-06- MALU

29 0 0
                                    

“Bi, gue mau dong foto bareng kak sapta, mumpung hari ini dia kece badai”
Ucapku sambil memeluk tangan kiri bia.

“elo napa sih nggi, kayaknya ngebet banget sama kak sapta? Gantengan juga kak Reyhan”tukas bia mengejek seleraku.

“selera kan beda-beda. Udah ah ayok buruan, gue mau foto nih”

Aku segera menarik Bia mendekat ke kerumunan cewek-cewek yang lagi ngantri minta foto.

“Bi, tapi gue malu bilang nya”

“elo mau foto apa nggak nih? Kalo lo malu terus, kapan bakalan dapat foto bareng?”jawab bia meyakinkan ku.

Tiba-tiba datang seorang cewek yang berpakaian rapi, berparas cantik mendekati kak sapta.
Dia berbisik di telinga kak sapta.

“itu cewek siapa nggi?” Tanya Bia padaku.

“entah, gue juga nggak tau”jawabku sambil menyerngitkan dahi.

“emm sorry banget ya. Untuk fotonya nanti dulu. Gue lagi buru-buru”
Suara kak sapta memberitahu kami semua.

Kak sapta lalu pergi bersama cewek itu. kemungkinan sih Cuma balik ke kelas nya doang. Soalnya pagar sekolah masih ditutup, karena acara belum kelar.

Aku memasang muka bete. Aku segera menarik Bia menjauh dari kerumunan yang bisa-bisa makin buat aku bete abis.

Kami berdua lalu kembali ke tempat duduk di bawah tenda acara.

“dari mana lo berdua?” kata atha.

“dari pojokan sana tuh” sahut Bia sambil menunjuk ke arah kerumunan itu.

“mau minta fotbar juga bareng kak sapta?” sahut Nenes.

“iya hehehee..” jawabku cengar-cengir.

“udah dapat foto bareng nya?” Tanya Mila lagi.

“belum, soalnya kakak nya buru-buru balik ke kelas. Lagian gue pengen foto, tapi gue malu bilang nya.” Jawabku lagi

“jadi lo dari tadi di sana nggak ada foto gitu?” sambung atha bertanya.

“engga. Hehehe”

“udah ah lo semua ngga usah berisik. Liat nih Band kelas kita mau tampil”
Tegur Bia yang daritadi serius memperhatikan acara yang sedang berlangsung.

“oke mari kita saksikan Band X-2. Fariz dan kawan-kawan yang akan membawakan lagu Peterpan-Aku dan Bintang”

Sorakan penonton membuat mereka semakin PD untuk naik ke atas panggung.

“hah? AGUS jadi vokalis?”
Aku kaget setengah mati. Agus, temen gue yang rada sableng itu jadi vokalis Band kelas.

Suara alunan music pun mulai terdengar. Aku menutup kedua telingaku.

Aku takut suara agus fals. Soalnya, setiap dia nanyi di samping ku, nada tingginya itu bukan makin naik, malah makin besar dan FALES.

Haduhh sumpah aku mendingan nongkrong di kantin daripada harus ngeliat Band kelasku sendiri tampil.

“huuuuuu”

“hahahahaaa, vokalisnya gokil”

“suaranya mantap abis”

Cacian penonton mulai terdengar. Agus tetap terus bernyanyi seolah-olah nggak ada terjadi apa-apa.

“sudah gue bilang, elo aja yang jadi vokalis. Elo malah nggak mau”
Suara Frida tiba-tiba ada di belakang ku.

“ya gue kan nggak tau kalo penggantinya malah kayak gini”
Jawabku singkat.

Pandanganku terus tertuju ke depan panggung sampai akhirnya lagu yang mereka bawakan selesai.

“Fiks. Hari ini adalah hari yang bikin gue canggung karena malu, dan bikin kelas gue malu”
Batinku menggerutu dalam hati.

Sebuah KadoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang