[2] Keana, Charissa, dan Cinta

279 38 80
                                    

"SHAHNAZ...!"

Shahnaz yang tadinya seperti orang bego berjalan sendiri, menoleh ke arah sumber suara. Itu adalah ketiga sahabat lamanya. Charissa, Keana, dan Cinta. Supaya lebih memudahkan, mari perkenalkan sedikit personality diri mereka satu demi satu.

Yang berambut blonde adalah Charissa. Charissa Nathania. Dari mereka berempat, hanya dia satu-satunya perempuan yang irit bicara. Andai setiap kata yang diucapkan manusia adalah uang, maka Charissa hanya akan mengeluarkan uang sekitar Rp.10.000,00,- dan mereka bertiga akan mengeluarkan uang sebanyak Rp.1.000.000,00,-. Mengenaskan? Memang.

Untuk masalah pasangan, Charissa tidak memilikinya. Sifatnya yang pendiam itu adalah faktor utamanya tidak memiliki pasangan. Tetapi, bukan karena tidak memiliki pasangan maka kalian berkesimpulan bahwa Charissa ini tidak pernah dekat oleh laki-laki sekalipun. Saat ini dan mungkin selamanya, Charissa memiliki suatu hubungan dengan seorang lelaki. Dia berkata bahwa itu adalah sahabatnya sejak kecil. Dan, kalau Shahnaz boleh menebak, sepertinya Charissa menyukai sahabat kecilnya itu.

Apa Charissa terjebak friendzone? Shahnaz pikir iya.

Kemudian, yang berambut hitam agak keriting bernama Keana. Keana Adriana. Kedua lengan bajunya yang dilipat, lalu berbagai tindikan dan beberapa aksesoris pria yang melekat di leher, tangan, telinga, serta hidungnya, sudah memberi kesan "bad girl" di dalam diri perempuan itu. Lagi, kalau Shahnaz boleh berpendapat, mungkin kelakuan tomboy Keana ini dia dapat dari nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Shahnaz pernah men-search arti namanya. "Keana" berarti lama dan "Adriana" berarti kegelapan. Jika digabungkan, artinya adalah, "sebuah kegelapan lama".

Mengerikan? Sedikit. Shahnaz harap Keana bukanlah seorang pembunuh bayaran.

Berbicara tentang percintaan, Keana berbeda dari mereka bertiga. Dia memiliki pacar, teman-teman. Tetapi, pasangan itu berbeda. Pacar Keana bersifat feminim, dan Keana-nya sendiri seperti yang sudah dijelaskan di atas. Pasangan ini lucu, omong-omong. Jika dalam sebuah hubungan, pihak perempuan-lah yang biasanya menangis bombay karena kelakuan sang laki-laki, maka mereka berbeda. Pacar Keana-lah yang sering curhat-curhat ala perempuan dengan sahabat-sahabat Keana. Laki-laki itu mengeluh bahwa Keana selalu tidak memiliki waktu untuknya karena terlalu sibuk dengan stik play station di kamar perempuan itu.

Apa Keana sempat berpikir untuk memutuskan pacarnya? Shahnaz pikir tidak sama sekali. Keana ini berpegang teguh kepada sebuah pendirian, yaitu, "orang gak setia itu pengecut dan pengecut itu lebih pantes buat mati".

Sudah dibilang 'kan kalau Keana ini mengerikan?

At last but not less, Cinta Kirana. Perempuan berambut kecokelatan ini bisa dibilang overdosis cerewet. Jika Charissa irit bicara, maka Cinta sebaliknya. Wajah Cinta memang manis, tetapi mulutnya itu tidak pernah dijaga. Sepanjang hari adalah surga dunia baginya karena dia bisa berbicara tanpa henti. Baik itu menilai fisik orang, caranya melakukan kegiatan atau bahkan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh orang tersebut pun selalu dia komentari.

Pernah para sahabatnya bertanya, apakah dia tidak lelah melakukan hal tak berfaedah seperti itu. Dan jawaban Cinta biasa, tapi bermakna dalam. Seolah langsung menyentuh hati nurani mereka bertiga saat mendengarnya. Jawabannya adalah, "Sampai bokap nyokap gue sadar kalau anak mereka ini gak cuma butuh uang, uang, dan uang. Anak mereka ini juga butuh kasih sayang yang gak akan didapetin dari uang sebanyak apa pun nominalnya,".

Ini terdengar klise, bukan?

