T I G A P U L U H D U A

838 61 5
                                    

"Mungkin ini sudah takdirnya. Dan saya menerima. Terimakasih semesta."

---

Diandra terdiam, terpaku dan tak bisa berkata melihat pemandangan menyakitkan yang ada di depannya.

Teman-teman Baron yang baru saja sampai langsung terdiam melihat tubuh Diandra yang bergetar.

Dihadapannya, Baron dan Lala sedang tertawa lepas seperti tanpa beban. Semakin membuat hatinya sakit saat dia sadar bahwa Baron bahkan tidak ingat akan dirinya. Dan Diandra menangis mengetahui fakta itu.

Bisma yang tak tahan dengan pemandangan di depan nya langsung mengambil tindakan dengan memberi kabar Baron Via Whatsapp.

Bisma : "ARAH PINTU MASUK KANTIN!"

Dan Bisma bisa melihat Baron yang sedang membuka handphone nya dan langsung menoleh ke arah pintu masuk kantin, tempat Diandra berdiri dengan tangis yang masih ada.

Baron kaget, berdiri dengan kaku dengan perasaan yang sulit diartikan.

Namun handphone nya kembali bergetar.

Bisma : "SAMPERIN TOLOL!"

Dan Baron tersadar sehingga ia langsung berjalan menghampiri Diandra yang masih menangis.

Diandra yang sadar bahwa Baron sedang berjalan ke arahnya hanya bisa diam, dan menerima semuanya.

Dan sampailah Baron di hadapannya.

"Di" Kata pertama yang Baron ucapkan mampu membuat Diandra menggigit bibir bawahnya, menunduk dan kembali menangis dengan sakitnya.

Baron sakit melihatnya, namun ia sendiri tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Semuanya terasa buram dan abu abu.

Diandra kembali mengangkat kepalanya, menarik nafas sebentar dan mulai berbicara "Ron, aku seneng kamu gapapa."

Mendengar itu perasaannya mulai bermasalah "Di"

Diandra menggeleng "Enggak papa, aku gapapa."

Kembali, perasaan Baron mulai tidak enak "Di, please"

Diandra tersenyum memaksa "Mungkin ini jawabannya."

Seperti ada yang mengganjal di hatinya "Apa maksud kamu?"

Diandra melihat manik mata Baron "Ya jawaban, dari semua pertanyaan aku dari kemarin."

Menarik nafas sebentar Diandra mulai kembali berbicara "Aku mau kita udahan ya Ron--"

Baron tercekat "Di, apa apaan sih"

Diandra tersenyum "Makasih buat semuanya, dan maaf kalau anak manja ini suka bikin kamu kerepotan."

Baron menggeleng "Enggak Di enggak"

"Kamu bebas kok Ron, sayap kamu udah bisa terbang bebas sekarang." Ucap Diandra melanjutkan.

Baron berusaha menggenggam tangan Diandra, namun Diandra terus menolak "Di aku minta maaf, please"

Diandra menggeleng "Aku udah maafin kok. Dan maaf kita harus udahan." Ia kembali tersenyum, menyentuh pipi Baron lembut "Bye Ron" Lalu bergegas pergi meninggalkan Baron dan sekolahnya.

"DIANDRA" Teriak Baron menggema memenuhi kantin dan lorong menuju lapangan, membuat Diandra semakin menangis dan mempercepat larinya.

Baron diam, tak bisa berlari untuk mengejar seperti apa yang hatinya inginkan. Ia hanya bisa menunduk dan meratapi kebodohannya yang bisa saja masuk ke dalam perjanjian bodoh itu.

Bisma yang kesal lantas berjalan dan menghampiri Baron "LO GOBLOK APA TOLOL? KEJAR BEGO KEJAR, JANGAN MALAH DIEM AJA" Bentaknya seraya mengguncang tubuh Baron yang seakan tak mampu bergerak itu.

Raka maju "Kenapa lo malah diem ? Kejar Ron kalau lo gamau dia pergi" ucapnya dengan tenang.

Bisma kesal bukan kepalang melihat tingkah bodoh temannya itu "JAWAB GOBLOK!" Bentaknya lagi.

"Gua gabisa" ucap Baron pelan, dimana langsung membuat Bisma memberikan bogeman mentah kepada Baron.

Dibelakang sana, di meja tempat Baron berada sebelumnya, ada wanita yang sedari tadi memperhatikan dengan hati yang bahagia.

Layaknya drama korea, ia tetap menonton nya seraya memakan makanan yang tadi Baron pesan kan untuknya.

Ia tersenyum penuh kemenangan seraya melipat kedua tangannya di dada "Rencana sukses" Ucapnya pelan.










---

Yeppy aku update lagi.
Aku mau ngasih tau nih kalau setelah ini adalah part terakhir loh, dan kita akan segera memasuki TAKEN 2.

yeayyyyyyyyy

jadi ayo vote dan recommend ke temen kalian ya

TERIMA KASIH ATAS DUKUNGAN NYA :)

I LOVE YOU EVERYBADEHHHHHHH

Sabtu, 14 Juli 2018

TAKEN #1 - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang