Bentang 3: Team Leader

78 4 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Windy melepas mukenanya dan meraih hapenya. Pukul 13.15 WITA.

"Kita ngumpul dimana?" Dia mengirim sms ke Sari.

1 message recieved. "Tunggu dekat pom bensin Trikora aja, nanti kami nyusul..."

Mengambil piring dan lauk, Windy makan siang dengan terburu-buru. Dia segera memasang kerudungnya, membereskan laptop dan tabung gambarnya, cepat-cepat berangkat.

Sepanjang jalan Mistar Cokrokusomo banyak bangunan ruko-ruko baru. Ruko yang monoton dan berbentuk kotak serta warnanya yang kadang norak, memang terlihat tak bersahabat dengan mata. Namun Windy selalu menyempatkan diri memperhatikan tiap bangunan yang dilewatinya. Seorang arsitek harus membiasakan memperhatikan apa yang di visualisasikan oleh mata, dan menganalisanya. Melatih kemampuan menggubah bentuk dalam imajinasi, atau menguraikan permasalahan dan merumuskan problem solving yang tepat untuk sebuah desain.

Bangunan-bangunan ruko yang kotak tentu saja berkaitan dengan nilai bangunannya sendiri sebagai bangunan komersil. Bangunan kotak minimalis secara tidak langsung bakalan mengurangi biaya pembangunan, dibanding bangunan dengan bentuk-bentuk lebih ribet. Selain itu atapnya yang dibikin dag biasanya juga berkaitan dengan kemungkinan pengembangan lantai bangunan. Warna-warnanya yang biasanya terkesan norak dan nabrak biasanya justru sebagai eye catching yang akan membuat orang-orang yang lewat memperhatikan. Tanpa terasa Windy sampai di tempat janjian.

"Dooorrr..." Sebuah suara mengagetkan Windy. "...mukamu keliatan ruwet banget. Mikirin apa hayooo???" Sari ketawa-ketawa geli.

"Hahaha... Gapapa. Yang lain mana?"

"Yang lain sudah ngumpul di rumah Ocid, yuk kita langsung berangkat juga."

"Siiiippp..."

Windy segera menjalankan motornya menyusul Sari yang langsung jalan. Sebentar saja mereka sampai ke rumah Ocid. Mereka semua berkumpul untuk mengerjakan tugas kelompok SPA 3. Selain desain individu, untuk 'massa banyak', tugas Studio Perancangan Arsitektur 3 memang mewajibkan untuk membuat desain secara kelompok. Mereka di beri kebebasan memilih kawasan yang di redesain (desain ulang).

Berhubung Banjarmasin merupakan 'Kota Seribu Sungai', persyaratan tugasnya cuman satu yaitu, meredesain kawasan tepi sungai. Kawasan tepi sungai memang banyak yang masih kumuh. Tantangan desainnya adalah bagaimana 'menghidupkan' kawasan sungai sebagai living milieu* dan juga 'menghapus' citra kumuh kawasan tersebut.

"Mana Ocid" Tanya Sari ke Ka Vicky. Ka Vicky adalah mahasiswa tingkat atas yang mengulang mengambil SPA 3 karena nilai sebelumnya D. Syarat untuk bisa lulus dan mengambil SPA lanjutan minimal D+. Studio Perncangan Arsitektur adalah Mata Kuliah inti Teknik Arsitektur. Di kampus mereka, satu mata kuliah SPA memiliki bobot 8 SKS. SPA sendiri terbagi atas SPA 1, 2 dan seterusnya sampai 5. Apabila 1 SPA tidak lulus, tidak bisa melanjutkan ke SPA selanjutnya. Harus ngulang SPA itu dulu sampai nilanya cukup. Artinya harus ngulang 1 tahun lagi. Sangat memberatkan dan mematikan. Bayangkan range nilai yang di dapat antara yang nilai A sama nilai di bawahnya. Sangat jauh. Itulah yang membuat banyak mahasiswa arsitektur disebut MAPALA. Bukan berarti Mahasiswa PecintA Alam, yang bener Mahasiswa Paling Lama. Paling lama baru lulus karena ngulang SPA. Ka Vicky adalah salah satu mahasiswa yang diharuskan mengulang SPA 3 dan menjadi anggota kelompok mereka mendesain kawasan dan asistensi tugas individu.

"Dia tadi beli gorengan sebentar keluar." Jawab ka Vicky.

"Asiiikkk..." Sari tersenyum senang. "...ngerti banget dia."

"Belum juga mulai ngerjakan, udah makanan aja yang kita pikirkan" Yadi menyahut.

"Hahaha... ya gapapa bro. Bahan bakar itu perlu untuk kelancaran pengerjaan tugas. Memang harus disiapkan dari awal." Windy tertawa. "Yaudah kita sambil mulai aja."

"Aku sudah mengumpulkan data tepian sungai di Banjarmasin. Semuanya ada di sini." Sari menyerahkan flashdisc ke Windy.

"Oke thanks Ri, punyamu gimana Di?"

"Aku sudah bikin 'figure and Ground'nya untuk kawasan Veteran. Sebentar..." Yadi membuka laptopnya.

Secara tidak langsung mereka menunjuk Windy sebagai leader tim untuk kelompok mereka. Karena dia memang yang paling bagus dalam perumusan masalah dan mencari penyelesaian masalah.

Sebentar saja mereka mulai sibuk.

Bridge of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang