MEMORY: Festifal Sekolah

30 3 0
                                    

Mulai hari ini hingga 6 hari kedepan akan ada festifal sekolah yang bekerjasama dengan pemerintah kota, dan sekolah kami terpilih untuk mengadakan acara ini.
Semua anggota OSIS, dan anak murid yang lain tengah disibukan oleh pekerjaannya masing-masing. Setiap kelas memilih untuk memersiapkan satu tema yang akan dipakai di acara tersebut.
Untuk acara ini kelasku mengambil tema 'dongeng masa kecil.' Sedangkan kelas Rian yang sekaligus kelas Jun dan Kevin mengambil tema 'super hero' Tapi untuk acara ini kak Juan dan kak Alza tidak akan mengikutinya karena mereka harus menghadiri rapat para club basket.

Di kelas~~~

"San... cepet napa. Berat ini kardusnya." Teriak Nia.

"Elah... iya. Ini gue kesana." Aku langsung mengenakan topi dengan tempelan bergambar Frozen di atas topi.

"Lama amat elah.. nih cepet bantuin gue." Nia masih dalam posisi menyangga kardus berisi hiasan stan mereka dengan salah satu kakinya.

"Iya ini. Yuk angkat, 1..2..3.." aku memberi aba-aba.

***

"Ayolah Jay, lo kudu pake ini. Lo pantes kok. Beneran suwer deh." Bujuk Rosa pada Jaya yang berada di sudut kelas kami.

"Kagak! Gue bilang, gue gak mau." Jawab Jaya.

"Ya ampun Jay... lo tuh masih keren kok. Lo gak bakal keliatan kalo lo tuh Jaya." Bujuk Vivi.

"Ah... kagak pokoknya. Emang napa sih lo, lo pada nyuruh gue yang pake ini.?" Jaya menunjuk gaun princees yang di bawa Vivi.

"Ya salah lo sendiri punya postur tubuh elegant. Kayaknya emang emak lu kagak niat punya anak laki. Udah lah pake aja." Jawab Rosa.

"Ho'oh. Kan gak mungkin kalo gue yang pake. Gak muat ini." Tambah Vivi.

"Salah sendiri punya tubuh kayak guci gituh. Pokoknya gue gak mau." Cibir Jaya.

Mendengar itu wajah Rosa dan Vivi memasang wajah poker face. Setelah lama membujuk Jaya agar memakai kostum itu, akhirnya Jaya pun memakainya dengan paksaan. Gaun biru milik Cinderella, sepatu kaca dengan ukuran hak 10cm serta wig panjang bewarna pirang dan sarung tangan yang sudah melekat pada kedua tangannya.

"Puas kalian ngebuat gue kayak gini?" Jaya sudah tak berekspresi. Rosa dan Vivi hanya tertawa kagum dengan penampilan Jaya. "Udah kan? Sekarang gue tinggal pergi ke stan makanan kan? Oke ayok." Lanjut Jaya yang langsung ngibrid keluar kelas.

"Eits... tunggu dulu." Vivi menghetikan Jaya dengan menarik tangan Jaya.

"Lo kan belom di make up in." Senyum licik Rosa. Menyadari akan bahaya itu Jaya langsung kabur dari mereka.

"Nggak... gue kagak mau.. gue masih mau jadi laki tulen..." teriak Jaya sambil berlari menghindari kejaran Vivi dan Rosa.

"Woy... kita belom selesai." Teriak Rosa dan Vivi sambil masih membawa alat make up membuat kegaduhan di sepanjang lorong kelas. Murid yang lain pun hanya melihatnya dengan tatapan geli.

***


"Eh, San. Gue ke toilet dulu ya. Udah gak tahan nih. Lo bisakan dekor stannya?" Kata Nia.

"Iya tenang aja." Aku masih fokus untuk membenahkan dekorasi yang berada di atas stan. Setelah Nia meninggalkanku untuk mendekor sendiri stan kelas kami tiba-tiba ada anak kelas lain yang mulai bertanya padaku.

PROMISE               heart,memories,and you✔ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang