22. Best Part

2.3K 122 4
                                    

Alvaro POV

So here we go.. Sudah empat tahun hubungan gue yang ancur-ancuran ini bertahan. But surprisingly, hubungannya juga bertahan baik.

Ya gimana ga ancur-ancuran lah ya, namanya juga gue sama Anne sering labil jadilah sering juga bikin keputusan yang gapernah dipikir panjang yang menyebabkan kita putus nyambung kek kabel colokan.

Perasaan sama kek kabel colokan darimananya ya? Ah auk ah receh.

Perlu kalian semua tau, kalo Anne itu adalah perempuan satu-satunya yang membuat gue jadi bisa tau arti berkomitmen.

Dia penyabar, super sabar malah buat hadepin gue yang bebal kaya gini. Dia juga baik, tipikal istri idaman gue haha. Dan terakhir, gue rasa dia perempuan yang menurut gue sudah cocok untuk gue halalin.

Ga kerasa emang kalo sekarang gue sama Anne uda semakin tua, sudah kuliah bro, dan habis ini kita juga bakalan lulus. By the way, gue sama dia emang beda jurusan, cuma ya ngusahain biar satu kuliahan. Capek ldr an sih sebenernya.

Logikanya adalah kita satu kampus aja gue masih suka overprotektif plus cemburuan, gimana entar kalo ldr an? Jadilah kaya sekarang ini gue sama dia sekampus.

Dan inti dari semua omongan gue yang berbelit-belit ini adalah, gue pengen cepet-cepet nikahin Anne, seriusan. Yah jadinya kita bakal nikah muda gitu.

Gue pikir juga Anne gabakal nolak kalo gue nikahin haha, secara gue kan cowok yang bakal dia butuhin selama hidupnya.

∆∆

"Loh? Ngapain dah disini, emang uda selesai ngampus?" Anne bertanya kepada Alvaro yang tiba-tiba sudah berada di depannya.

"Heum bolos lebih tepatnya, gue males."

Anne melebarkan matanya, tidak setuju dengan perkataan Alvaro.

"Heh mas mana boleh gitu, kalo males kaya gini entar ngebiayain gue sama anak gemana?" sebenarnya perkataan Anne hanya dimaksudkan untuk bercanda saja. Namun sepertinya Alvaro salah tangkap.

Alvaro sempat terdiam beberapa saat, namun tiba-tiba ia menyeringai membuat Anne bingung.

"Kok lo tau sih?" pertanyaan Alvaro membuat Anne semakin bingung.

"Hah? Tau apa?"

Alvaro langsung menatap Anne datar, lalu cowok itu mendengus.

"Kok lo tau kalo semisal gue ketemu lo ini gara-gara mau bahas masa depan kita?"

Anne yang kaget akan kata-kata Alvaro langsung berteriak.

"Apaan?! Bahas masa depan apaan?!?"

"Woe anjir santai dong ah gabisa biasa aja." jawaban Alvaro masih membuat Anne greget karena tidak menjawab apa yang tadi perempuan itu tanyakan.

"Bahas apa ah? Cepetan dong jawab kepo nih gara-gara lo."

"Jan kaget nih."

"Iya cepetlah anjir."

"Awas lu teriak kaya barusan."

"Bangke, udah cepetan bilang!"

Alvaro menatap Anne yang tidak sabaran dengan pandangan menggelikan, lalu lelaki itu tersenyum.

"What if i asked about, would you love me for the rest of my life? What if i ask you to be always there for me?"

"Baby let me be your man? Would you?"

Ok sekarang yang bisa Anne lakukan hanya diam menyimak kata-kata yang baru saja dikatakan oleh Alvaro dan mengulang-ngulang dibenaknya sembari meyakinkan dirinya bahwa ia tidak sedang bermimpi.

"Alvaro... Lo bercanda ya?" raut wajah Anne saat ini membuat Alvaro ingin tertawa, pasalnya perempuan itu mengeluarkan raut wajah terharu namun ingin menangis juga.

"Hmm... Menurut ngana?"

Dan yah memang Anne adalah perempuan tipe yang gampang menangis. Ia sedang menangis sekarang masih bingung dengan perkataan Alvaro.

Alvaro yang melihat itu tergelak, ia pun tertawa.

"Anjir sih kok malah nangis?"

Alvaro lalu meraih tangan Anne yang berada di pahanya setelah itu mengangkat dagu Anne supaya menatap bola matanya.

"Gue ga bercanda. Sama sekali ga bercanda, gue serius sama kata-kata gue Anne. Maaf mungkin gue bukan lelaki yang sempurna buat lo, tapi gue bakalan usaha supaya bisa jadi yang terbaik. Gue nanti bakalan kerja keras supaya bisa mencukupi kebutuhan kita setelah menikah nanti."

"Jadi kesimpulannya adalah, lo mau ga menikah muda sama gue?"

Anne masih diam sembari menatap mata Alvaro namun sepersekian detik perempuan itu menganggukkan kepalanya.

"Sebentar deh, kok gue rasanya ga percaya sih ini lo Al? Lo seriusan mau nikah muda? Engga mau kita tunangan dulu apa gitu. Gue kok agak ragu?"

"Yah sialan lo pikir gue ga mikir apa ya? Gue udah mateng-mateng pikirinnya sayang, setiap hari cuma mikir nikah muda sama lo. Bikin rencana trus, elah lo nya malah ngeraguin gue, hancur hati aku."

Anne yang mendengar perkataan Alvaro hanya mampu tertawa.

"Ya anjer gue masih gapercaya pokoknya Al kalo barusan lo lamar gue."

"Yaudah intinya gue udah lamar lo, trus gue gapeduli apa jawaban lo, intinya kita nikah muda. Dan jangan khawatir, gue udah kasih tau keluar kita dan mereka juga udah ngerestuin. Tinggal tunggu aja tanggal jadinya hahaha."




Habis ini end y guys, yeay!


C R U E L {TAMAT} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang