rumi tiba-tiba ke Devan.
Devan yang membacanya pun langsung panik karena Rumi langsung to the point. Rumi pasti udah tau! Ia pun langsung menelepon Rumi.
"Ini gak kayak yang kamu pikirin, Rumi. Sumpah aku gak ngapa-ngapain dia." Kata Devan nyerocos tiba-tiba.
"Ngapa-ngapain apa maksud kamu?" tanya Rumi mengernyit tak mengerti.
Devan pun bingung. Jangan-jangan....
"Van..? Ngapa-ngapain apa???" desak Rumi mulai bergetar. Kalimat Devan benar-benar merujuk ke hal yang tak diinginkan.
"Enggak.. gak apa-apa." Kata Devan berusaha tenang.
"Devan, ada apa? Jelasin ke aku sekarang!" desak Rumi lagi. "Van, lebih baik aku denger dari mulut kamu langsung daripada aku harus denger dari mulut orang lain." lanjut Rumi lagi.
Devan langsung menghela napas panjang.
"Oke. Jadi..." ia pun langsung menceritakan kejadiannya tanpa cela.
"Sumpah, Rumi, aku gak ngada-ngada. Aku gak ngapa-ngapa...."
Telepon tiba-tiba diputus. "....in dia."
Rumi tak ingin mendengar apa-apa lagi. Hati dan matanya langsung panas. Ia pun menatap nanar ke sembarang tempat tak percaya. Yang benar saja, Devan???? Membayangkan kamu berjalan dan bahagia dengan wanita lain aja cukup membuatku tersiksa apalagi kalo kamu bercumbu dengan wanita lain??? Dan itu baru aja terjadi!
Rumi terduduk lemas di kasurnya.
Sudah satu jam Devan terus mencoba untuk menghubungi Rumi, tapi tak terhubung. Ponsel Rumi mati.
"Rumi tolong percaya aku, Rumi...." Gumam Devan.
Ah!!! Devan berteriak frustasi. Ia pun langsung meninggalkan lokasi syuting tanpa pamit kepada crew lainnya.
"Bu.. Rumi ada di rumah?" tanya Devan sesampainya di rumah Rumi.
"Di kamar, Van.. ada apa?" tanya Ibu Rumi.
"Boleh saya keatas?"
"Silahkan..."
Devan pun langsung menuju kamar Rumi.
Tok tok
"Siapa?" tanya Rumi menahan tangis.
"Rumi..." panggil Devan.
Rumi pun kembali diam.
"Rumi tolong percaya aku." Kata Devan lagi.
"Rumi...."
"Pergi, Van. Biarin aku sendiri." Kata Rumi akhirnya bersuara. Masih menahan tangis.
"Tapi tolong percaya aku, Rumi. Aku mohon." Kata Devan.
"Rumi aku gak mau kehilangan kamu lagi." kata Devan lagi.
Rumi pun kembali menangis.
Apalagi aku, Van. Aku gak mau banget!
Rumi mulai terisak.
"Aku percaya kamu, Devan. Tapi aku belum bisa terima kamu kayak gitu sama cewek lain." isak Rumi. "Aku.... aku cemburu." Lanjut Rumi.
Devan terduduk lemas di depan pintu kamar Rumi. Daridulu, ia tak pernah ingin membuat Rumi cemburu karena Devan tau panasnya api kecemburuan, ia tak pernah ingin Rumi merasakan itu.
"Rumi.. tolong jangan biarin kecemburuan menguasai kamu." Kata Devan memohon. "Urusan aku sama cewek itu udah beres, sayang." Kata Devan lagi.
Rumi terkesiap. Sa... sayang? Ia pun luluh.
"Dia ternyata udah suka sama aku dari dulu dan gak terima begitu denger kabar kalo kita mau nikah." lanjut Devan.
Rumi masih terisak.
"Rumi... mau secantik apapun cewek itu... tetep aja gak ada yang kayak kamu, Rumi." Lanjut Devan lagi.
"Rumi, plis... tolong percaya aku." Kata Devan kembali mengetuk pintu kamar Rumi lemas.
"Stop bikin aku ketakutan kayak gini, Rumi. Aku gak mau kehilangan kamu lagi." Devan masih berbicara.
Rumi pun bangkit dari kasurnya dan membuka pintu. Ia turut duduk dihadapan Devan.
"Aku shock pulang kerja disamperin Rusdi. Dia yang ngasih tau aku kalo baru aja terjadi sesuatu sama kamu." Kata Rumi bercerita.
"Rusdi?? Rusdi mantan kamu? Ngapain dia??? Tau darimana?" tanya Devan kebingungan.
Rumi mengedikan bahu. "Gak tau."
"Jangan-jangan......"
Rumi menggeleng. "Jangan suudzon. Semoga aja enggak."
"Tapi darimana dia tau??" Devan mulai emosi. "Shit! Kenapa dia gak pergi-pergi dari hidup kamu sih, Rumi??"
Rumi masih menggeleng. "Kita cuma temen sekarang kok. Tapi kalo dia ngebahas masa lalu, sering gak aku tanggepin."
"Dia udah punya cewek juga!" kata Devan kesal. "Dia ngomong apalagi? Sempet ngungkit masa lalu juga?"
Rumi mengangguk. "Ngungkit.. kejadian itu."
Air muka Devan berubah.
"Aku gak mau inget kejadian itu." Kata Devan masih belum bisa terima kejadian yang pernah menimpa Rumi.
"Apalagi aku." timpal Rumi menunduk.
"Jadi ini ya yang kamu rasain begitu tau kejadian tentang aku." kata Rumi lagi.
Devan pun mengangguk.
"Baikan ya, sayang? Maaf udah bikin kamu shock kayak gini." kata Devan menatap Rumi tulus.
Rumi pun mengangguk.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali [COMPLETE]
Romance"Kamu gak perlu ngemis cinta dari aku, Devan. Tanpa kamu minta sekalipun hati aku selalu ada buat kamu" *** Aku tidak pernah menyalahkan pertemuan kita. Karena dari dulu, aku selalu percaya satu hal; segala sesuatu yang terjadi pasti memiliki alasan...