•
•
•(SENGAJA AUTHOR NOTE DI TARUH SINI, BANYAK READERS MALAS BACA SIH KALO DI AKHIR.)
HEY SEMUA SIE YANG PADA NUNGGU TAPI SOK JAIM NIH YE (NYINDIR SILENTS READER WKWKWKWK)
UNTUK KEDEPANNYA, GAK AKAN DI UPDATE YA KARENA KADANG AUTHOR MERASA HAMPA (EWH)
BUTUH SEMANGAT AKU SAY, BAKAL DI UPDATE MIN VOTE 50 (PLS INI TERGOLONG DIKIT BANGET LOO BIASANYA YANG BACA RATUSAN JUGA)
Hapyy Reading💕💕
Saat ini Alvaro dan Anne, kedua manusia itu sedang berada di kantin. Duduk bersama pada kursi yang berhadap-hadapan. Alvaro sibuk menatap Anne, dan perempuan itu sibuk memakan makanan yang di pesannya.
"Kemarin, kemana waktu pelajaran terakhir? Sampe bolos segala."
"Hm papa baru dateng dari Tokyo. Mama sms gue supaya ikut jemput papa di bandara."
Alvaro mulai menyeruput kopi pesanannya, lalu menatap Anne lagi.
"Masa? Gaada pap'nya?"
Anne memutar bola matanya, apa-apaan ini?
"Segitunya sih, sampe gapercaya. Gue ngomong apa adanya, bukan ada apanya."
"Yaudah. Gue nanti kerumah lo ya, mau pesen apa?"
Anne tersenyum cerah, bahkan dirinya tidak sadar jika ia telah menampilkan sederet giginya.
"Whoaaa lo mau jadi boyfriend goal ya?? Gue dukung deh lewat doa. Btw gue lagi pengen pempek, belikin ya sayangku."
Alvaro mendengus mendengar perkataan Anne, lalu lelaki itu hanya mengangguk. Pasrah sebenarnya.
Melihat reaksi Alvaro yang seperti itu, membuat Anne cemberut.
"Kok gitu sih mukanya? Ga ikhlas ya? Gausah deh. Sama pacar sendiri kok perhitungan." sehabis mengatakan kalimat tersebut, Anne bangkit dari duduknya.
Alvaro memutar bola matanya, tengkar lagi tengkar lagi. Bosan sist.
Alvaro ikut bangkit, berjalan lebar berusaha menyamakan jalannya agar berada tepat di samping Anne.
"Sensian dih. Kucing gue bisa ngamuk kaya gini juga."
Anne hanya menatap Alvaro tajam. Perempuan itu berusaha berjalan lebih lebar untuk menghindari Alvaro.
Alvaro yang mengerti jika Anne ingin menghindarinya langsung menggenggam tangan pacarnya lalu menautkan jari-jarinya.
Anne yang semula menghadap lurus ke depan langsung menatap genggaman Alvaro di tangannya, setelah itu memandang Alvaro dengan tatapan garang.
Alvaro ternyata malah balik menatapnya,
"Apa sih sayang? Liat-liat aku terus."
Anne mencebikkan bibirnya,
"Hih." desisan Anne membuat Alvaro terkekeh.
Anne berusaha melepaskan genggaman Alvaro, namun lelaki itu malah mengeratkan genggamannya. Membuat Anne makin kesal.
Selanjutnya, perempuan itu langsung menggigit pergelangan tangan Alvaro. Anne muak, ia kesal setengah mampus.
Heran, Anne merasa ia cukup keras menggigit pergelangan tangan Alvaro, namun lelaki itu hanya memandangnya dengan tatapan meremehkan.
Anne akhirnya merasa malah mulutnya yang sakit. Ia pun melepas gigitannya pada pergelangan tangan Alvaro, membuat bekas giginya di sana yang tampak kemerahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
C R U E L {TAMAT}
Teen Fiction{Warning!} cerita abal abal, banyak typonya, mainstream, dan masih banyak kurangnya.