2. Bittersweet

6.4K 297 7
                                    

Pls tanganku gatel banget :)

Jadi aku update sekarang deh yaa

Selamat bacaaa 💙💙

∆∆

"Nne Anne woy!, pacar lo!, pacar lo tayi!" teriakan melengking Alina langsung tersebar hingga ke seluruh penjuru kelas.

"Nne woy, anjir nih anak. Heh dengerin gue!!"

"Apa sihh?!" jawab Anne sambil melepas headset dari telinganya.

"Ituuu tuhh pacar lo!, Alvaro ketauan lagi tawuran!"

"Oh."

Alina langsung terkejut melihat ekspresi yang dikeluarkan Anne. Datar banget ini anak, gatau pacarnya lagi sekarat apa, batin Alina.

"Oke oke, lo boleh aja sekarang sok cuek. Tapi kalo lo udah denger kabar Alvaro yang sekarang lagi di uks soalnya habis kena tusuk di perut pasti lo bakal teri..."

"Anjir apa?!, Mana Alvaro?!"

∆∆

"Lo goblok, tau gak lo?"

"Ck, udah tau gue lagi sakit, masih aja lo ajak berantem."

Keanne langsung mendesah pelan.

"Ga gitu Al, bukan gue ngajak lo berantem, gue tuh cuma takut aja gitu kalo lo tiba-tiba gabisa bangun lagi."

"Tay. Jadi lo secara gak langsung doain gue biar mati supaya lo bisa dapet cowok baru, iya gitu?"

"He tomang ga gitu lah. Gue kan sayangnya cuma sama lo."

Sesaat hati Alvaro langsung merasa hangat saat mendengar kata-kata indah yang dilontarkan Anne.

"Ke janji ya sama gue, tetep di samping gue. Meskipun gue goblok kaya yang lo bilang."

"Apa?, serius lo?, mending cari cowo lain gue dari pada stay here disini sama cowo goblok."

"Gue geplok lo sekali lagi ngomong kaya gitu." ujar Alvaro penuh penekanan sambil memandang tajam Anne.

"Duh posesif kambuh eaa eaa."

"Diem lo. Sakit gue. Ganggu."

"Yade yang lagi sakit." Keanne langsung memainkan hpnya setelah mengatakan itu.

"Ke.."

Tidak ada jawaban.

"Woy Ke.."

Masih tidak ada jawaban.

"Anjir Ke!"

"Ih apasih?!, tadi kan lo suruh gue diem!!"

"Hh gajadi."

Selalu begini. Perkara seperti sudah sering terjadi. Masalah kecil, tapi rasanya susah dihadapi.

Kalo biasanya orang pacaran yang ngambek lebih dominan yang perempuan, tapi sayang untuk Alvaro dan Keanne, yang selalu ngambek-ngambek gajelas pasti Alvaro.

Kalau pun Keanne yang lagi ngambek, paling sehari dua hari bahkan bisa 3 jam langsung berenti marah. Tapi kalau Alvaro?, boro-boro sejam, paling bentar Alvaro berenti marah kalo udah 6 hari.

∆∆

"Lo marah lagi."

"Gak."

Bisa dibilang Keanne sudah malas untuk berada di situasi seperti ini. Alvaro yang marah, tidak ada percakapan, dan mobil benar-benar sunyi. Hanya ada suara sepeda motor dan deru mobil sebelah.

Tidak tahan, akhirnya Keanne menangis. Menangis dalam diam. Tanpa suara.

Awalnya Alvaro ga sadar. Tapi lama kelamaan, Alvaro ngerasa kalo Anne cuma nunduk. Dan dia sadar kalo Anne nangis.

"Ke.."

"Hm." jawab Anne dengan suaranya yang agak parau.

"Ke.."

"Hmmm."

"Kalo diajak ngomong, liat orangnya!"
Bentak Alvaro, tapi tetap saja, Anne masih belum juga mau menampakkan wajahnya ke arah Alvaro.

Alvaro geram, akhirnya dia mengangakat paksa wajah Anne ke arahnya.

"Kenapa sih?!" ucap Alvaro sambil berteriak.

"Gapapa."

"Jawab yang bener!"

"...."

Anne tidak menjawab pertanyaan Alvaro.

"Ga punya mulut ya lo?!"  Alvaro menepuk-menepuk pipi Anne.

"Apasih Al?!, gue kan udah bilang, gue gapapa!!" jawab Anne sambil berteriak di muka Alvaro agak kencang.

Alvaro bungkam. Ia diam. Alvaro mengurut hidungnya sambil menutup matanya.

Harusnya gue bisa nahan diri, batin Alvaro.

∆∆

Sehabis diantar pulang oleh Alvaro, Anne langsung masuk ke kamarnya, tanpa berganti baju. Anne juga mencoba menghindari pertanyaan-pertanyaan yang pastinya sudah disiapkan oleh papa dan mamanya.

"Cowok goblok!, mati ae lo sana!" teriak Anne frustasi.

Tau kan pasti kalimat itu untuk siapa?

Kira-kira tiga menitan setelah Anne mengatakan itu, ada teriakan dari luar kamarnya.

"Heh dek, kenapa lo?!, cepet turun!, mama mau ngomong!"

"Abis ini!!" balas Anne sambil berteriak.

"Sepuluh menit kata mama!, kalo masih lama, gausah pergi mall nanti malem!"

Huh anjirlah, mama tau aja kelemahan gue, batin Anne.

Saat Anne akan beranjak dari kasurnya, tiba-tiba dia mendengar notif line.

Karna kepo siapa yang chat, Anne langsung meraih hpnya. Matanya membulat seketika, hatinya mencelos. Yang awalnya membulat, sekarang mata Anne berubah menjadi panas dan berair.

Rasanya Anne ingin berteriak dan menampar orang yang mengiriminya pesan itu.

Orang itu, Alvaro.

Alvaro Sierra: sorry,we break up.





650 kata :)

Menurut aku ini udah banyak banget :v

Ini masih tergolong awal, tapi kalo konflik udah muncul gpp kn y :)

Haeyo ini nanti Anne ngapain Alvaro yes?

Vote y bby💙

Sincerely,

-gby.

C R U E L {TAMAT} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang