T I G A P U L U H

1.1K 68 15
                                    

"Kisah cinta sejati memang akan selalu penuh dengan rintangan."

---

Diandra melangkahkan kakinya menuju parkiran. Rasanya ia ingin cepat-cepat sampai parkiran dan bertemu Baron. Entah kenapa sedari tadi fikirannya selalu tertuju kepada Baron. Seakan-akan ia harus segera bertemu Baron.

Ia terus melangkah, hingga belokan terakhir ia tiba - tiba diam dan menarik nafas sejenak, mencoba menetralkan detak jantung berlebih setiap kali ia akan bertemu Baron. Dan saat ia rasa cukup, ia langsung berbelok dan mencari mobil Baron. Ia terus melihat ke semua tempat parkir mobil, namun mobil Baron tak kunjung ia lihat.

"Masa sih gua ditinggalin." Gerutunya.

Ia pun memilih untuk berjalan keluar sekolah menuju halte seraya menelfon Baron. Namun panggilan itu tidak di jawab olehnya. Tapi Diandra tak juga menyerah ia terus menelfon Baron.

Sekali

Dua kali

Tiga kali

Baru saat panggilan yang ke empat Baron pun menjawab telfonnya.

"Halo Ron, kamu dimana? Aku kok ke parkiran kamunya gak ada sih."

"Oh maaf Ra. Tadi aku buru-buru pulang soalnya mau ketemu temen smp dulu. "

"Emangnya ada urusan apa?"

"Ngomongin reuni biasa."

"Yaudah. Kamu pulang kapan?"

"Gatau sayang.  Nanti kalau udah selesai aku langsung pulang deh. "

"Bener y---"

Belum sempat Diandra melanjutkan ucapannya sambungan telefon tersebut langsung mati dengan sendirinya. Diandra hanya bisa menghela nafas seraya mencoba mengerti bahwa Baron juga pasti butuh waktu dengan teman-temannya.

Tak ingin terlalu di fikirkan, akhirnya Diandra menelfon taksi untuk membawa nya pulang. Tak butuh waktu lama untuk menunggu karena dalam 10 menit taksi sudah datang di depan gerbang sekolah Diandra.

Selama perjalanan menuju rumah entah kenapa Diandra memikirkan Baron.

Dimana laki laki itu?

Apa benar ia reuni?

Berapa banyak yang ikut ?

Ada siapa saja?

Atau bahkan sampai kepada, apakah ia sudah makan?

Terdengar posesif memang, namun semua yang ia fikirkan itu adalah hal yang wajar untuk seorang wanita kan ? Katakan padaku jika aku salah, dan aku akan minta maaf nanti kepada Baron.

Tapi sungguh, Diandra cemas dibuatnya.


.

Kini Diandra sudah berada di apartemen nya, Baron juga belum pulang sampai saat ini. Padahal hari sudah mulai larut. Diandra yang seharusnya sudah makan, bahkan sampai saat ini belum makan. Ia terlalu khawatir, apalagi Baron belum mengabari nya lagi setelah telefon tadi saat pulang sekolah.

Diandra menghela nafas, ia harus makan fikirnya, karena kalau tidak Baron pasti akan marah. Tapi ia terlalu malas untuk makan sendiri di apartemen. Sampai akhirnya Diandra memutuskan untuk makan di restoran saja.

TAKEN #1 - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang