S A T U [FIX]

11.9K 313 5
                                    

Hay guys ini cerita kedua gua ya. Semuga aja kalian suka. Judulnya emang familiar ya pastinya tapi alur ceritanya beda kok. So tunggu apalagi? Selamat membaca :)




***




"Ha? Apaan ma? Tunangan? ENGGAK!" Mendengar perkataan seorang wanita paruh baya yang sering ia Panggil Mama, dan secara tiba-tiba aja memberi tau seorang gadis cantik yang nampak sedang di dalam kamarnya itu tentu membuat ia terkejut.

Bagaimana tidak, ia yang awalnya nampak Baik-baik saja dengan hidupnya harus berubah hanya karena kata pertunangan.

"Kamu harus mau sayang, karena anak mama itu cuma kamu, jadi mama mau yang terbaik buat kamu" curhat mamanya.

"Tapi ma..." Gadis itu masih berusaha untuk melawan rencana mamanya.

"Gak ada tapi-tapian, pertunangan kamu lusa! Mama udah beliin kamu gaun cantik , gaunnya ada dikamar kamu" pernyataan mamanya barusan malah semakin membuat gadis itu menganga. Ia akan bertunangan lusa ? Secepat itu hidupnya berubah ?







***








"What? Tunangan?" Pria yang sama seumuran dengan gadis tadk pun sontak kaget mendengar pernyataan mamanya barusan, ia yang lagi asik-asiknya main game, tiba-tiba dikabarkan kalau ia bakal tunangan.

"Iya, tenang aja calon kamu cantik kok, oh iya lusa ya pertunangannya, jas kamu ada dilemari udah mama beliin kemarin" jelas mamanya panjang lebar, membuat pria itu yang sedang minum teh tiba-tiba ingin mengeluarkannya kembali.

"Bukan masalah cantik atau enggaknya ma, tapi ini tuh udah kaya jaman siti nurbaya aja ma perjodohan segala" bantah Nya kepada sang mama membuat mamanya bergidik heran mendengarnya.

"Udah gak usah bantah! Kamu sayang mama kan?!" Hal ini yang selalu membuat pria itu bungkam.

"Iya deh ma iya elah!"






***







"Tampan" gua berbalik mendengar sebuah perkataan itu, mama yang sudah berada dibelakangku memuji akan ketampananku, tak lama kemudian air mulai turun dari mata indahnya.

"Udah ma jangan nangis" ku peluk mamaku yang kini memang menangis sesegukkan.

"Mama gak nyangka aja kalau anak mama bakal ninggalin mama cepet banget" kata-kata ini ngebuat gua aneh

"Kan mama yang nyuruh" gua menaikkan satu alis mata gua, sumpah! Ini mama gua konyol banget, dia yg nyuruh, dia yg sedih, cik!

"Oh iya hehe, yaudah ayo turun, mobil udah nunggu, oh iya kamu bawa mobil sendiri ya karena setelah dari sana kamu langsung ke apartemen yang udah mama beli" penjelasan mama yang satu ini lebih ngebuat gua jantungan.

"What the fuck?"

Gua langsung masuk kedalam mobil sport hitam yang bokap beliin pas ultah gua ke 16. Gua melaju santai, bodo amat sama bonyok (bokap nyokap) yang buru-buru didepan.






***





Acarapun dimulai, membuat seluruh tamu terfokus hanya kepada acara, dari atas gadis itu bisa mendengar sorak-sorak para tamu menandakan sang pembelai pria telah hadir. Diam-diam ia berdecak sebal karena acaranya akan segera dimulai, benar saja tak lama kemudian seseorang telah memanggil gadis itu untuk turun segera.

"Dafuck!! Shit!! Damn!!". Batinnya bergerutu.

Iapun turun, ia bisa melihat dari atas situ seluruh ruangan berisi tamu-tamu yang mayoritas keluarganya dan keluarga tunangannya. Sampai akhirnya ia sampai dan matanha membulat total setelah melihat bahwa tunangannya adalah...