Cinta ini asli pribumi. Dia korban broken home. Percampuran antara Kekeratonan Yogyakarta dan Solo. Ningrat? Ya, bisa dibilang seperti itu. Tetapi Cinta paling anti dipanggil "anak konglomerat" oleh teman-teman terdekatnya. Dia tidak bangga dipanggil seperti itu, omong-omong. Itu hanya akan mempermalukannya saja, katanya.

Masalah percintaan, Cinta tidak sebagus namanya. Dia berulang kali patah hati karena termakan harapan palsu para lelaki. Kalau tidak diberi harapan palsu, ya terkena modus, kurang lebih seperti itulah skema data perkembangan percintaannya setiap hari. Bodoh? Yes, she is.

"Shahnaz, Shahnaz, ini gue bawain oleh-oleh dari Sidney," ucap Cinta memulai percakapan di antara mereka berempat sambil menyodorkan sebuah kotak kado besar berpita merah kepada Shahnaz. Ya, Cinta adalah orang yang membuat titik fokus Shahnaz beralih padanya dan mengakibatkan perempuan itu menabrak pintu rumahnya sepekan yang lalu.

"Apaan nih? Jangan bilang Kylie Lipkit? Gila, kalau lo beneran ngasih begituan ke gue, demi apa pun, Ta, gue bakal nyiumin elo tiap hari," ucap Shahnaz yang mulai tergiur. Ayolah, siapa yang berani menolak perwarna bibir keluaran terbaru milik brand Kylie Jenner itu? Orang yang menolaknya pasti sudah tidak waras.

Cinta tersenyum polos yang Shahnaz lihat malah seperti sebuah senyuman setan.

"Buka aja, Naz. Keana sama Charissa juga udah gue kasih kok tadi, ya 'kan, Ke, Sa?"

Keana dan Charissa hanya berdehem.

Ada yang tidak beres.

Shahnaz mempercepat lagi gerakan tangannya saat benda yang dimaksud Cinta itu sudah mulai terlihat sedikit.

"Jam beker?"

Shahnaz melongo tak percaya. Isi kadonya adalah... jam beker! Jam beker biasa yang tidak ada spesial-spesialnya sama sekali. Hei, Cinta! Shahnaz bahkan bisa membelinya di Tanah Abang tanpa perlu jauh-jauh ke Sidney.

"Demi apa lo ngadoin gue jam beker, Ta?" Shahnaz menatap nanar sebuah jam beker berwarna putih itu, sedangkan Cinta? Dia hanya nyengir tak berdosa. Dari awal sudah dibilang 'kan kalau ada yang tidak beres? Ya meski Shahnaz sempat terlena sedikit tadi.

"Lah gue dibeliin rok, Naz. Parah banget gak, sih? Udah tahu gue gak suka pake rok," Keana menyambar dan Cinta terkekeh pelan.

"Gue dibeliin toak masjid malah," timpal Charissa bersungut-sungut. Lagi, Cinta terkekeh pelan.

"Oke, sabar sebentar, Dayang-dayangnya Cinta,..." apa-apaan ini? Mereka sama sekali bukan pembantumu, Cinta. Bangunlah, jangan terus bermimpi. Ada juga mereka yang selalu menjadi pesuruh untukmu. "... gue beliin lo pada barang begini itu, ada manfaatnya tahu," Shahnaz tambah tak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya ini.

"Nih, ya, Keana, gue beliin lo rok itu supaya lo belajar jadi cewek sedikit. Biar lo gak pake celana robek-robek yang bahkan lebih pantes buat dijadiin kain lap di rumah gue. Terus lo, Charissa, gue beliin lo toak masjid itu supaya di rumah atau di tempat umum lo bisa teriak-teriak gaje. Biar lo gak diem-diem terus macem orang kesambet setan bisu. Kalau lo, Shahnaz, kita udah sahabatan dari SD, ya. Gue tahu banget kebiasaan elo yang suka telat bangun. Apalagi kalau hari Minggu, lo pasti bangunnya selalu dzuhur. Jadi, biar kita-kita gak repot ngebangunin elo kalau kita lagi ada janji, tinggal pasang deh tuh jam beker," Cinta memberi jeda. "Now... any question, Babe?"

Bukannya menyahuti perkataan Cinta, mereka bertiga lebih memilih untuk pergi meninggalkan Cinta sendiri dan mencari kegiatan yang sedikit berguna lainnya.

Sempat terdengar suara Cinta bermonolog dengan dirinya sendiri. "Gue ditinggal sendiri. Lagi. Ya, udahlah, emang nasibnya jomblo ya begini. Datang tak diundang, ngasih penjelasan dikit eh ditinggal. Sad story, I know."

LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang