Dia seseorang yang menyembunyikan kesakitannya di balik diam.
Dia seseorang yang menyembunyikan rasa kesepiannya di balik kesibukan.
Dan dia pula seseorang yang sendirian dan selalu menenggelamkan diri pada dunia yang ia ciptakan.INSIDE YOU
...
"Pipi kamu gemesin amat, pengen kakak cubit terus rasanya."
Resa berdecak, cewek yang duduk di bangku akhir SMP itu menoleh kesal seraya menepis tangan seseorang yang senantiasa mengganggunya belajar. Kak Eren, sungguh Resa tidak mengerti baagimana dirinya bisa mempunyai kakak dengan sifat yang berkebalikan darinya seperti ini.
Dirinya yang serius sementara tidak untuk kakaknya.
Kak Eren terlalu santai menanggapi setiap hal yang di hidupnya. Seperti mengikuti arus yang begitu deras, meskipun memiliki tujuan namun kebanyakkan dari tujuan tersebut ia biarkan bergerak dengan sendirinya.
Beda hal jika Kak Eren sudah benar-benar mencintai suatu hal, ia akan berusaha keras, tidak peduli berapa kali terjatuh maka akan terus bangkit seolah tidak peduli, senyum itu selalu terukir.
Bibir bawah Eren terangkat, lalu menusuk pipi adiknya itu dengan jari telunjuk kembali. "Kakak kesepian tau kalau lihat kamu belajar terus."
"Kakak ...." tekan Resa, kesal. "Aku kan sebentar lagi mau ujian. Harusnya kakak senang lihat aku belajar."
"Ya senang sih," Eren bergumam, melipatkan kedua tangan ke dada. "Tapi kakak enggak senang kalau kamu terlalu fokus sama apa yang di depan."
"Hah?"
Eren mengangguk, menjelaskan. "Gini ya Resa, kita boleh mengejar sesuatu tapi jangan sampai lupa menikmati hari ini, oke? Kita enggak akan tahu kapan momen seperti ini berakhir, bisa jadi di masa depan yang kamu kira terbaik malah sebaliknya."
Resa mengernyit. "Maksud kakak kehilangan?"
Eren menyengir, mengangguk. Diraihnya ikat rambut di salah laci lalu mengikat rambut itu menjadi satu kuciran. "Makanya udahan dulu belajarnya. Ada yang mau kakak ceritain ke kamu soalnya. Penting! Banget!"
Setengah malas, Resa menutup segala jenis buku yang terbuka lebar lalu membalikkan badan dengan tubuh yang masih saja nyaman di kursi belajar.
"Res, kamu punya pacar enggak?"
Dengan wajah datar, Resa menggeleng, memerhatikan Eren dengan seenak jidat merebahkan tubuh di tempat tidur, dan berhasil membuat kamar yang susah payah ia rapikan kini kembali berantakkan.
"Aku enggak akan melakukan suatu hal yang membuatku kerepotan," ucap Resa tegas.
"Dasar serius, entar cepat tua baru tau," Eren mendengus. Namun tak lama mata itu berbinar, mencondongkan tubuh dengan semangat. "Kakak ada nemu orang yang kakak suka lho Res. Rasanya tuh kyaa! Seru banget, deg-degan, habis itu ya kita tuh kayak punya hidup baru. Hari yang berwarna jadi semakin berwarna."
"Semakin suram yang ada," gumam Resa.
"Yee, kamu mana tau gimana. Jatuh cinta aja belum pernah," ledek Eren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inside You
Teen Fiction"Coba Atha tebak, apa yang jauh di mata tapi dekat di hati?" "Usus." "ATHAA!" ___ Begitulah Atha di mata Netha. Serius, dingin dan kaku. Jika Netha selalu mengejar Atha, maka Atha selalu mengejar uang. Jika Netha selalu mencintai kehadiran Atha...