T I G A B E L A S

3.1K 164 4
                                    

Sedangkan gadis yang sedang dibicarakan hanya bisa terus terisak dibalik pintu kamarnya yang kemudian kakinya tak kuat menahan tubuhnya dan ia merosot jatuh kelantai dengan isakan yang tak dapat ia bendung lagi.

"Temen ron? Numpang ya? Hiks hiks" ucapnya lirih disela-sela isakannya.

***

Waktu sudah menunjukkan 22.00 artinya sudah hampir 5 jam Diandra didalam kamarnya, dan sudah 15 menit yang lalu Ashifa pulang.

Baron baru saja memasuki apartemennya setelah mengantar Ashifa ke lobby . Dia mendudukkan pantatnya ke sofa bewarna hitam putih itu, matanya berkeliling, rasanya seperti ada yang menjanggal diotaknya.

Saat matanya melihat pintu kamar yang bertuliskan nama "Diandra" dipintunya dia baru ingat sesuatu, bahwa gadis itu sudah 5 jam belum keluar kamar dan yang lebih penting adalah gadis itu melihat dan mendengar semuanya.

Dia sadar bahwa dia sudah menyakiti hati gadis itu.

.

Suara jam berdetak terdengar diseluruh apartemen dua sejoli itu. Ya pagi-pagi seperti ini tak ada yang memulai pembicaraan. Dan tak ada yang bertemu semenjak kejadian tadi malam.

Kreet

Suara pintu kamar Diandra terdengar, dan lebih terdengar saat Diandra menutup pintu kamarnya.

Ia melangkah menuju rak sepatu dan memakainya, lalu segera beranjak dari tempatnya dan melangkah gontai menuju sekolah.

Sesaat setelah Diandra pergi, Baron baru keluar dari kamarnya dan melakukan hal yang sama dilakukan oleh Diandra lalu keluar dan bergegas ke sekolah.

.

Dug

Dug

Dug

Suara bola yang terdengar begitu Diandra memasuki sekolahnya.

Langkahnya gontai, kantung mata menghiasi mata indahnya, dan mukanya lesu. Sama seperti saat Baron meninggalkannya dan lebih memilih menjemput Cecil sampai Diandra harus naik angkutan umum dan membuatnya berantakan. Bahkan saat ini lebih berantakan atau kacau dari saat itu.

Bahkan sekarang ia sudah menjadi tontonan disepanjang lorong menuju kelasnya, bahkan tak sedikit yang membicarakan penampilannya saat ini.

"Ron" ucap Raka memanggil Baron yang sedang fokus memainkan bolanya.

Merasa panggilannya tak digubris oleh Baron, Rakapun bangkit dan menarik lengan Baron sehingga bola yang sedang ia mainkan terlepas dari tangannya.

"Eh anak curut ngapain lo narik-narik gua tai"

"Yeee manusia penuh dosa dan guanya yang suci malah nyolot lo" bela Raka.

"Eh anak bekecot ngapain si lo elah"

"Gua panggilin juga lu sat!" Ucap Raka.

"Ngapain lo manggil gua? Ngefans? Oke gua udah tau gak usah mengakuinya juga" ucapan Baron membuat Bisma dan Aldo tertawa terbahak-bahak, apalagi setelah melihat ekspresi Raka yang bengong.

TAKEN #1 - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang