Hari yang melelahkan3

69 11 1
                                    

Udah nggak terasa hari libur sekolah telah usai, kini aku akan kembali belajar di sekolah tanpa Andy dan Farhan, dan juga memulai hari - hari ku dengan semua ujian - ujian yang dari dulu tidak aku sukai. Aku terbangun dari tempat tidur ku.

" hoaa!!! Kenapa gue semalam mimpi aneh ya? " tanyaku sambil mengucek - ucek mata. " Ah lupain aja itu cuman mimpi kali...

" sahutku sambil membuyarkan lamunanku. " sekarang jam berapa ya? " tanyaku sambil melihat jam tangan ku. " hah? Jam enam? Gue harus siap - siap buat sekolah " sahutku langsung menuju ke kamar mandi.

5 menit kemudian

" gimana keadaan nya Andy ya? " tanyaku dalam hati. " udah lahh jangan mikirin itu dulu, kan udah ada tante Cika yang jagain mendingan gue sekolah aja yang pinter " sahutku dengan senyum - senyum sendiri di cermin.

Lalu aku langsung bergegas bersiap - siap untuk pergi ke sekolah.

" Vina!!! Ayo sarapan!!! " teriak Mama dari ruang makan. " iya ma!!! Bentar lagi!!! " teriakku sambil bergegas turun ke lantai bawah dengan memakai seragam abu - abu putih dan membawa tas.

" ingat!!! Sekolah yang pinter, jangan nakal, nurut sama guru " celetuk Papa yang menasehati ku di meja makan.

" ya ampun pa... Vina udah gede jadi bisa ngerti semua itu, iya udah pa Vina dah telat nih... Vina berangkat dulu ya pa... ma... bye pa.. ma... love you... " jawabku sambil cengengesan dan mencium pipi Papa dan Mama sebelum berangkat.

" hati - hati di jalan, ingat pesan papa!!! " teriak Papa. " siap boss!!! " jawabku sambil memberi hormat seperti upacara.

Tak lama kemudian tiba - tiba ada mobil yang menungguku di depan gerbang dan ternyata itu adalah Zahrah yang datang untuk menjemputku. " Vin, ayo masuk " ajak Zahrah.

" hah? Gue? " Sahutku sambil celingak celinguk. " ya... malah celingak celinguk, ya lo lahh... siapa lagi, ayo mumpung gue ada yang nganter nih... " ajak Zahrah.

" hehe oke...  " jawabku sambil cengengesan. Bremm!! Mesin mobil Zahrah dinyalakan dan kami langsung menuju ke sekolahan.

15 menit kemudian

" wihhh udah nggak terasa ya... kita mau ngehadapi ujian banyak banget " sahut Zahrah.
" iya, padahal rasanya kayak baru kemarin kita jadi anak baru, dan mulai jatuh Cinta kepada cowok " jawabku yang tiba - tiba saja murung.

" ya... malah cemberut.. ayo dong semangat... kangen sama persahabatan kita berempat kan? " tanya Zahrah.

Aku pun langsung menjawab nya dengan menganggukkan kepala. " Eitt... gak boleh sedih dong... ingat kita itu sampai kapan pun juga akan selamanya tetap jadi sahabat " jawab Zahrah yang berusaha membuat ku tersenyum.

" lo bener juga Zah " jawab ku dengan tersenyum. " iya dong... siapa dulu Zahrah... " jawab Zahrah dengan nada sok pintar.
" ih sombong amat lo " ledekku.
" ya... dibilangin malah ngeyel... " ledek Zahrah.

" iya iya... maaf gue bercanda " jawabku sambil menyenggol sikut Zahrah. " gue marah " sahut Zahrah. " marah kok bilang - bilang " ledekku.

" tahu ah... " jawab Zahrah yang langsung meninggalkan aku.
" Zah!!! Tunggu!! " teriakku langsung menyusul Zahrah dari belakang.

" Zah, lo marah ya sama gue, maaf gue cuman bercanda " sahutku dengan nafas terengah-engah. " hahaha lo ternyata mudah ya kena jebakan gue " jawab Zahrah sambil tertawa.
" lo kok tega banget sih sama gue? " ledekku.

" lo juga biasanya kayak gitu kan? " jawab Zahrah.
" hehehe iya juga sih " jawabku.
" masuk ke kelas yukk... sebelum bel berbunyi ntar kalo kita telat masuk ke kelas bisa - bisa kena hukuman nya Bu Andin " ajakku. " ayoo " jawab Zahrah.

Where Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang