Gw memasuki ruangan galvin setelah beberapa menit gw tinggal.
"Kalian mau kemana?" Tanyaku yang bingung. Mereka yang masih terdiam tidak berbicara.
"Itu kenapa galvin ditutupin mukanya, jawab gw din, bel!"ucap ku yang suaranya mulai meninggi.
"Galvin al!" Ucap dinda yang munurunkan air matanya.
"Kenapa din? Lo ga bisa jawab? Kalian kenapa ga bisa jawab gw? Ada apa?" Ucapku yang mulai nurunkan air mata yang semakin lama semakin deras.
"Kenapa vin lo ninggalin gw setelah merubah perasaan gw ke lo vin? Kenapa?" Ucap gw yang terus menerus menurunkan air mata yang deras.
"Mbaaa mbaa bangun mba, sudah selesai" ucap seseorang gw pun langsung terbangun dari tempat tidur.
"Makasih ya mba"
"Sama- sama"
Gw pun meninggalkan ruangan itu dan pergi menuju toilet untuk mengoleskan lipsbam dibibir gw agar ga keliatan pucet dan langsung bergegas pergi kekamar galvin dengan jantung yang begitu berdebar cepat, gw takut apa yang tadi gw impiin terjadi.
Tokk tokk
Gw mengetuk pintu dan langsung masuk kekamar galvin.
"Kalian mau kemana? Kok pada berdiri?" Tanyaku dengan jantung yang berdebar cepat tidak seperti biasanya.
"Mau donorin dara buat galvin, siapa tau ada diantara kita ada yang cocok" ucap karel.
"Hufft"
"Kenapa al?" Tanya gary.
"Hah? Oh, gapapa" jawabku dengan perasaan lega.
"Kok muka lo pucet al? Kenapa? Kek orang abis donorin darah aja haha" ucap abel yang membuat jantung gw berdebar lagi dan lagi. Padahal sebelum gw ruangan galvin gw sempet ngolesin lipsbam biar ga keliatan pucet tapi masih juga gw keliatan pucet.
Tokk tokk
Seseorang mengetuk pintu dan membukanya pelan2.
"Permisi" ucap suster sambil masuk kedalam ruangan.
"Iya? Ada apa sus?" Tanya dio.
"Ini saya mau memberikan darah yang sudah didapatkan dan cocok buat galvin"
"Loh? Siapa yang mendonorkan darahnya?" Tanya rivan
"Mm kata yang mendonorkannya dia minta tolong buat tidak memberi tahunya dan pihak rumah sakit pun tidak bisa memberi tahunya" ucap suster itu.
"Yang mendonorkannya perempuan atau laki2 sus?" Tanya dinda.
"Perempuan, baik saya sudah selesai memasangnya. Saya pamit dulu ya, kalo ada apa2 pencet bel aja" ucap suster itu yang berjalan keluar.
"Makasih sus" ucap dio. Suster itu hanya tersenyum.
"Oh iya, gimana ceritanya galvin bisa masuk rumah sakit?" Tanyaku.
"Oh iya, gw lupa. Kenapa dimas dan galvin bisa berantem?" Lanjut dinda.
"Iya kenapa tuh?" ucap abel.
Dio, nico maupun rivan tidak ada yang mau membuka mulutnya untuk bercerita.
"Kalian ga ada yang mau cerita? ga ada yang mau kasih tau gitu?" Ucap gary.
"Oh, okayy" ucapku yang kesal tapi nyantai. Mereka ber3 masih saja terdiam.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
4 derik...
5 detik...

KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible
Roman pour AdolescentsSeorang perempuan cantik bernama Alicia yang cuek tapi kadang cerewet . Suatu ketika sekolahnya kedatangan anak baru laki2 yang sedikit badboy dan sifatnya yang dingin dengan hatinya yang amat sangat beku. 'Apakah aku bisa meluluhkan hati mu yang s...