Terima kasih yang teramat besar untuk semua pembaca Peri Senja sampai tiba di bagian ini. Untuk vote kalian yang menyemangatiku (naluri manusia itu menginginkan apresiasi memang) dan komentar-komentar yang bisa membuatku tersenyum, mengangguk-angguk, bahkan sampai mataku berbinar (kalau memang bisa). Tanpa kalian sebagai pembaca, aku sebagai penulis takkan pernah ada.
Peri Senja adalah karya yang kutulis berdasarkan ketertarikanku pada tiga materi biologi (genetika, bioteknologi, dan virologi). Itulah mengapa, untukku sendiri karya ini sangat berkesan. Berkat Peri Senja, aku mau belajar lebih dalam tentang ketiga materi itu.
Memang tiga tahun aku tak bisa mengintip ke sini. Aku lebih sering jadi pembaca saja di hari-hari liburku yang sebenarnya lama dan banyak :v
Sekarang aku harus benar-benar mengucapkan selamat tinggal dengan Wigglith, Licht, Ruffi, kalau Master Ferryn sudah dari pas beliau-uhm, wafat. Menulis mereka penuh cita rasa. Aku paling suka bagian saat Master Ferryn meninggal. Aku bisa menulisnya dengan cepat. Jujur saja, bagian yang sulit kutulis adalah momen dengan Vladio. Memang orang itu patut dibenci-eh, dikasihani. Duh, boleh nggak sih penulis memihak karakternya?
Suatu saat nanti, aku juga ingin mendalami genetika seperti Master Ferryn. Itu sudah termasuk dalam rencana hidupku. Eh, tapi aku bakal ditangkap sebelum bisa menciptakan makhluk kayak Wigglith :(
Apa yang ingin kusampaikan melalui cerita ini banyak memang. Aku yakin, dengan membaca dari awal, kamu akan bisa menginterpretasikannya.
Untuk selanjutnya pun, aku mengharapkan dukungan kalian untukku. Sampai jumpa di karyaku berikutnya!
~Z. Rahmiza~
KAMU SEDANG MEMBACA
Peri Senja [END]
Science Fiction"Ingin sekali aku bertanya pada penciptaku, sebenarnya aku ini apa?" ~Wiglitth~ ===== Percobaan seorang ilmuwan genetika jenius telah membawa dunia pada sebuah takdir. Takdir yang menghubungkan manusia, peri dan vampir. Takdir yang mengantarkan duni...