20. Bagaimana tentangnya?

2.3K 105 4
                                    

Happy reading,
[Editing]

Suara decitan pintu terdengar pelan mengisi ruangan serba putih yang sunyi. Sesosok laki-laki berperawakan tegap masuk ke dalam, memperhatikan wanita paruh baya yang terlelap tenang diatas ranjang berbalutkan seprai warna putih polos.

Gria tersenyum tipis menutup pintu ruang rawat intensif  nomor satu A yang terletak paling atas gedung rumah sakit Sejahtera. Ia meletakkan parcel buah-buhan kesukaan Gita diatas nakas lalu menarik kursi lipat hitam agar bisa duduk disamping tubuh renta ibunya.

Diraihnya tangan Gita, lalu telapak tangan besar milik Gria menggenggamnya erat. Ia mencium punggung tangan Gita lembut.

"Mah, maaf ya hari ini mama harus di bius lagi sama dokter!" ucap Gria lirih melepaskan salah satu tangannya

 Gria mengelus rambut Gita penuh kasih sayang, bibirnya tersenyum melihat wajah sendu ibunya terlelap damai. Walau kenyataannya Gita hanya dibius supaya tenang.

"Mah," panggil Gria dengan suara parau, matanya berkaca-kaca

"Diam-diam Gria selalu lihat mama dari sana" tangannya menunjuk ke arah jendela kaca ruang rawat intensif  nomor satu A

"Maafin Gria ya ma, karena Gria gak pernah berani dateng ke hadapan mama langsung,"

Setetes air mata jatuh membasahi pipinya, "Mah, Gria capek"

"Gria ini sakit, tapi Gria gak pernah tahu apa yang membuat Gria sesakit ini"

"Gria mau di peluk mama," air matanya kembali menetes bersamaan dengan isakan tangis yang mendalam

Wajah Gria memerah, ia menenggelamkan wajahnya di balik genggaman tangannya. Dirinya mengaku lemah di hadapan Gita yang terbaring

                                                                                               ******
Ceklek....

Suara pintu terbuka membuat Kinara beranjak dari tempat duduknya, "Reyhan?" ucapnya memastikan " Zian mana? kok kamu sendiri?" lanjutnya. Gadis itu sedikit heran karena kondisi laki-laki yang ia ketahui bernama Reyhan mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya

Laki-laki yang di panggil Reyhan itu lantas duduk di tempat Kinara berada, "Ceritanya panjang. Telfon kakak lo sekarang, gue mau minta tolong!" titah Reyhan membuat Kinara mengeryit. Gadis itu tahu dengan siapa ia berbicara saat ini, karena beberapa kali Reyhan memang sering menginap di rumah Zian

"Gak!" tolak Kinara membuat Reyhan melengos, "Plis gue harus  telfon kakak lo!"

"Zian sama anak-anak di bawa ke kantor polisi, dan sekarang gue jadi buronan!" jelas Reyhan pada akhirnya

Gadis itu mengeluarkan ponselnya, terlihat ia sedang melakukan panggilan di Whatsapp

"Gak di angkat!"

Reyhan meringis kesakitan, "Kalau gitu lo bisa kan bantu obatin luka gue? perih banget anjing!" umpatnya membuat Kinara ikutan meringis

"Bentar!" gadis itu mengambil kotak P3K lalu mengambil beberapa kapas yang telah diberi alkohol

Tangannya meraih siku tangan Reyhan yang terlihat begitu mengerikan. "Terus kalau kamu buronan kenapa malah kesini?"

"Karena gue butuh kakak lo!" ucap Reyhan sembari menahan sakit

"Kakak aku dirumahnya, bukan disini Rey! kamu tu salah tempat," Kinara mendengus, "Habis ini kamu cepetan pergi dari sini ya, aku gak mau kena masalah. Nanti aku coba telfon kakak aku lagi buat bantu kamu, Zian sama yang lain" Reyhan yang mendengar ucapan Kinara lantas hanya mengangguk dan meninggalkan rumah

02.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang