Ketika kata cinta berubah menjadi egois, apakah hal itu dapat dikatakan cinta lagi?
INSIDE YOU
...
"Enggak apa, yang penting gue udah ngelakuin yang terbaik. Lagipula kita enggak tau siapa jodoh kita yang sebenarnya. Meskipun kita pacaran bertahun-tahun tapi kalau lo bukan jodoh gue, gue bisa apa?"
"Hmm??" Mata bulat yang memerhatikan setiap deretan kata dari novel yang dibacanya kini bergerak lincah, kiri kanan, seolah tanpa beristirahat dan memilih menuruti rasa penasaran hingga akhir cerita.
Bibir bawah itu digigit dengan erat tampak cemas. Jarum jam terus berdetik, menyisakan malam yang hening. Netha meraih salah satu boneka kelinci yang berada di samping ranjang lalu menyangga dagu saat membaca di tempat tidur.
"NOVEL TEROOSS, BELAJAR WOI BELAJAR!"
Suara menyebalkan ini ....
Netha menatap tajam begitu pintu kamar dibuka dengan cepat. Seseorang muncul dengan kaos hitam dan celana pendek cokelat selutut. Bang Rangga? Setengah cemberut Netha yang sempat terduduk kembali merebahkan tubuh ke tempat tidur.
"Oi," Rangga tertawa pelan, duduk di pinggir seraya menyentil pipi tembam itu. "Udah belajar belum? Pr lo dikerjain dulu baru baca novel lagi."
Netha berdecak, berusaha mengembalikan fokus pada suasana yang tercipta di novel. "Ini Netha juga lagi belajar Bang."
Rangga yang menginjak bangku kuliah itu mendelik. Setengah ditundukkannya tubuh, memerhatikan barisan kata yang sedari tadi dibaca oleh adiknya itu. "Belajar mengkhayal hm?"
"Belajar Bahasa Indonesia," jawab Netha memiringkan tubuh, memunggungi abangnya itu. "Disuruh resensi novel. Jadi kalau Abang bilang Netha cuma belajar mengkhayal, Abang salah."
"Jangan ngambek elah," Rangga mendengus, mendaratkan tangan lebar ke puncak kepala adiknya. "Habisan lo kalau udah baca suka lupa waktu, makan, belajar, bisa enggak tidur juga kali."
Netha menoleh belakang, masih menatap tajam. "Abang jangan ajak Netha bicara dulu, Netha mau selesaikan bacaannya. Tinggal tiga lembar lagi."
"Hmm hmm..." gumam Rangga malas lalu bangkit menyusuri setiap sudut kamar adiknya, seperti sedang melakakukan penggeledahan hanya saja sedang tidak tahu harus menemukan apa.
Beraneka ragam judul novel berjejer pada rak yang disesuaikan dengan warna sampul buku. Tidak hanya novel, namun begitu juga dengan koleksi komik. Dibandingkan menyusunnya berdasarkan nomor, si pemilik kamar ini lebih memilih untuk menyusun berdasarkan warna.
Laci meja belajar dibuka, berhasil membuat berbagai peralatan alat tulis berbunyi seketika. Kotak berwarna krim menjadi perhatian begitu juga dengan buku catatan berwarna merah muda. Buku diary? Sungguh mengejutkan, adiknya yang begitu 'rajin' ternyata melakukan kegiatan kecil seperti ini.
Penasaran, Rangga menoleh belakang lalu membukanya diam-diam. Berbagai catatan penuh warna dan stabilo tertera, gambar ilustrasi kartun yang cukup imut tertera di setiap sudutnya.
Seperti menunjukkan suasana hati, Netha akan menggambar wajah gadis kecil yang sedang cemberut ketika kesal dan yang paling banyak Rangga lihat adalah ....
Perlahan namun pasti, Rangga menelan ludah. Melihat karikatur dan membaca tulisan dari tanggal yang berbeda-beda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inside You
Teen Fiction"Coba Atha tebak, apa yang jauh di mata tapi dekat di hati?" "Usus." "ATHAA!" ___ Begitulah Atha di mata Netha. Serius, dingin dan kaku. Jika Netha selalu mengejar Atha, maka Atha selalu mengejar uang. Jika Netha selalu mencintai kehadiran Atha...