Part 1

2.5K 218 35
                                    

Terlihat dua orang gadis dengan seragam putih abu-abunya berjalan tergesa-gesa menuju halte. Selama perjalanan mereka tak henti-hentinya saling menyalahkan, membuat orang-orang yang mereka lewati menatap dengan tatapan heran. Suara dari salah satu gadis dengan gigi bergingsulnya cukup membuat siapa saja yang mendengarnya meringis.

Keduanya semakin mempercepat langkah mereka untuk sampai ke halte. Tak ada yang mau kalah ataupun mengalah. Jika salah satu diantara mereka ada yang semakin mempercepat langkahnya, maka gadis satunya lagi akan melakukan hal serupa.

"Iih Nabilah, ngapain sih ngikutin Gaby?"

"Apaan sih? Ogah amat gue ngikutin lu!"

Tanpa menghentikan atau memperlambat langkahnya, mereka terus saja saling menyalahkan.

"Nabilah ngapain sih deket-deket Gaby?!"

"Siapa yang deket-deket elu sih? Elu nya aja kali yang ngedeketin gue."

"Gak usah teriak-teriak telinga Gaby sakit!"

"Diem napa lu daritadi nyalahin gue mulu."

"Kalo Gaby gak mau diem, Nabilah mau apa?"

"Mau nyumpel mulut elu pake stoking banci."

"Iih jorok."

"Tau ah berisik lu!"

"Kan dari tadi yang teriak-teriak Nabilah, ya jangan salahin Gaby lah."

"Disuruh diem juga masih aja nyerocos."

"Iih orang Nabilah yang gak mau diem."

"Bodo amat lah."

Sampai langkah mereka berhenti di halte dengan nafas yang sama-sama terengah. Pagi ini udara cukup dingin tapi buliran keringat mengalir dari pelipis kedua gadis tersebut yang tak lain bernama Nabilah dan Gaby. Bahkan seragam putih mereka sedikit basah karena keringat. Mereka sama-sama mengatur nafasnya setelah lelah berjalan cepat disertai dengan adu mulut.

Tak perlu menunggu lama, sebuah bus berhenti tepat di depan mereka. Lagi-lagi tak ada yang mau mengalah untuk masuk terlebih dulu ke dalam bus. Nabilah dan Gaby saling tarik menarik berebut untuk masuk kedalam bus.

"Gab, awas kek jangan ngalangin jalan gue!" Ucap Nabilah dengan suara yang cukup nyaring.

"Nabilah aja awas Gaby mau baik bus." Balas Gaby tak mau kalah.

"Gue duluan, Gaby."

"Gak mau, Gaby duluan."

"Gak mau pokoknya gue duluan awas!"

"Nabilah ngalah sama Gaby dong."

"Elu tuh harusnya ngalah sama gue yang badannya lebih kecil dari elu!"

"Gak mau, awas!"

.

.

.

Keduanya sama-sama berlari cepat setelah turun dari bus di halte dekat sekolah mereka. Raut panik menghiasi wajah keduanya karena melihat jam yang menunjukan bahwa bel masuk sekolah telah berbunyi 5 menit yang lalu. Keduanya sama-sama terlambat karena keributan yang mereka ciptakan sendiri.

"Gara-gara elu sih Gab, telat kan jadinya!" Kembali perjalanan mereka dihiasi dengan keributan yang diawali dengan suara menggelegar milik Nabilah.

"Apaan kok Gaby sih? Nabilah tuh gara-garanya gak mau ngalah sama Gaby."

"Dih harusnya elu tuh ngalah sama gue biar gak telat!"

"Gak bisa gitu dong."

"Ya bisain aja kali, Gab."

Pernikahan Dini [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang