Hayoloh sapa yang masih pada nungguin?!
Pantengin terus ya ceritaku yang inii, selamat baca😘∆∆
"What are we fighting for?"
Pertanyaan yang keluar dari bibir Anne membuat Alvaro bungkam.
"Lo pikir kita bangun suatu hubungan cuma buat bisa main-main?"
"Wake up boy, perasaan gue ga sebercanda itu buat bisa lo mainin setiap hari."
"Gue pikir gue ada harganya di mata lo. Tapi nyatanya gue ga bernilai di mata lo."
"Gue ga habis pikir kenapa lo suka bikin hati gue perih."
Anne diam setelah mengatakan itu. Kemarin setelah kejadian itu, Anne meminta Diaz menjemputnya. Dan untungnya lelaki itu bersedia menjemput Anne.
Keesokan harinya ,keadaan Anne yang tidak memungkinkan membuat dia memutuskan untuk tidak sekolah dan memutuskan untuk menemui Alvaro di apartemen cowok itu.
"Jawab gue Al, mau lo apa?"
"Ke.."
Alvaro menghentikan kalimat yang dikatakannya.
"Ke gue, kemarin itu gue, ga pokoknya.." Alvaro merasa ia tidak bisa menjelaskan semuanya kepada Anne.
"Hahhh!" Alvaro berteriak.
Anne menutup matanya. Ia lelah.
"Should we.., should we break up.. Again? Tapi setelah ini gue mohon kita gausah pake acara balikan lagi."
Kata-kata Anne menampar Alvaro dengan keras. Lelaki itu mengeraskan rahangnya, bahkan sekarang bisa dipastikan mukanya memerah karena menahan marah yang sangat besar.
"Gak. Kita gabakal putus lagi. Besok atau sekarang." Alvaro mengatakannya dengan tegas.
"Kenapa?, kasih gue alasan yang mungkin bisa bikin gue bertahan."
Sambil mengangkat dagu Anne, Alvaro mulai berbicara, "But baby, love doesnt need reason. Jadi berenti bilang kalo kita bakal putus, okay?"
Anne menggeleng keras.
"Gue gabisa sama lo, lagi."
Alvaro memojokkan Anne ke tembok lalu mengurung perempuan itu dengan kedua tangannya.
"Tapi lo cinta sama gue." Alvaro mengucapkannya penuh penekanan.
"Ya gue emang cinta sama lo, tapi gue gamau jadi orang bodoh gara-gara cinta."
"Kalo cinta harusnya lo pertahanin."
Anne membelalakkan matanya, baru saja ia ingin menjawab perkataan Alvaro, tapi itu semua musnah saat lelaki itu meletakkan jari telunjuknya di jari perempuannya.
"Kaya lagu yang selalu lo dengerin, gue cuma mohon sama lo 'love me till it hurt Ke'.
"Gue, Alvaro Sierra minta sama lo buat tetep disini bareng gue. Dan semua permintaan gue harus selalu lo kabulin, ok?"
Anne menatap Alvaro tidak percaya.
"Lo gila." Anne mengucapkannya dengan tegas.
Alvaro hanya tersenyum miring saat Anne mengatakan itu.
"Ya, gue gila emang kalo urusannya menyangkut lo."
Dan setelah itu Alvaro langsung menarik tengkuk Anne dan langsung melumat bibir perempuan itu dengan keras dan tidak sabaran.
∆∆
"Al! , sakit goblok!" Anne berteriak saat Alvaro menggigit bahunya yang memang hanya tertutup tali tanktopnya.
Alvaro tersenyum licik karena berhasil menjahili Keanne.
Setelah acara menye-menye tadi mereka memutuskan untuk menonton televisi bersama.
Alvaro memaksa Anne untuk tidur di sofa dengan perempuan itu berada di pelukannya.
Kembali ke sekarang.
Saat ini Alvaro sedang memeluk Anne erat sambil menghirup dalam-dalam ceruk leher perempuan itu.
"God, it smell good."
"Sapa bilang gue bau, emang lo yang ga mandi seharian."
Alvaro tersenyum kecil.
"Mandi ga mandi mah gue sama aja, tetep aja ganteng."
Sekarang giliran Anne yang tertawa kecil. Ia senang di saat situasinya seperti ini. Suasana di saat dirinya dan Alvaro sedang berbaikan.
"Terlalu percaya diri itu ga baik." ucap Anne sambil menatap manik mata pacar kesayangannya.
Dan Alvaro hanya menaikkan satu alisnya.
"Yadeh ya yang mau pamer alisnya yang gawang."
"Gawang?" gumam Alvaro.
"Goals Al. Lo tuh percuma ada socmed kalo gapernah update."
Alvaro bingung.
"Perasaan gue update deh. Emang bahasa 'gawang' itu ada di daftar kamus bahasa gaul?"
"Iya. Semenjak Awkarin*astaghfirllahuguesebutmerek* banyak hatersnya."
"Ck, pacar gue hobi ghibah ternyata."
Anne tersenyum miring.
"Biarin yang penting ga hobi bikin sakit hati cowoknya."
"Nyindir dek?"
"Nyadar mas?" balas Anne.
Alvaro menatap Anne dengan tatapan yang memang tidak perlu diartikan.
Dengan secepat kilat Alvaro mulai menggelitiki perut Anne yang membuat perempuan itu langsung mengerang geli.
"Ah Alvaro stop!, ya tuhan geli!, Hahah stop!, stop!"
Alvaro tersenyum penuh kemenangan saat melihat perempuannya memohon kepadanya.
"Mohon ampun lagi sama gue baru gue berhenti."
Anne memandang Alvaro tidak percaya.
"Gak!"
"Yaudah sih kalo gamau. Gue sih santean."
"Ya ampun geli Al!, Yaudah-yaudah gue mohon ampun, plis berenti gelitikin gue Al!"
Alvaro tersenyum geli. Sesaat ia memberhentikan gelitikannya di perut Anne, lalu mengungkung perempuan itu dengan kedua tangannya.
"Ada syaratnya biar gue berenti."
Anne melotot.
"Kan lo bilang cuma mohon sama lo!"
"Oh bantah ya, mau digelitikin lagi?"
"Iya iya!, apa syaratnya cepetan!"
"Kiss me, right here." ucap Alvaro sambil menunjuk bibirnya.
Full adegan menye-menye yek
Oke oke, pada suka ga?
Ya kalo ga suka-sukain aja.
Next chapt gue mau 20 vote baru update okee 😗😚
Dolan sister,
-gby.
KAMU SEDANG MEMBACA
C R U E L {TAMAT}
Teen Fiction{Warning!} cerita abal abal, banyak typonya, mainstream, dan masih banyak kurangnya.