Bentang 6: Carried Away

63 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Data kita masih kurang." Windy mengejutkan teman-teman sekelompoknya. "Kita harus memoto fasade bangunan sepanjang Veteran, dan keadaan real batas-batas area lahan yang akan kita redesain."

"Ya ampun... Veteran luas Win." Ocid menyahut. "Pasti panas juga."

"Tapi data yang lengkap memang perlu, bagaimanapun kita harus mendesain dengan sesempurna mungkin." Mira berkata dengan dingin. Dia memang pendiam dan sekali bicara terdengar jutek.

"Iya tidak mungkin asal-asalan saja." Yadi membenarkan.

Mereka hening sebentar.

"Mau tidak mau kita harus melengkapi data kita dulu. Besok lusa kan hari minggu. Kita bisa ke Banjarmasin. Kalo bisa luangkan waktu untuk ini. Tidak apa-apa kan?" Windy memberikan opsi.

"Aku bisa saja." Yadi menyahut.

"Aku juga bisa. Kita bisa kumpul di rumahku dulu." Mira menawarkan.

"Aku ikut saja, aku ga ada kesibukan apa-apa kok." Ka Vicky tersenyum.

"Iyadah besok lusa ke Banjarmasin." Ocid mengalah, kalah suara.

"Kita bareng besok ya Ri, aku gatau rumah Mira. Kamu pasti tahu." Windy berpaling ke arah Sari.

"Sip."

Windy membuka hapenya. Membaca ulang sms dari Heri.

Besok bisa ketemu dia. Windy tersenyum senang. Hanya seperti inipun aku senang. Pikir Windy.

Windy mencari kontak Puri, satu dari dua sahabat terbaik dan paling dekat dengannya di angkatan. "Besok Ka Eyi datang ke kampus." Eyi adalah nama kecil yang mereka gunakan untuk Ka Heri. Windy, Puri dan Rima menggunakan lelucon kecil seperti itu untuk menyembunyikan identitas kakak senior yang mereka kagumi. Windy mengagumi Heri, Puri mengagumi Reza, kaka senior dari Teknik tambang. sedangkan Rima mengagumi Aldi, kakak senior dari teknik lingkungan. Masing-masing punya nama kecil, Eyi untuk Heri, Eza untuk Reza, dan misty untuk Aldy. Khusus untuk Aldi, panggilan Misty itu singkatan dari misterius. Karena di antara mereka bertiga, cowok itulah yang paling misterius.

Lama windy menunggu balasannya. Beberapa saat kemudian baru masuk. "Terus?"

Menyebalkan. "Deg-degan nih Pur." Windy tidak peduli dengan kejutekan Puri. Puri memang seperti itu. Terkesan sinis, namun sebenarnya cuman mau becanda.

"Terbawa perasaan."

"Eeeh??? Bukan gitu."

"Tugas tuh selesain. Tugas individunya sudah sampai mana Win?"

"Pfffttt... Mengalihkan pembicaraan." Windy tersenyum. "Kelompok kami rencana mau survey ke Veteran nanti hari minggu. Kalian gimana?"

"Kami rencana..." Dan smsan berlanjut.

-------

Bridge of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang