Masih dengan mencekal pergelangan tanganku erat, Licht memutar kenop pintu. Gerakannya terhenti ketika mendengar suara orang bercakap-cakap dari dalam.
"Apa Ruffi akan menjadi vampir, Master?" tanya suara seorang wanita dipenuhi kecemasan. Aku terkesiap mendengar nama Ruffi disebut-sebut.
"Tidak," sahut suara berat milik Master.
"Tapi mengapa kondisinya semakin lemah saja?" tanya wanita itu lagi. Mendengarnya, kekhawatiran menyergapku. Jika yang mereka bicarakan adalah Ruffilovge, mungkinkah sesuatu yang buruk terjadi padanya?
Aku menatap Licht memelas, memohonnya untuk tidak segera membawaku masuk. Tiba-tiba saja, kesiapanku tadi menguap lenyap entah ke mana.
Sayangnya Licht tidak mengindahkan keinginanku. Dia mendorong pintu hingga terbuka, lalu menarikku untuk mengikutinya masuk ke dalam sebuah ruangan yang disirami cahaya mentari. Refleks, aku menyipitkan mataku.
Di seberang pintu ada sebuah tempat tidur yang di atasnya terbaring seorang anak yang kukira itu Ruffilovge. Membelakangi kami, dua orang pria dan seorang wanita berdiri menghadapi tempat tidur itu. Ketiganya menoleh dan seketika membelalakkan matanya saat melihatku.
"Kau ...." ucap sang wanita tercekat. Diam-diam aku memerhatikannya. Betapa terkejutnya aku. Dia adalah ibu Ruffilovge yang waktu itu berani melawanku.
Aku tak sempat bereaksi ketika dia mendekatiku dengan langkah kasar, lalu mendorong tubuhku keras hingga menabrak pintu. Rasanya seakan otakku lumpuh sesaat. Aku benar-benar terkejut sampai tidak terpikir untuk menghindar saat kepalan tinjunya memukul wajahku telak.
"Kau ... kau yang melukai putriku!" pekiknya histeris sambil melayangkan serangan bertubi-tubi padaku. Matanya berkilat marah. "Dasar vampir!! Kubunuh kau!!"
Rasa sakit menderaku. Aku pasrah. Licht dan Light mencoba menghentikan ibu Ruffilovge, tetapi amarah wanita itu mengalahkan segalanya. Saat kukira serangannya berakhir, dia justru menjambak rambutku, menyebarkan perih ke kulit kepalaku.
"Mrs. Finn! Tolong berhentilah!" Light berseru. Dia mencoba melepaskan jambakan Mrs. Finn, lalu menahan kedua tangan wanita itu. Sayangnya wanita itu terus memberontak, bahkan Light sulit menguasainya meski Licht sudah membantu. Sedangkan Master tetap membelakangi kami, membuatku bertanya-tanya apa dia tidak tahu apa yang sedang terjadi?
"Licht, panggilkan Hilda!" perintah Light.
Setelah membantuku berdiri dan menyingkir dari ambang pintu, Licht membentuk corong dengan tangannya lalu berteriak keluar memanggil nama Hilda.
Tak seorang pun datang.
"Kau cari dia, lalu bawa ke sini!" seru Light jengkel. Dia berhasil mengunci geraka Mrs. Finn, tetapi wanita itu masih mencoba melepaskan diri. Matanya menatapku nyalang, penuh amarah dan nafsu.
Tanpa membantah, Licht berlari keluar. Beberapa saat kemudian, ia kembali bersama Hilda. Buru-buru wanita itu membantu Light menangani ibu Ruffilovge sampai benar-benar tak berkutik.
"Licht, awasi Peri Senja, ya!" perintah Light.
Licht mendengus sebal, mungkin karena dari tadi terus diperintah polisi itu. Light dan Hilda membawa Bu Finn keluar, menyisakan keheningan yang panjang seakan keributan barusan tak pernah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peri Senja [END]
Fiksi Ilmiah"Ingin sekali aku bertanya pada penciptaku, sebenarnya aku ini apa?" ~Wiglitth~ ===== Percobaan seorang ilmuwan genetika jenius telah membawa dunia pada sebuah takdir. Takdir yang menghubungkan manusia, peri dan vampir. Takdir yang mengantarkan duni...