part 3

92 22 19
                                    

Knok knok

Jihan yang sedang dikamar pun keluar. Ketika keluar kamar, ia mendapati seorang tamu --familiar, tengah berhadapan dengan ibunya.

"Nih ada tamu. Mama mau lanjut tidur. Ganggu banget malem-malem gini."

Merasa tidak enak tamu tersebut mengucapkan permohonan maaf ke mamanya Jihan,"Maaf tante ga bermaksud. Selamat tidur, Tante."

Jihan mendekat dan terlonjak bahwa tamu tersebut adalah Bintang. HER HERO.

"Ada apa, Bin?" tanya Jihan kikuk.

"I'm sorry 'bout last night. That was so incredible day for you. But, not for me. I just want to say sorry and give this thing for you. Hope you like it, hehe. Bukanya nanti pagi aja ya."

Jihan membeku. Otaknya membeku. Sarafnya tidak berfungsi dengan baik.

"Euuu.. Thanks ya, mau masuk dulu? Minum teh gitu?"

"Nope. Gue lagi buru-buru. Good night ya. Mimpiin gue yaa." lalu ia pun perlahan menjauh.

Apakah ini nyata? Atau mimpi? Jika mimpi, kumohon Tuhan untuk tidak membangunkanku sekarang.

Karena, Jihan amat sangat senang sekarang.

Sedetik kemudian, ia terbangun.

Dan Tuhan telah merenggut kebahagiaan yang hanya sepersekian menit.

Ternyata sekarang sudah pagi dan Jihan terlambat bangun. Done banget. Dengan jurus mandi semenit Jihan telah siap berangkat sekolah. Tinggal memasukan buku pelajaran yang telah ia siapkan di meja belajar.

But wait..

Terdapat kotak besar yang diatasnya terdapat post it bertuliskan 'I'm sorry 'bout last night' dan isinya adalah sebuah es krim dan cokelat.

Dejavu ga sih?

. . .

Baru saja orang itu terduduk di bangku kelasnya. Teman-temannya langsung menatap Bintang dengan intens.

Dengan mood yang tidak bagus Bintang bertanya,"Kalian apaan sih?"

Lalu, Laskar dan Garuda mendekati Bintang.

"Chill' guys chill." ucap Laskar.

"Heuuuu.. Ada apaan sih? Gar? Las?" kesal Bintang.

Laskar dan Garuda pun mendekati Bintang. Amat sangat dekat. Hingga membuat Bintang jijik.

"Sejak kapan lo telah membuka hati buat Jihan?" ucap Laskar to the point.

"Ngomong apa sih lo? Ngaco abis."

"Terus lu kemaren kenapa mau dateng ke pesta ultah nya?"

"Pertanyaan macam apa itu? Emangnya salah?"

"Ga salah si. Cuma ga biasa aja." ucap Garuda datar.

"Yaudah, gua ga bakal ikut campur masalah, kejadian atau apa itu namanya dengan seorang Jihan."

"Bukan itu maksud gue." ucap Laskar panik.

Tidak ingin mendengar segala hal yang sedang mereka bicarakan lebih baik Bintang ke kamar mandi.

Namun siapa tahu kalau Bintang bisa bertemu Jihan di depan kelasnya?

"Eumm.. Bin." panggil Jihan.

Ketika Bintang hendak beranjak tetapi dia kembali mengurungkan niatnya,"Hm?"

"Gue mau minta maaf soal tadi malem. Lu udah jauh-jauh tapi gue nya gaada. Gue minta maaf banget ya." ucapnya panjang lebar.

"No prob."

Dan hanya dibalas dengan dua kata.

"Euu.. terus makasih juga kadonya."

Bintang sempat terbingung,"Kado? Sejak kapan gue ngasih kado?"

"Loh? Terus siapa dong?"

"Mana gue tau. Dah ah gue mau ke toilet dulu." ucapnya seakan tidak peduli. Atau memang tidak peduli?

. . .

Pic: Bri Ferron as Jihan

NUTS[1]- BintangWhere stories live. Discover now