Dua puluh sembilan

1.5K 71 0
                                    

Aku udah gak kuat. Gak mungkin aku tetap ngasih motivasi ke Roy kalo keadaan hubungan kami kayak gini. Aku harus jelasin semuanya ke bu Sari gak peduli apapun tanggapannya. Kalo guru aja gak bisa, kenapa harus jadi kewajibanku?

Sekarang aku sudah sampai di pintu ruang guru. Mencari sosok yang ingin kutemui, bu Sari. Oh dia ada di pojok ruangan dengan teh manis panasnya

"Permisi bu"
"Iya Fittara?" jawabnya lembut. Tidak seperti saat dia bersama Roy.
"Bisa minta waktu sebentar?" kami pun pergi ke kantin agar tidak menjadi pertanyaan guru guru lain yang ada disana.

"S-saya gak bisa lagi bu" dia menyipitkan matanya meminta penjelasan.
"Saya gak bisa lagi ngingetin dia solat, belajar, berhenti merokok atau apalah itu yang berhubungan dengan bang Roy."

"Baik, ibu mengerti nak. Tapi kalau boleh tau apa ya alasannya?"  Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus jujur mengenai hubungan kami?

"Emm. Ng-gak bu. Eh maksud saya. Kalo dia mau berubah kan.. Itu niat dari diri sendiri bu.. B-bukan dari orang lain. Lagian harusnya dia berubah karna Allah bukan saya" jelasku walau sedikit terbata bata. Sekarang aku sudah lega bisa mengatakan ini.

"Oke oke, terimakasih ya. Kalo gitu ibu permisi." katanya.

--------

Author POV

Dari tadi Roy memperhatikan dan mencoba menguping sedikit pembicaraan Tara dan bu Sari. Bu Sari tidak masuk di kelas X Ipa, jadi otomatis omongan itu bukan mengenai pelajaran.

Sepertinya ini ada hubungannya denganku. Aku harus mencari tahu.

Dengan langkah cepat Roy menghampiri Tara yang baru saja ditinggalkan oleh bu Sari.

"Hai Taraa." sikapnya masih sama seperti biasa.

'Gila banget sih, kayak gak ada masalah aja' batin Tara.

"Barusan ngomong apa sama bu Sari?"
"Gak ada, gak penting, permisi"
Tara pergi dengan perasaan campur aduk.

Kevin : "Pulang bareng yuk, nanti kita ke taman"
Fittara : "Aku ada urusan."
Kevin : "Aku tunggu sampe siap"
Fittara : "Yaudah. Jam 4"
Kevin : "okee, see ya!!❤"

--------

Orang yang ditunggu tunggu akhirnya datang juga. Hampir dua jam Kevin menunggu Tara di parkiran sekolah. Sekarang mereka jalan jalan di taman yang biasa mereka kunjungi dulu sebelum putus.

"Ra, i miss you" Tara hanya memasang senyum palsu yang sudah jelas Kevin menyadarinya.
"Kamu kenapa sih Ra? You changed."
"Gapapa kok vin. Miss you too" katanya.
"I know you are not" kata Kevin merangkul Tara.
"Nyanyi yuk Ra. Canggung nih"

Mereka pun menyenandungkan lagu dari Maudy Ayunda - Cinta datang terlambat.
"Mungkin memang ku cinta,
Mungkin memang ku sesali,
Pernah tak hiraukan rasamu dulu...

Aku hanya ingkari
Kata hatiku saja
Tapi mengapa kini..
Cinta datang terlambat.."

Sekarang Kevin memeluknya. Meluapkan segala rindu yang ia pendam selama ini. Begitu pula Tara, menumpahkan seluruh emosi yang dia rasakan sekarang. Sampai air matanya hampir menetes lagi.

I know you are not okay, Ra. I will let you get your happiness back. I swear.

Unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang