Kenyataan yang sebenarnya

77 6 2
                                    

Zahrah dan Farhan berjalan menyusuri kampus dan berusaha untuk menemukanku.

Detik waktu terus menerus berjalan, hingga pada akhirnya mereka berdua merasa lelah.

" Vin, lo kemana? Gue khawatir sama lo, lo jangan ngilang gini dong!! Padahal hari ini adalah hari kita bisa kumpul bareng kayak dulu, kok sekarang lo pergi entah kemana " gumam Zahrah.

" yang, hello!!! Kamu gapapa? " sahut Farhan menyadarkan Zahrah dari lamunanya.
" eh, nggak, gapapa kok " sahut Zahrah tersenyum.

" serius?? " sahut Farhan.
" iya aku serius " sahut Zahrah.
" kamu nggak sedang nyembunyiin sesuatu dari aku kan? " tanya Farhan.

Lalu tiba-tiba saja semuanya menjadi hening dan Zahrah hanya bisa meneteskan air mata.

" yang, kamu nangis? " tanya Farhan. " nggak kok " sahut Zahrah sambil mengusap air matanya.

" kamu jangan coba bohongin aku " sahut Farhan. " aku beneran gapapa yang... " sahut Zahrah. " yang, jika kamu terus - terusan menutupi sesuatu, semuanya tidak bisa terselesaikan dengan baik " sahut Farhan.

" terus?? " sahut Zahrah.
" kamu cerita dong sama aku, kamu ada masalah?? Kan kamu bisa cerita ke aku, terus mungkin aku bisa bantu " sahut Farhan.

Setelah mendengar itu Zahrah hanya bisa terdiam dan tenggelam di dalam kesedihannya yang saat itu ia rasakan.

" vin, rasanya gue pengen teriak ke seluruh dunia, gue sayang lo, gue nggak mau kehilangan sahabat gue untuk yang kedua kalinya " gumam Zahrah.

" Zahrah... kamu gapapa? " sahut Farhan sambil memegang pundak Zahrah. Zahrah pun tidak merespon pertanyaan Farhan sama sekali apalagi menoleh ke arahnya.

" Zahrah!!! " panggil Farhan sambil mengarahkan kepala Zahrah ke hadapan nya, lalu tidak lama kemudian Zahrah langsung memeluk Farhan dengan erat.

Awalnya Farhan masih ragu membalas pelukan itu, tetapi lama - lama dia menyadari bahwa saat itu dia sedang membutuhkan pelukan.

Farhan pun membalas pelukan Zahrah dengan mengelus - elus rambut Zahrah. " Zah, kamu kenapa? Cerita dong... " tanya Farhan.

" yang, seharusnya hari ini itu, hari yang paling bahagia dalam hidupku, tetapi kenapa semuanya malah hilang hanya karena Andy sakit " jawab Zahrah.

" seharusnya yang kamu salahin itu bukan Andy tapi penyakit nya " sahut Farhan.

" kamu jangan mencoba menyalahkan keadaan yang... ,ini semua udah terjadi " sahut Zahrah.

" dari pada masalah ini terus berkepanjangan mendingan kita cerita ke Vina aja yang... " sahut Zahrah.

" kamu jangan bodoh ngelakuin hal itu " sahut Farhan.
" kenapa? " tanya Zahrah.

" kamu kan tahu sendiri itu semua permintaan Andy, kamu kan juga tahu sendiri kan kalu dia sangat menyayangi Vina, jadi dia tidak ingin membuat Vina khawatir " sahut Farhan.

" tapi kan... kalo seumpama Vina tahu dia pasti merasa terpukul, jadi kita harus menemukannya dan cepat - cepat menceritakan semuanya " sahut Zahrah yang ingin berlonjak pergi.

Tetapi langkah nya langsung terhentikan oleh suara yang mengagetkan mereka berdua.

" kalian nggak usah repot - repot menceritakan semuanya ke gue, gue sebenarnya udah tahu dari awal " sahutku yang langsung membuat mereka berdua saling memandang satu sama lain.

" tunggu dulu, lo tahu dari mana?, perasaan Andy nutupin itu semua secara diam - diam agar lo nggak tahu, tapi kenapa lo bisa tahu? " tanya Farhan nggak percaya.

Where Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang