Jajaran tikar lembut terhampar
Deretan gelas putih telah menjadi saksi
Sanak keluarga begitu kecewa dengan keputusan ini
Namun hati tak peduli
Karena diri telah dipersuntingPonselku tak henti berdering namun ku abaikan. Dialah pria yang selama ini mencintaiku. Entah apa yang ku pikirkan. Rasanya cinta yang ku bangun selama 2 tahun ini telah mati. Apakah salah jika aku memilih pria lain yang telah siap meminangku? Apakah salah jika diri ini lebih memilih dia daripada menunggunya entah sampai kapan.
Aku tak lupa akan janjimu yang kelak akan segera meminangku. Namun kapan waktu itu akan menghampiriku? Saat seorang wanita yang tidak diberi kepastian oleh laki-laki yang telah ia cintai, apakah salah?
Terkadang rasa bingung mencambuk pikiran ini, kemana aku harus menjatuhkan diri? Apakah pendidikan? Karir? Atau rumah tangga? Semua itu tidak mudah. Itu merupakan pilihan yang benar-benar lebih berat dari sejulang gunung yang tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Jilbab
General FictionAku butuh bicaramu yang terus terang juga penuh kejujuran apa adanya. Kau menutupi kebenarannya yang ada sehingga kau telah menyakiti hati perempuan yang tak berdaya. Kau terus berkata bijak seakan kaulah yang paling benar di dunia ini. Aku sendiri...