Happy reading
[Editing, 2022]
Sekitar 15 menit kemudian terlihat Gria, Eza dan Davi masuk ke dalam kelas mereka kembali. Jangan tanya seperti apa penampilan Gria saat ini, jelas laki-laki itu sangat berantakan bahkan di sudut bibirnya masih terlihat ada darah yang mengalir
"Dia jebak siapa lagi?" tanya Gria dingin
Eza menjawab dengan suara pelan, "Kayaknya Angga,"
Fiora yang menyadari kehadiran mereka lantas berdiri dari bangkunya, namun setelahnya suara pintu kembali di buka
"Gria kamu bisa ke ruang kepala sekolah untuk menandatangani surat pernyataan" ucap Metha membuat Gria berbalik badan dan mengikuti langkah guru BK tersebut
Fiora yang masih berdiri lantas di hampiri oleh Eza, "It's oke Fi," ucapnya membuat Fiora melotot
"Lo bilang it's oke? emang masalahnya apa sampai harus baku hantam gitu?" tanya Fiora membuat Eza menatap ke arah Davi
Davi lantas menjelaskan, "Zian namanya, dia ketua OSIS di SMA kita"
Fiora menatap Davi, "Ya gue gak peduli, gue tanya masalahnya apa? kenapa Gria di panggil lagi? emang tadi belum selesai urusannya?" tangan Dara mengusap punggung Fiora
"Tenang Fi, kita juga semua khawatir" terlihat seisi ruang kelas menatap ke arah Fiora, seperti ingin juga mendapat kabar mengenai Gria
Davi menarik nafas dalam, lalu dikeluarkannya dengan tenang "Zian harus dibawa ke rumah sakit karena tiba-tiba dia pingsan di ruang BK tadi waktu di sidak"
"Dih, gue yakin nih si brengsek lagi bersandiwara" ucap Eza
Fiora berdecak kesal, "Gria ada masalah apa sih?"
"Kalian tau kan?" lanjut Fiora membuat Eza dan Davi mengedikkan bahu serempak
Fiora merasa kesal karena tidak mendapat jawaban yang memuaskan, lantas gadis itu berjalan ke luar kelas untuk memastikan sendiri apa yang sebenernya terjadi dengan Gria sehingga laki-laki itu memukul habis-habisan Zian, yang baru ia ketahui jika dialah ketua OSIS SMA Bhina Bangsa
Dara tidak berkutik, dia hanya menatap kepergian sahabatnya itu "Gue gak mau Fiora marah hanya karena kita menutup-nutupi bobroknya Gria" Dara menatap kearah Eza dan Davi , keduanya pun mengangguk tanda setuju
"Gria" Fiora berteriak memanggil laki-laki yang sudah berjalan lebih jauh di hadapannya, terlihat Metha sudah memasuki ruang kepala sekolah terlebih dahulu
Gria menoleh, lantas Fiora mempercepat jalannya dan menghampiri Gria, "Lo kenapa?" tanyanya dengan tegas membuat Gria bingung mau menjawab apa. alhasil laki-laki itu hanya tersenyum
Mata Fiora memandang detail wajah Gria, reflek tangannya menyentuh luka disudut bibir laki-laki dihadapnnya itu"Lihat! babak belur gitu" ucapnya sembari melihatkan cermin kecil ke hadapan Gria
Gria tersenyum, "It's oke, bentar ya gue masuk dulu ada yang perlu ditanda tangani katanya tadi" ucap Gria meyakinkan Fiora bahwa dirinya baik-baik saja. Fiora mengangguk lalu duduk menunggu di kursi depan ruang kepala sekolah
20 menit berlalu,
Suara pintu ruang kepala sekolah terbuka, Fiora lantas berdiri
Terlihat Metha yang keluar terlebih dahulu lalu disusul Gria, "Apa sih susahnya minta maaf?"
"Tolong lah Gria Raksa Argianta kali ini saja kamu minta maaf ke Zian. Masalah gak akan selesai kalau minta maaf saja kamu gak mau"ucap guru BK yang tak lain adalah Metha, saudara perempuan Gria
KAMU SEDANG MEMBACA
02.00
Teen FictionKisah ini tidak akan berakhir tragis, gue janji -Gria Raksa Argianta, 02.00- 02.00, Bagaimanapun kita tetap tahu kemana kita akan pulang