16. Ikan Lele

3K 168 10
                                    

"Hahaha... Mampus lo anjis, makan noh lumpur lapindo."

"Apaan sih lo gajelas."

Anne yang awalnya memakai headset langsung melepas benda yang menyumpal telinganya itu karena mendengar keributan yang kedua temannya perbuat.

"Apasih Na lo tuh suka banget jail ya." ucap Anne.

"Dih sok suci lo, lagian Tono sih udah bagus slimenya gue taruh tempat, eh malah dipegang di tangan, udah gitu mental slimenya ke mulut dia HAHAHA NGAKAK SHAY." Alina masih menunjuk bibir lelaki yang bernama Daffa. Fyi, Tono itu bapak Daffa.

"Heh setan! Itu juga mental gara-gara lo yang sengaja nangkis ke mulut gue!"

Alina tertawa hingga terpingkal-pingkal,

"Haha.. Iya juga ding ya, haduh damai deh Daf, lagian main itu sama cowo sana, main kok sama gue, dikibulin sama gue terus kan akhirnya."

Anne yang sebel mendengar dua orang yang duduk di berhadapan dengannya ini rusuh, langsung memakai headsetnya lagi.

Saat Anne sibuk mengganti lagu, ia merasa namanya terpanggil. Lalu ada tangan yang sibuk menepuk-nepuk lengannya.

Anne menghela nafas, lalu membuka headsetnya.

"Apa sih Na?"

"Noh dicari Alvaro." Alina menunjuk ke arah lelaki yang sedang menatap Anne dari jendela kelas.

∆∆

"Tumben nyamperin?" tanya Anne sambil menatap manik mata Alvaro.

"Siapa yang kemarin minta di temenin ke toko buku?"

Anne tersenyum, ia kira Alvaro akan lupa tentang permintaannya kemarin,

"Oh masih inget, alham deh. Btw lo kesini cuma mau bilang itu?"

Alvaro menaikkan salah satu alisnya,

"Ya gak lah, maksud gue tuh, sekarang aja kita ke toko bukunya. Kalo nanti sore gabisa."

"Loh kok sekarang? Emang boleh? Masa kita bolos? Lagian lo kenapa nanti sore gabisa?"

Alvaro masuk kedalam kelas Anne, lalu berjalan ke arah bangku perempuan itu. Mulai memasukkan buku-buku dan peralatan tulis Anne kedalam backpack lalu menutup resleting tersebut.

"Loh Al? Ini serius ke toko bukunya sekarang?"

Sedangkan Alina dan Daffa yang berada di kursi depan Anne hanya memandang dua sejoli itu, lalu tetap memainkan slime.

"Iya Ke, gue entar sore anter mama belanja. Supir lagi pulang kampung."

"Oh.. Eh tapi ini masa boleh kita keluar pas jam pelajaran?"

Alvaro menoleh sekilas,

"Ya gapapa dong, selama lo sama gue aja pokoknya."

∆∆

"Loh? Heh! Mau kemana kalian berdua?" satpam sekolah langsung menegur Alvaro dan Anne yang sudah menaiki sepeda motor ninja Alvaro.

"Elah pak, bentaran doang kok. Kita ijin pergi beli buku, entar balik, suer deh." ujar Alvaro membuat satpam tersebut melotot,

"Gak ada! Ayo kalian balik ke kelas! Atau kalo masih ngotot keluar, ijin bk dulu!"

"Nih uang rokok sama makan siang." Alvaro memberi satpam itu dua lembar uang kertas seratus ribuan.

Pak satpam masih diam menatap uang tersebut,

"Iyadeh sana keluar, tapi cepet balik lagi ya!"

"Siap!"

∆∆

Tidak terasa, mereka berdua sudah sampai di toko buku yang dituju.

"Jangan lama-lama." ujar Alvaro membuat Anne berhenti berjalan.

"Lo ga ikhlas ya nganter gue?"

"Hah? Ikhlas lah."

Anne akhirnya meneruskan jalannya. Namun perempuan itu masih melirik lelaki di sebelahnya.

"Kalo ikhlas itu, tulus. Berarti sabar nunggu kalo gue agak lama."

Alvaro menatap balik Anne,

"Terserah deh."

"Lagian mau beli buku apaan sih?" ujar Alvaro lagi.

"Mau beli novel Dylan 1, Dylan 2, sama Milea."

Alvaro memutar bola matanya,

"Kan kata lo udah beli e-book nya?"

Anne menatap Alvaro sebal,

"Ihhh ga enak kalo baca e-book nya doang! Enakan punya bukunya, biar makin baper!"

Alvaro tersenyum masam,

"Halah, deket gue aja udah baper kan?"

Anne merasakan pipinya bersemu merah. Iya juga ya, pikir Anne.

"Itu beda! Pokoknya kalo gue ga beli novelnya, berasa ada yang kurang!"

∆∆

Anne sibuk mencari-cari novel, sedangkan Alvaro, lelaki itu sibuk memandangi kekasihnya yang tidak bosan-bosannya mencari novel yang dicari.

Lelaki itu akhirnya memutuskan untuk ikut sok sibuk dengan cara membuka-buka buku yang berada di rak buku depan.

Anjir ini buka apa dah, kok pake segala menabur benih.

Alvaro akhirnya melihat cover buku yang ia baca, lalu ia mengerutkan wajahnya saat membaca judul buku yang ia baca.

'Budidaya Ikan Lele'

"Lah apadah gue baca ginian."

Sebelum Alvaro menaruh buku itu ke rak buku semula, tiba-tiba ia mendengar suara tawa Anne.

"Lo mau jadi petani lele Al? Anjir ngakak hahaha.."





Kok gajelas gini ya? Anjir ngakak hahaha..

Gtw deh kzl😷

Btw makasihh semuanya buat ucapannya💕💕

Umumumuuu aku terharuu💘😘

-gby

C R U E L {TAMAT} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang