Malam telah semakin larut, tapi Nabilah belum juga berniat untuk tidur. Sedari tadi yang ia lakukan hanyalah berjalan mondar-mandir. Ia sedang memikirkan sesuatu yang membuatnya nampak gelisah. Ponsel yang sedari tadi ia pegang berkali-kali ia gunakan hendak menelpon seseorang. Namun, berkali-kali juga ia urungkan.
"Hhh... Telpon apa kagak yak?"
"Udeh telpon ae dah."
"Eeh... kagak jadi dah, ngapain juga gue nelpon tuh anak."
"Tapi gue pen nelpon dia, wadooh gue nape sih ini!"
Nabilah menepuk keningnya karena merasa bingung dengan jalan pikirannya sendiri. Akhirnya ia memutuskan untuk menelpon seseorang. Ia menggigit bibir bawahnya merasa gugup saat panggilan tersambung.
"Hallo"
***
Gaby merebahkan tubuhnya di atas kasur karena kantuk yang mulai datang. Ia telah bersiap akan pergi ke alam mimpi. Namun, saat matanya baru saja terpejam. Sebuah panggilan masuk dari ponselnya membuatnya harus kembali membuka mata. Ia berdecak kesal lalu bangkit mengambil ponsel yang berada di atas nakas.
"Iih siapa sih?" Gerutunya, keningnya berkerut karena nama yang tertera dilayar ponselnya adalah Nabilah. Tak perlu banyak berfikir, Gaby pun mengangkat panggilan dari Nabilah.
"Hallo."
"Woy lama amat sih ngangkat nya!" Gaby sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya saat mendengar suara seseorang yang menelponnya. Ia sedikit meringis karena suara nyaring tersebut.
"Adehh... iih Nabilah, ngapain sih nelpon Gaby malem-malem gini? Mana teriak-teriak segala lagi."
"Ya suka-suka gue dong mau nelpon lu kapan aje."
"Diih kok Nabilah ngegas sih?"
"Sape yang ngegas sih? Gue b aja ladahap."
"Au ah udah Gaby mau tidur."
"TUNGGU!"
"Astaga! Telinga Gaby dengung-dengung iih."
"Jan di tutup dulu elah buru-buru amat."
"Gaby udah ngantuk, Bil. Lagian Nabilah ngapain sih nelpon Gaby?"
"Gue... gue engg.. nelpon elu itu...-"
"Apa?"
"Mau nanyain PR iya PR."
"Tumben?"
"Nape? Kagak boleh?"
"Boleh kok, mau nanya PR apa?"
"PR apaan yak?"
"Iih Nabilah gimana sih?"
"Hehehe... Kagak jadi dah tidur ae sono lu."
"Nabilah gak jelas, udah ah bye."
Panggilan pun di akhiri lebih dulu oleh Gaby. Ia meletakan kembali ponselnya di atas nakas lalu kembali merebahkan tubuhnya.
Drrt... Drrt...
Getaran dari ponselnya membuat Gaby harus kembali bangun. Gaby mendengus mengambil ponselnya lalu melihat siapa yang mengirimnya pesan.
Nabilah : Good night Gab, jan lupa mimpiin gue biar vvarokah idup lu
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Dini [Completed]
FanfictionTatap masa depan, berpegangan dan mulailah dengan waktu