Netha selalu ingin ada di samping Atha.
Kesedihan, kebahagiaan, canda tawa. Netha enggak mau lihat Atha sendirian, sesak tau.INSIDE YOU
...
"Sudah, jangan panik lagi. Atha cuma butuh istirahat."
Sebuah tangan kurus mendarat pada puncak kepala Netha, diacaknya rambut cewek itu dengan gemas berhasil membuat Netha yang duduk di samping tempat tidur uks itu kontan menoleh belakang.
Dokter khusus yang bekerja di sekolah. Perempuan paruh baya dengan jas putihnya itu tersenyum lembut lalu memerhatikan Atha yang tampak tertidur pulas tersebut. "Tadi sudah saya beri beberapa obat supaya asam lambungnya menurun dan nanti kalau sudah bangun saya resepkan lagi obat untuk diminum setelah makan."
Kedua sudut bibir Netha kini menurun, memerhatikan kedua orang di sampingnya tersebut. "Atha bisa cepat sembuh tidak?"
"Bisa," Perempuan itu mengangguk, meletakkan sebelah tangan Atha yang terjulur ke atas perut. "Kalau dia nurut dan seterusnya istirahat dengan cukup."
Atha? Istirahat? Setengah mendengus Netha melihat wajah bundar tersebut. Mustahil, bahkan dalam seumur hidupnya, Netha hanya sekali melihat Atha tertidur di kelas waktu itu. Sisanya? Benar-benar seperti robot, tidak pernah diam. Selalu ada hal yang dilakukan tanpa membuang setiap menit yang dipunya.
"Kalau gitu nanti biar Netha bantu jagain Atha. Kalau Atha bandel bakal Netha ceramahin pokoknya."
Perempuan itu tertawa pelan lalu mengangguk. "Ya udah, kalau gitu Netha bantu jaga Atha dulu ya? Ibu sama guru-guru lain mau rapat dulu. Suruh Atha makan obatnya kalau udah bangun, terus berikan jeda beberapa saat sebelum makan buburnya. Kalau misalnya ada keluhan dari Atha dan enggak bisa ditahan, Netha lapor ke Ibu ya?"
"Siap!" Netha menyengir, mengangkat sebelah tangan dengan semangat, gerakan hormat. "Demi cinta Netha kepada Atha maka Netha siap melakukan yang terbaik untuk Atha!"
Dan percayalah, tidak pernah Netha ketahui bahwa menjaga seseorang yang sedang sakit juga akan terasa membosankan seperti ini...
Netha yang satu setengah jam memerhatikan wajah tidur Atha, nyaris saja memejamkan mata dan ikut larut dalam mimpi jika tidak sadar bahwa kepalanya akan terjatuh dan menimpa Atha yang berada di hadapannya.
"Jangan tidur Netha, nanti kalau Atha yang bangun malah Atha yang jaga Netha," gumam Netha pelan sesekali menampar pipi berhasil membuat kulit yang tampak cerah itu kini memerah seketika. Namun tak lama saja mengembus napas pasrah memerhatikan wajah Atha. "Yah itu pun kalau Atha mau sih."
"Enggak ..."
"Huh?" Netha memiringkan kepala, mungkinkah Atha terbangun dan bisa mendengar ucapannya?
"Aku enggak mau."
Entah harus mengembus napas lega ataukah tidak, yang pasti dapat melihat perubahan raut wajah bundar Atha sekarang. Seseorang yang tadinya tertidur begitu tenang kini malah sebaliknya, dahi itu mengernyit bersamaan dengan mengangkat kedua alis.
Ah! Tidak cukup itu, bahkan mata itu terpejam dengan erat seakan menangis? Tunggu! Apa yang dimimpikan Atha hingga bisa jadi seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Inside You
Novela Juvenil"Coba Atha tebak, apa yang jauh di mata tapi dekat di hati?" "Usus." "ATHAA!" ___ Begitulah Atha di mata Netha. Serius, dingin dan kaku. Jika Netha selalu mengejar Atha, maka Atha selalu mengejar uang. Jika Netha selalu mencintai kehadiran Atha...