[7] LONDON...!

113 13 24
                                    

Shahnaz: Terus gimana jadinya?

Shahnaz menghela napas panjang dengan posisi tengkurap di atas kasurnya. Dia sudah pulang dari rumah Cinta sekitar setengah jam yang lalu, begitu pula dengan Keana dan Charissa.

Mereka memutuskan untuk membicarakannya saja lewat grup LINE dari pada berbicara langsung karena dapat beresiko cakar-cakaran antara Charissa dengan kubu Keana dan Cinta. Di sini Shahnaz bersifat netral.

LINE!

Selang beberapa detik, notifikasi LINE Shahnaz berbunyi.

Cinta: Udah si elah. Ikutin apa kata gue sama keana ae

Keana: Yoi. Balesan setimpal sama gak setimpalnya dipikirin belakangan aja naz. Yg penting kan dendam lo kebales

Shahnaz: Bingung gue sumpeh

Charissa: Terserah lo bertiga deh. Tapi yg jelas dari awal gue udah gak setuju

Keana: :)

Cinta: Gak usah senyum2 gitu lo anj
Cinta: Yg ngeidein semua ini kan elo
Cinta: Lo tanggung jawab dong
Cinta: Gimana si
Cinta: Makanya, kalo punya ide, dipikirin lagi. Bakal ada efek buruknya apa gak
Cinta: Mentang2 lo punya doi sendiri di antara kita, jadi seenak jidat ngomongnya

Keana: Lah. Kok lo gak nyante ta?

Cinta: Ya elo lagian! Bikin kita2 riweuh tau gak!

Keana: Kok lo ngegas ta?!
Keana: Lo ngajak ribut?!
Keana: Sini lo!

Benar 'kan? Di grup saja mereka seperti ini. Bagaimana jika di dunia nyata? Mungkin Cinta langsung masuk ruang UGD gara-gara bogeman mentah dari Keana.

Charissa: Nih lo berdua ribet sendiri dari tadi
Charissa: Lo maunya gimana naz? Gue ikut elo deh

Shahnaz: Gimana ya, gue ikutin kata cinta sama kea aja lah sa
Shahnaz: Lo sendiri juga gak punya cara kan?

Charissa: Gak sih. Yaudah kalo itu mau lo. Gue cuma bisa dukung

Keana: Noh! Shahnaz aja ngikutin apa kata gue! Mau apa lo!

Charissa: Innalillahi...

Cinta: Yaudah sih! Selaw! Itu kan juga ada ide gue!
Cinta: Awas lo besok sekolah!
Cinta: Gak usah minta2 jajanan gue lagi!
Cinta: Gak usah pinjem2 duit gue lagi!
Cinta: Gak usah nebeng2 gue lagi!
Cinta: Gak usah panggil2 nama gue lagi!

Keana: Idih! Gue juga gak sudi! Cih!
Keana: Liat lo besok dugong!

Cinta: Oke!
Cinta: Liat besok lo cabe pasar!

Keana: Daki yong lek!

Cinta: Belek awkarin!

Keana: Upil sule!

Cinta: Kerak iler andre!

Shahnaz: Innalillahi... (2)

•••

Sambil terus memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang dari balik kacamata hitamnya, Dareen bersenandung kecil. Dia kini sudah berada di bandara, menunggu penerbangan Jakarta-London di ruang tunggu. Berulang kali dia mengecek arloji hitam di pergelangan tangannya. Bertanya dalam hati mengapa jam lima sore itu lama sekali.

Dak!

Itu adalah suara koper yang diturunkan dari troli bandara. Sangat mengganggu di pendengaran sampai-sampai Dareen menoleh ke arah sumber suara.

"Bisa pelan-pelan gak—" Dareen berdiri dan membuka kacamatanya, memastikan bahwa penglihatannya salah. Namun setelah mengucek kedua bola matanya berkali-kali, siluet Alvaro Aditya Saputra tidak kunjung hilang dari pandangannya. Hal itu menandakan bahwa lelaki itu benar-benar ada di sini, bersamanya. "Varo?! Lo ngapain ngintilin gue, sialan?!"

LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang