Happy reading ^^
[Editing, 2022]Bel masuk sekolah akan berbunyi 10 menit lagi, Dara mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang kelas namun tetap saja dia tidak menemukan keberadaan sosok gadis yang sedang ia cari pagi ini
"Ngapain sih Dar?" tanya Eza yang baru saja memasuki ruang kelasnya
Dara membalikkan badannya, "Si Fiora belum ada di kelas, ada ijin ga dia sama lo?" tanyanya membuat Eza mmengangguk
"Sakit kali," seru Davi dari bangkunya
Dara yang mendengar suara Davi hanya melengos,
Eza tertawa, lalu dengan reflek mengacak rambut Dara "Utututu msih ngambek"
"Gausah nyenggol gue!" teriak Dara begitu keras lalu Eza bergegas duduk ke bangkunya
Eza kembali bersuara, "Dav, si Dara masih kesel tu"
Davi yang menyadari bahwa dirinya sedang diajak berbicara pun lantas balik bertanya, "Kenapa?" namun pandangannya masih saja fokus ke benda yang berada diatas mejanya
Eza kembali bersuara, kali ini tangannya merebut buku lks yang sedari tadi menjadi pusat perhatian Davi "Eh Davi babi bener-bener lo yaa" Davi yang merasa terganggu lantas menegakkan kepalanya dan menatap tajam ke arah sahabatnya itu "Apasii pagi-pagi udah ngomong kasar"
Yang diberi pertanyaan malah menatap tajam
"Apaa?" tanya Davi kembali
Tangan Eza reflek menyentuh kepala Davi lalu mengarahkannya ke bangku Dara, "Noh itu cewe yang lagi duduk di bangkunya itu, kemaren sabtu nangis gara-gara lo babi" jelas Eza merasa jengkel
Dara yang menyadari obrolan kedua sahabatnya itu lantas megangkat kepalanya dan menatap ke bangku depan tempat keduanya duduk
"Yaudah gausah di perpanjang," ucap Davi sepele
Eza reflek menjitak kepala sahabatnya itu, "Alah mbuh terserah lo dah"
"Susah ngomong sama orang gapunya perasaan" seru Dara dari bangkunya
Davi yang mendengar itu hanya diam, namun matanya melirik ke arah Dara.
Lain halnya dengan Eza, laki-laki ini malah cengengesan melihat kedua sahabatnya sedang perang dingin, "Mampus!"
******
Tinn tinn
Suara klakson motor itu membuyarkan lamunannya,
Fiora menghentikan langkahnya ketika sang pemilik motor itu juga menghentikan laju motor tepat di sampingnya, "Selamat pagi tuan puteri" ucap Gria sumringah
Yang di sapa hanya diam, sepertinya hari ini dia malas mengeluarkan suara
"Dih tumbenan tuan puteri jalan kaki?"
"Mobil sama sopirnya kemana? dijual?" lanjutnya membuat Fiora semakin tidak ingin mengeluarkan suara
Fiora melanjutkan langkahnya, namun Gria dengan sigap turun dari motornya
Gria berhasil menarik tangan gadis di hadapannya saat ini, "Mau kemana?" tanyanya kali ini dengan suara tegas
Fiora lantas berbalik badan dan menjawabnya, "Mau bolos, Kenapa?"
Mata Fiora menatap tajam ke arah Gria, "Mau ikut?" suaranya seolah menantang
Gria tidak yakin dengan apa yang sedang ia lihat di hadapannya, walaupun Fiora memakai concealer di riasan wajahnya namun luka memar di sudut bibirnya masih jelas kentara. Namun laki-laki itu tidak ingin bertanya
KAMU SEDANG MEMBACA
02.00
Novela JuvenilKisah ini tidak akan berakhir tragis, gue janji -Gria Raksa Argianta, 02.00- 02.00, Bagaimanapun kita tetap tahu kemana kita akan pulang