Drabble : Jembatan Takdir

50 10 0
                                    

"Ini buat apa sih diginiin?" tanya Aiko pada Keita.

Keita tersenyum sambil menapaki jembatan cokelat yang ada di tengah taman ini.

"Keita," rengek Ai.

Keita tersenyum penuh arti. "Memangnya aku tahu?"

"Oh ayolah, Kau yang mendesain taman ini." Kini Keita malah tertawa keras.

"Nggak ada yang lucu!" Aiko membuang mukanya masam.

Sembari mengayunkan kakinya, Aiko memandang taman sekitar ini.

Sederhana, hanya ada beberapa bangku yang bisa teelihat dari kejauhan, pohon-pohon yang memang biasanya terdapat di taman, dan sebagainya.

Sebagainya ya?

Aiko kembali teringat akan jembatan tadi. Karena kesal, ia menginjak jembatan itu berulang-ulang.

Oh ayolah! Batinnya.

Keita tersenyum kecil sesekali melirik Aiko yang masih penasaran akan dibangunnya jembatan yang sama sekali tak berfungsi untuk penyebrangan ini.

"Kau penasaran ya?" tanya Keita seraya menggodanya.

"Kalau Kau tau kenapa masih diam saja?!" gertak Aiko yang sudah tidak sabar.

Sesaat mereka tiba di ujung jembatan, Keita langsung berbalik dan membuat debaran tak biasa.

"Apa-apaan ini?" Aiko tampak gelagapan.

"Kau yang bertanya, aku yang menjawab." Keita tampak sok misterius, padahal tak pernah seperti ini.

Deg

Bola matanya menusuk jauh ke dalam retina milik Aiko. Dan entah kenapa membuat jantung memompa darah lebih cepat lagi.

Kau tak punya riwayat jantung Aiko, batinnya.

Sorot mata itu melembut, kemudian bibirnya menampilkan senyuman lembut. "Ini jembatan takdir."

Aiko terdiam, berpura-pura tak mengerti dengan apa yang cowok itu katakan.

"Yang pertama berjalan bersamaan di sini. Akan bersama selamanya."

Aiko kembali mengingatnya. Ini adalah taman yang baru dibuka. Artinya, mereka yang pertama. Dan mereka, yang ditakdirkan selamanya.

***

SHARDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang