Ketika mentari terbit,dan hari baru meninggalkan kenangan buruk,mngkin itulah dirimu.
Pagi itu aku merasa hari ini adalah hari sialku.
"Soph.... ayo cepet kita bakal telat nih." Teriak kakak memecahkan heningnya pagi [mungkin masih sekitar 05.30]
"Astaga...iya,iya kak..ini Sophie turun." Kuturuni tiap anak tangga dengan cepat.
Tin......tin..... suara klakson mobil kakak menambah kehebohan pagiku.
"Iya nih Sophie udah siap nih." Aku tiba di hadapannya Kakak melihatku dari bawah hingga atas dan melakukannya beberapa kali.
"Buahahaha." Tawanya. "Apa benar kau ingin pergi ke sekolah kayak gini?" Melipat tangannya dan menahan tawa lagi.
"Apaan sih kak gak lucu. Ayok udah masuk mobil nanti telat. Aku gak mau masuk BK." Rengekku pada kakak.
"Hei bocah. Liat dulu dong bagaimana pakaianmu itu." Ejek kakak dengan kepalan tangan kanan yang menutupi mulutnya seraya menahan tawa. Aku mulai heran apa yang lucu dari ini. Kutundukkan kepalaku dan ternyata. Yak benar sekali aku masih mengenakan baju tidurku ditambah lagi, tas di tangan kanan,sandal rumah yang masih kupakai,rambut acak-acakan,handuk di pundak,air liurku pun masih membekas di sudut kiri bibir. Yang benar dari berpakaianku hanya rok sekolah yang ku gunakan dengan rapi.
"Ih kakak... ini kan gara-gara kakak. Liat nih aku kayak apa...." kubuat wajahku sejelek mungkin ditambah pura-pura menangis.
"Eh.... aduh,nih bocah. I..iya deh kakak tunggu cepatlah siap-siap. Lagian kakak juga belom sarapan. Udah masuk sana. Cepetan mandi,dandan,sarapan trus berangkat oke?" Mendorongku untuk masuk ke rumah. Ku balikan badanku dan menunjuk kakak.
"Awas aja ya kak. Kalo kakak nanti ninggalin aku. Kakak bakal tau akibatnya." Mengancam kakak.
"Eh... hehehe... iya,iya adikku sayang. Cepet ya mandinya."mendorongku lagi.
Aku pun segera melaju ke kamar mandi. Tak perlu lama bagiku untuk mandi. Hanya sekitar 3 menit,aku sudah siap untuk berganti pakaian. Dan untuk berdandan. Ah ayolah... Sophie tidak perlu berdandan. Ikat rambut,ambil topi kesayangan,pakai jam tangan,gelang basket pemberian kakak[model-modelnya kayak gelangnya Bossun di anime sket-dan] di tangan kiri,pakai parfume di bagian leher dan pergelangan tangan. Jadilah Sania Sophie Libiansyah.
"Oke kak. Aku siap." Kuambil tas yang dibawa kakak.
"Jika ada lomba mandi tercepat mungkin kau yang akan menang." Mengambil kunci mobil di sakunya dan berjalan ke arah mobil.
"Ih... kakak nyebelin. Sophie jitak nanti baru tau rasa."
"Ye... coba aja kalo bisa. Weeek..." ejek kakak.
"Hih... kak Juan... awas yak." Berlari ke kakak yang sudah masuk mobil. Tiba-tiba,jduk! Suara hantaman pintu mobil.
"Akh.... sakeeeet....." teriakku.* * *
"Pagi!" Ucapku singkat sambil memegang keningku. Semua seketika hening.
"San,jidat lo napa?" Tanya Nia.
"Aduh tuh jidat ukh.. wow." Kata Rosa.
"Loh... itu... itu...San itu..." tambah Vivi.
"Diem. Kagak usah nanya kalo gak mau gue jitak." Jawabku sinis duduk di bangku dan masih menutupi keningku.
"Tapi itu." Kata mereka bersamaan.
"GUE BILANG DIEM. NGERTI GAK SIH." Bentakku. Seisi kelas langsung hening.
"Ehem. Iya San." Jawab mereka bersamaan dengan malu-malu dan menunduk.
"Eh,San. Tuh jidat napa? Gede amat. Kayak bola tenis. Ya kagak.?" Jaya menghampiriku dan duduk di atas mejaku. Aku mulai meliriknya dengan sinis. "Hm?" Tambahnya melihat ke arah teman sekelas. "Eh lu pada ngapain nyilang-nyilangin tangan. Bisik-bisik lagi. Apaan sih gue kagak denger nih." Katanya. Aku pun menoleh. Tapi anehnya teman-teman kelas malah mengalihkan pandangan dari ku. Ada yang berkaca,berdandan,bercakap dengan teman sampingnya,dan lain-lain. Aku memalingkan badan lagi. Dan melakukannya 2kali.
"G..gue."
"Oh...." kata seluruh teman kelas kaget mendengar jawabanku dan mencoba menghampiriku bersama Jaya.
"Gue tadi kebentok pintu mobil. Gara-gara kakak gue."
"Kak Juan maksud lo?" Tanya Nia.
"Ya iyalah. Siapa lagi kalo bukan dia."jawabku.
"Trus...trus." desak Vivi.
"Ya gue bales dong. Gue bentokin tuh pala kakak gue."
"Uwh." Kata seluruh teman kelas.
"Pertama gue jambak-jambak tuh rambutnya. Abis itu gue tarik lagi rambutnya."
"Ewh." Kata seluruh teman kelas.
"Trus gue bentokin langsung ke pintu mobil gue."
"Ekh.." di setiap jawaban teman kelas semua dengan wajah terjelek. Menurutku.
"Awh.. pasti sakit tuh." Kata Jaya mengelus-elus rambutnya. "Untung emak gak segalak ini." Tambahnya.
"Tapi kenapa lo nglakuin itu San?" Tanya Rosa.
"Gue sebel. Gue di ejek ama kakak. Trus yang buat gue kebentok tuh pintu mobil juga gara-gara dia. Gue gak salah dong. Gue niatnya mau benerin tali sepatu gue yang lepas. Eh malah dia yang ada di dalem mobil ngebuka pintunya. Mana keras banget lagi tuh pintu. Ampe sekarang masih nyut-nyutan." Sambil memegang keningku.
"Mungkin ini hari sial lo kali." Vivi mencoba menenangkan dengan menepuk-nepuk pundakku.
"Hm. Mungkin." Kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE heart,memories,and you✔ [COMPLETE]
RomanceYakinlah setiap sifat seseorang itu akan berubah seiring berjalannya waktu. Namun selang waktu berjalan, hargailah segala sesuatu yang terjadi saat itu. Entah suka, atau duka. Karna DIA menciptakan segala sesuatu yang telah IA rencanakan dengan san...