T I G A P U L U H T I G A

856 53 1
                                    

"Pergi, Hilang, dan Lupakan."

---

"Makasih ya kak udah mau nganterin aku." Ucapnya seraya menyunggingkan senyum manis yang mau tidak mau harus Baron balas.

Baron mengangguk masih dengan tersenyum "Iya gapapa. Bilangin Mama ya La, maaf kakak gabisa mampir."

"Iya kak nanti lala sampaikan."

Baron pun menyempatkan untuk mengusap lembut puncak kepala Lala, yang tanpa sadar hal itu mampu membuat harapan Lala kembali memuncak "Kakak pulang ya La." Ucapnya seraya masuk kedalam mobil.

Lala mengangguk dan tersenyum manis "Dadah ka and see you."

Tak mau berlama-lama. Baron pun langsung menjalankan mobil nya menuju apartemennya.

Sedari tadi perasaannya tidak enak. Jujur, setelah kejadian di kantin hari ini. Baron benar-benar tidak bisa untuk tidak memikirkan Diandra. Bahkan Lala yang selalu mengajaknya bicara selalu ia abaikan.

Tak mau membuang waktu Baron pun mencoba untuk menghubungi Diandra. Dimana tadi ia ingin menelfon, namun tidak bisa karena kehadiran Lala.

"Maaf. Nomor yang Anda tuju tidak dapat di hubungi..."

"Ah sial!" Ucap Baron yang nampak frustasi karena handphone Diandra yang tidak dapat di hubungi.

Tak putus asa ia pun kembali mencoba menghubungi Diandra. Namun, sekali, dua kali, dan ketiga kalinya pun masih tidak dapat di hubungi.

Dan Baron pun langsung menambah kecepatan laju mobilnya.

---

Brak!

"DIANDRA"

"DIANDRA'

"DI KAMU DIMANA?" Teriak Baron sesampainya di apartemennya, namun tak ada tanda-tanda keberadaan Diandra.

Baron pun lantas berlari menuju kamar Diandra, kosong.

Mencoba mengecek di kamar mandi, kosong.

Namun saat ia melewati lemari pakaian Diandra, ia pun langsung mematung. Kosong, isi lemari itu kosong.

Dan Baron pun langsung tersadar bahwa apa yang telah ia lakukan adalah bencana hatinya.

---

"

Mama." Panggil Diandra kepada mamanya yang nampak terkejut karena anak kesayangannya sekarang sudah berada di hadapannya dengan membawa kopernya.

"Loh Di, kok kamu disini? Loh terus itu juga kenapa kopernya kamu bawa ?" Tanya Mama nya yang nampak khawatir akan apa yang di lakukan Diandra.

Diandra menunduk, menyembunyikan wajahnya yang nampak sembab sehabis menangis. "Loh sayang, kenapa? Cerita sama mama." Rayu sang Mama.

Diandra mendongak yang langsung membuat sang Mama terkejut melihat mata anaknya berair dan sembab karena menangis. "Astaga sayang kamu kenapa?" Ucapnya seraya memeluk sang anak.

"Baron Ma, hiks Ba.. Baron Ma." Ucapnya di sela-sela tangisnya.

Mamanya pun mengelus kepala Diandra, dimana hal itu yang selalu mampu membuat Diandra tenang "Kenapa sama Baron sayang?"

"Di.. Dia selingkuh." Ucap Diandra dan kembali menangis sesegukan.

Mamanya yang melihat bagaimana kondisi anaknya sekarang sangat khawatir dan marah. Khawatir karena bisa saja Diandra jatuh sakit. Dan marah karena Baron telah melalaikan kepercayaan yang selama ini mereka berikan.

Sang Mama pun langsung mengambil handphone nya dan mengetikkan beberapa nomor yang langsung tersambung dengan sang Papa.

"Aku mau kamu batalin perjodohan Diandra dan Baron Mas."

"Loh kenapa sayang?"

"Dia selingkuh Mas, dia selingkuhin anak kamu."

"Aduh kamu itu dapat berita lawakan ini dari mana sih sayang?"

"Lawakan apa sih Mas. Ini tuh beneran."

"Ck ck ck kamu pasti habis nonton sinetron ya ? Atau kamu habis gosip sama geng kamu itu?"

"Mas. Kamu kalau ga percaya, sekarang kamu bisa pulang dan lihat gimana kondisi anak kamu sekarang."

"Yang kamu serius?"

"SERIUS MAS IH ALAH!"

Setelah itu telfon langsung sang Mama matikan secara sepihak. Biarkan, biarkan papanya pulang dan melihat sendiri keadaan anaknya.

Sang Mama pun menghela nafasnya melihat Diandra yang masih menangis "Udah ya, sekarang kamu ke kamar. Mandi. Terus siap-siap."

Diandra mendongak "Kita mau kemana Ma?"

Mamanya tersenyum sambil mengelus puncak kepala Diandra "Pergi, yang jauh. Supaya dia sadar, kalau anak mama itu gak pantes di sakitin."

Dan Diandra hanya bisa terdiam dan menerima semuanya saat sang Mama langsung menelfon orang kepercayaannya untuk mengurus segala sesuatunya.

---

Hanya segini.
Karena aku ga kuat nulisnya.
Sedih aja gitu :(

Btw bentar lagi TAKEN 1 tamat.
Dan otw TAKEN 2 :(

Kamis, 16 Agustus 2018

TAKEN #1 - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang