Bentang 4: Loser

66 2 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Indra terbangun. Headset masih terpasang di telinganya, tapi laptopnya sudah mati.

Brakkk...

Terdengar suara sesuatu yang jatuh di luar, kemudian di susul suara bisik-bisik dan cekikikan. Pesan masuk di hapenya? "Dah bangun Ndra?" Sms dari Halim. "Lu seksi banget cuman make sempak...bwahahaha" Pesan kedua masuk lagi.

"Parah lu ngintipin gua." Indra meraih pakaiannya, memasangnya dengan malas-malasan, beranjak ke pintu dan membukanya.

"Buruan ke kamar Haris. Tugas bro tugaaasss... Tinggal 4 hari lagi PIN UP 1. Kita nyantae-nyantae aja," Halim nyerocos.

"Lu mah yang santai, gua kan udah payah-payah gini gambar siteplan." Ilham nyahutin.

Indra mengikuti mereka berdua menuju ke kamar Haris. Di sana sudah ada Roy, kakak tingkat yang mengulang SPA 3 dan masuk kelompok mereka.

"Indra seksi banget coooyyy... Cuman make sempak nonton 3GP, hahahaha" Ilham ngeledek Indra setelah sampai di kamar Haris.

"Sialan lu. Ngumbar aib temen." Indra sedikit kesel.

"Lu kayaknya desperated banget bro, emang lagi ada masalah apa?"

"Ga ada kok." Indra berkelit.

"Halah... Muka suntukmu tuh kaya papan reklame, seratus meter juga udah kebaca." Haris menyahut.

"Ngarang lu..."

"Lah bener. Masalah cewek pasti."

Indra terdiam.

"Tuh kan bener."

"Iya bener. Masalah cewek."

"Cerita lah bro, kita kann pren..." Ilham membujuk.

"Pran pren pran pren... Gundulmu. Mulutmu tuh ember bocor. Lagian kaya cewe aja cerita-cerita."

"Lu sendiri kayak cewek aja baperan. Pfffttt..." Skak mat!

"Iya ya... hadeh lupain. Lagian kalian ga bakal ngerti masalahnya."

"Emang. Tapi kata Pa Jhon, 'masalah itu tidak perlu dimengerti, masalah tuh di selesain. Sama kayak tugas nie... Ga perlu dipikirin, dikerjain aja. Terlalu dipikirin ga selesai-selesai." Halim sok bijak.

Semuanya manggut-manggut setuju.

"Jangan telen bulat-bulat kata-katanya woooiii... Kalo ngerjain tugas ga dipikir, nah itu bego namanya." Roy nyahutin. "Kaya aku..." Semuanya saling pandang, langsung ketawa ngakak bareng.

Mereka masih becanda-becanda saja, tanpa terasa sejam lewat belum menyentuh apapun.

"Shit... Udah jam 5 aja. Kita belum mulai ngerjakan."

"Gara-gara Indra nih gamau cerita." Halim semena-mena.

"Lah kok gua?"

"Yaialah... Kita penasaran nih ampe ga bisa fokus mikir."

"Itumah emang otak lu dodol." Haris ngakak.

"Hmmm... Yasudah kalo kalian maksa mau tau," Indra mengalah. "Sebenarnya..."

"Hmmm..." Semuanya merapat, menunggu tegang.

"...sebenarnya aku bingung milih Miyabi apa Aoi Sora."

"Dasar otak bokep lu..."

"Sampah."

"Pecundang..."

"Shame on you."

Semuanya ngambil apapun yang paling dekat dan langsung nimpukin Indra.

"Jangan munafik. Kalian juga sering liat." Indra ketawa-ketawa.

"Yuk dah kita nonton..." Halim nyingkirin kertas-kertas.

"Woi woooiii... Jangan mulai."

"Yang gamau ikut nonton berarti maho."

"Parah lu."

Dan perhatian mereka kemudian teralihkan. Tugas dilupakan.

Sampah?

Pecundang?

Iya... Mungkin aku memang seorang pecundang yang hanya bisa menyimpan rasa sukaku kepadanya, menyimpan masalahku, dan menelan pahitnya seorang diri.

Indra membatin.


Bridge of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang