****
Gadis itu masih menggenggam tangan laki laki yang masih terbaring tak sadar kan diri itu di bankar rumah sakit, gadis itu menatap sedih wajah laki laki yang kini penuh dengan memar memar dan dengan peralatan peralatan medis yang menempel di beberapa bagian tubuh nya.
Nita mungkin bisa menghela nafas lega saat dokter mengatakan jika Yoda tidak mengalami luka luka yang lebih serius, tapi tetap saja melihat laki laki yang mungkin saat ini masih di cintai nya itu terbaring lemah membuat gadis itu tak kuasa menahan air mata nya.
Nita tak bisa mengelak jika pada kenyataan nya gadis itu selalu peduli kepada Yoda, gadis itu masih menyanyangi Yoda bahkan masih mencintai nya.
Nita tau ini salah karena saat ini status nya tak lagi sendiri, ada Radit yang harus ia jaga perasaan nya, tapi untuk menghilang kan perasaan yang tumbuh sejak 2 tahun yang lalu adalah hal yang tidak mudah bagi nya.
"Nita"
Gadis itu Buru Buru menyeka air mata nya saat merasakan sebuah tepukan lembut di bahu kanan nya, ia mendongkak dan tersenyum tipis saat melihat Aliya-- mami nya Yoda.
"ngak usah sedih ya Yoda tidak apa apa kok, " ujar Aliya, wanita paruh baya itu mengusap lembut pucuk kepala Nita.
Membuat gadis itu merasa seperti di perlakukan layak nya seorang anak oleh wanita yang telah melahirkan laki laki yang di cintai nya itu.
Persahabatan yang terjalin lama itu membuat Nita sedekat itu dengan keluarga Yoda.
"polisi sudah menyelidiki jika ada yang sengaja memukuli Yoda, tante harap Yoda lekas sadar dan bisa memberi tau kita siapa yang sudah melakukan hal jahat itu" ujar Aliya.
Nita mengangguk paham, tapi jika di pikir pikir ia rasa Yoda tidak pernah memiliki seorang musuh , lantas siapa kah orang yang sudah mencelakai laki laki itu?
"ohh iya Tan,, om Hendra gak kesini? " tanya Nita menanyakan Hendra yang tak lain adalah papih nya Yoda.
"lagi di kantor polisi, kata nya lagi melaporkan kasus ini" jawab Aliya.
Nita mengangguk gadis itu juga berharap jika kasus ini akan cepat selesai dan si tersangka bisa secepat nya di tangkap dan di jeblos kan ke dalam penjara.
"kak Radit" gumam Nita seakan akan teringat sesuatu, Radit.. Ohh ya Tuhan kenapa Nita bisa lupa jika gadis itu kesini bersama Radit juga.
"tante, Nita keluar sebentar ya" pamit nya, setelah mendapat anggukan dari wanita paruh baya itu Nita langsung saja melesat pergi dari kamar inap Yoda.
"kak Radit mana ya? Apa dia udah pulang dan langsung ke sekolah, tapi kok kenapa gak bilang bilang ya" gumam Nita sambil mengedar kan pandangan nya ke sekitar penjuru rumah sakit berharap menemukan sosok yang di cari nya di antara orang orang yang lalu lalang di sekitar koridor rumah sakit.
"aduhh kemana ya dia?telpon aja deh" ujar nya kebingungan kemudian merogoh i phone nya dari dalam tas dan langsung mendial nomor Radit.
Hanya suara operator yang menjawab memberitau kan jika nomor yang di call Nita sedang tidak aktif.
Nita menghembus kan nafas berat nya tidak biasa nya juga Radit pergi begitu saja dan nomor handphone nya pun tidak aktif.
Kemana laki laki itu? Apa Radit marah? Karena merasa di abaikan, tapi Nita rasa itu tidak mungkin ia tau Radit adalah laki laki yang sudah cukup dewasa tidak mungkin jika hanya karena hal ini ia marah. Sekarang yang harus Nita lakukan adalah membuang semua pikiran negatif nya terhadap Radit, mungkin saja kekasih nya itu ada urusan mendadak dan langsung menuju ke sekolah, mungkin saja. Apa lagi Radit masih tergolong guru baru jadi tidak sopan juga rasa nya jika laki laki itu tidak masuk kerja tanpa keterangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU INGIN BERSAMAMU [√]
RomansaBerawal dari persahabatan nya dengan cowok yang Yoda Mahendra, saat itu juga mulai muncul rasa cinta di hati Nita Roslinda, namun sebuah kenyataan membuat nya sakit saat melihat Yoda bersama dengan Cewek lain, ia hanya bisa berharap jika suatu...