Lantunan lagu Lost Boy mengisi kekosongan cafe yang sempat terjadi. Karena, rata-rata anak-anaknya malah sibuk main hp. Sebel ga si?
Hingga acara pun selesai. Sebagian ada yang pulang duluan dan juga masih ada yang betah. Betah atau hanya ingin mendapatkan wifi gratis?
"Guys, gue balik duluan ya. Tiba-tiba ga enak badan gue. Kalian kalo masih mau disini, disini aja gapapa yaa. Maaf yaa." ucap Jihan, izin pamit ke teman-temannya.
"Lo mau pulang, Han?" tanya Iva
Dan Jihan hanya menganggukan kepalanya.
"Tunggu bentar kalo gitu." dengan kecepatan kilat Iva mencari Laskar dan Garuda.
Ketika mereka berdua sudah ada. Iva menyuruh Garuda untuk mengantar Jihan. Dan Iva bareng sama Laskar.
"Kok gue sama Jihan sih?" keluh Garuda.
Iva memelototi Garuda.
"Oh oke deh. Yuk pulang, Han."
Mereka berempat jalan berbarengan keluar cafe. Tentu dengan wajah Garuda yang cemberut dan wajah Jihan yang kembali terlihat sedih, merasa tidak enak dengan Garuda.
Parkir Laskar dan Garuda berjauhan. Hingga di tengah perjalanan mereka harus pisah. Laskar dan Iva belok kanan. Sedangkan, Jihan dan Garuda belok kiri.
Keluarlah kedua mobil tersebut. Dan masuk satu mobil ke cafe tersebut dengan pengemudi yang rapih tetapi tidak dengan wajahnya.
"Las, Bintang kenapa rese sih?" ucap Iva memulai percakapan.
"Las enak banget dah lu. Dikata gua tukang las besi."
"Yaelah, tinggal jawab aja kek."
"Rese dari mananya? Dia suka bantuin gue kok kalo lagi ulangan matematika."
"Beda urusan begs. Dia kenapa sampe benci banget gitu sih sama Jihan? Ada masalah bukan?"
"Ya mana gua tau bray."
Selama perjalanan hanya Iva yang aktif ngomong. Sedangkan Laskar hanya fokus ke jalanan saja. Hingga mereka telah sampai di rumah Iva.
"Makasih loh ya udah nganterin dan makasih juga telah merespons curhatan gue dengan baik."
Belum Laskar jawab, Iva sudah keburu menutup pintu mobilnya.
"Andai Garuda yang nganterin lu, Va. Mungkin dia bisa merespon curhatan lu lebih baik dan lebih aktif dari pada gue."
Di sisi lain.
"Muka lu kenapa gitu sih? Udah kaya kambing aja. Jelek banget." sebenarnya ini pertanyaan atau pernyataan?
"Apaan sih Gar? Rese banget. Sahabat lo satu lagi kemana hah?"
"Bintang maksud lo?"
Dan Jihan hanya menganggukan kepalanya.
"Mana gue tau. Peduli amat dah." ucap Garuda seenaknya.
Kring kring
Hape Jihan berbunyi tanda ada telpon. Dan ternyata dari Iva.
"Halo?"
"Ini bentar lagi. Ada apa sih?"
"Haa? Demi apa lu?"
"Sampe marah-marah?"
"Gue harus balik kesana. Thanks ya Va udah ngasih tau."
Telpon pun terputus. Jihan pun langsung menatap Garuda dengan penuh permohonan sambil berkata,"Garuda, gimana kalo kita balik lagi ke cafe tadi? Tadi kata Iva ternyata Bintang dateng. Dia sampai marah-marah gitu ke Iva. Plis ya Gar. Plisss."
Dan mobil pun terhenti.
"Terlambat bagi gue untuk balik lagi ke sana. Rumah lo jauh banget dari sana. Dan kita udah ada di depan rumah lo. Silahkan turun dan bicarain ini ke Bintang besok. Oiya, satu lagi. Semoga mimpi indah. Silahkan."
Jihan membeku melihat Garuda.
"Segitunya?"
"Yup, segitunya. Silahkan."
Lalu, Jihan turun dari mobil Garuda. Tentu dengan membanting pintunya keras-keras.
Setelah Jihan telah masuk ke rumahnya Garuda baru menyadari 'apa yang baru saja ia lakukan terhadap Jihan?'
. . .
Pic: Kaykay as Iva

YOU ARE READING
NUTS[1]- Bintang
Teen Fiction"Mau kemana Va?"tanya Bintang sembari berusaha mengejar Iva. Iva dengan rasa bodoamat dan cuek-nya menjawab,"Ga kemana-mana. Udahlah lu sama Jihan aja sana. Ngapain ngurus gue. Tar juga gue balik." Bintang tetap menunggu Iva setelah ia melontarkan k...