"Baron!"
•ya, Raden Baron Adimas,kelas XI IPS 1, dan diberi julukan Badboynya Netherbi•
"Diandra!"
•ya, Diandra Maharani Putri, kelas XI IPA 1, dan anak yang biasa aja•

Secara tidak sengaja mereka mengucapkan nama mereka bersamaan.

"Astagaaaaa Tuhan tolong eneng". Batin Diandra.

"Mleduk kek authornya bikin cerita masangin gua sama Diandra!". Batin Baron



***




"Nah Diandra sayang, kamu bisa langsung pulang sama Baron, mama udah kirim koper kamu ke Apartemen kalian"

"What the ??" Diandra terpaku mendengar perkataan mama itu, rasanya jantung didalam tubuhnya itu pengen copot mendengar semua.

"Iya, kalian akan tinggal serumah, kata mama sih biar lebih dekat dan terbiasa nantinya" Papanya pun juga mendukung ucapan sang mama.

Diandra yang tidak bisa apa-apa lebih memilih diam dan mengikuti rencana busuk (pertunangan) kedua orang tuanya yang jodohin anak semata wayangnya ke cowok brengsek kaya Baron.

Diandra mengikuti Baron dari belakang dan membuka pintu mobilnya. Didalam mobil mereka hanya diam-diaman hingga akhirnya kemarahan Diandra yang sudah memuncak membuat ia memecah keheningan.

"Knp lo mau tunangan sama gua?! Gasadar kalo lo cowok brengsek seNetherbi?!"

"Wess santai non! Gua juga ogah dijodoh-jodohin kaya gini, apalagi setelah gua tau klo cewek yang mau dijodohin ke gua itu, ELO! DI-AN-DRA!" Ucap Baron tak kalah keras.

"Lo pikir gua mau tunangan sama cowok brengsek kaya lo?!!! Idihhh najong tralala iuh iuh"

"Bacot lo!"

"Turunin gua disini! Cepet! Berhenti!" Teriak Diandra dengan nada membentak membuat Baron menengok kearahnya dengan tatapan kebencian.
"Enggak!!" Balasnya dengan berteriak juga.

"Kenapa?!"

"Karena lo tunangan gua! Gua gak mau cuma gara-gara kita yg nolak pertunangan ini imbasnya ke ortu kita yg sedih!" Diandra yang mendengar itu hanya bisa terdiam, tak habis fikir ternyata Baron bisa berfikir sejauh itu.

"Gak usah liatin gua, gua tau gua ganteng"

"Idih siapa juga yang liatin"

"Lo!"

"Bacot!"






***





Sesampainya mereka di Apartemen, Diandra langsung menghempaskan tubuhnya di sofa empuk.

"Tuh kamar lo yg sebelah kanan" Baron menunjuk kamar disebelah kanan yang bertuliskan 'Diandra' , dengan wajah yang tetap lurus kedepan

"Gua juga udh tau kali"

"Kok bisa?" Baron langsung menoleh ke arah Diandra dengan muka bingung.

"Kan ada namanya bego! Baron bego! Go bego bego!" Ucapnya sambil menunjuk-nunjuk jidat Baron dengan kerasnya, entah kenapa kalo didekat Diandra ia jadi tolol begini. Dan tanpa sadar mata mereka mulai beradu pandang. 3 menit, ya 3 menit mereka beradu pandang.

Baron langsung sadar dengan apa yang terjadi dan langsung menyelesaikan keadaan yang gak ia sukai ini.

"Gua mau kekamar, dan ingat gua gak suka ditunjuk-tunjuk kaya gitu! Kalau lo masih begitu juga! Gua cium!" Senyum jail terukir diwajah Baron, membuat Diandra menjadi panik seketika.

"Ihhhhhhh mesum lo! Najis!" Teriaknya seraya berlari langsing menuju kamarnya.

BLAM!!!

Suara keras pintu tertutup membuat Baron bergidik dengan tingkah cewek barbar itu. Baron tidak yakin kalau ia akan tahan tinggal bersama Diandra.





***


TAKEN #1 - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang