Sesampaiku di depan kamar. Aku mulai melihat sekelilingkamarku yang gelap gulita. Saat kak Juan menghidupkan lampu, air mataku menetes kembali.
Aku bahkan lupa, kamarku sendiri penuh dengan kenanganku bersama Rian.
"Lo bisa Soph." Bisik kak Juan. Kemudian ia perlahan mengantarku untuk melewati ambang pintu dan menuju kasurku.
"Abang mau ke bawah dulu. Bikin makan buat elo. Lo duduk sini ya." Setelah mengatakan itu kak Juan langsung meninggalkanku sendiri di kamar.
Aku duduk termenung. Mengingat semua momen ku bersama Rian. Saat kami tertawa, bercanda gurau, membuat lucu satu sama lain, bahkan saat kami pertama kali bertemu. Hingga air mataku kembali mengalir deras. Ku sobek semua kain yang berada di dekatku. Semua alat make up hadiah dari sahabatku juga ku buang dari meja riasku. Sambil sesekali teriak, aku juga menghancurkan lampu tidurku ke atas lantai.
Karena terdengar kegaduhan dari kamarku, kakak langsung gegas pergi ke kamar dan membuka pintu. Dia langsung memelukku sambil menenangkanku.
Setelah kejadian itu kakak tidak berani meninggalkanku sendiri. Jadi dia sekarang tengah tertidur di sofa yang ada di kamarku. Aku sendiri masih terdiam dan duduk di balkon jendela kamar. Melihat turunnya hujan. Entah kenapa yang ada di fikiranku sekarang yaitu suara Rian yang sedang bermain gitar sambil nyanyi lagu 'Dia' Anji.
Selama beberapa hari aku mengurung diri di kamar. Bahkan sesekali kucoba untuk mengakhiri hidupku sendiri. Tapi selalu saja gagal. Dan sekarang aku sedang duduk di balkon jendela kamarku. Sambil ku lipat kakiku. Aku menyaksikan beberapa anak kecil bermain di dekat rumahku. Kemudian mataku teralih oleh gerbang pintu rumahku yang tertutup rapat.
Biasanya di sanalah Rian menungguku. Sambil berteriak memanggil namaku. Ia selalu memberiku senyuman manisnya. Seketika aku mulai teringat kembali masa-masaku bersamanya.
Backsound (Yiruma- River Flows in You)
Ku ingat semua kenanganku bersama Rian. Aku mulai mengurung diriku sendiri di kamar. Tiap hari para sahabatku menjenguk diriku. Tapi, hanya kekosongan yang kurasa.
Hingga akhirnya di minggu ke tiga, kakak mulai membujukku."Soph, nih ada Vian. Kakaknya Rian, boleh masuk gak?" Kakak mengetuk pintu kamarku.
.........
"Hai Soph. Gue harap lo masih inget gue. Em, gue ke sini buat nyerahin sesuatu buat lo." Kata kak Vian. Aku masih termenung di kasur. Tiba-tiba kak Vian menyalakan TV kamarku.
"Hai sayang~" suara Rian terdengar jelas.
"Rian?" Aku mulai mencari asal suara itu. Dan aku melihat vidio yang dibuat oleh Rian. Sekarang aku bisa melihatnya lagi. Ku teteskan air mata lagi.
"Soph, liat vidio gue ini sampek abis ya. Sebenernya, sejak lo ngajak gue buat adain pesta ituh, gue udah punya feeling jelek. Jadi gue buat vidio ini. Kalo aja ada yang terjadi sama gue. Lewat vidio ini, gue bakal omong sesuatu."
"Gue tuh sayang banget sama lo. Gue pengen bisa omong ini ke lo. Tapi gue, takut. Gue gak bisa lupain elo. Lo tuh kaya narkoba buat gue. Hehe lebay yak. Tapi bener. Clover gue yang satu ini adalah yang paling special buat gue. Jadi jangan pernah nangis lagi oke? Gue bakal terus ada di samping lo kok. Love you yang.❤" setelah Rian berkata seperti itu vidio pun selesai. Dan aku untuk sekian kalinya meneteskan air mata.
"Gue, kangen lo, Rian.😢" aku langsung nutup wajahku. Kak Vian duduk di sampingku.
"Rian, malem itu buat nih vidio. Dan nih kaset satu lagi buat lo. Isinya, adalah kado yang bakal Rian kasih ke tiap ultah lo. Gak tau kenapa, Rian kayak udah tau kalo dia bakal ninggalin elo. Dan akhirnya gue yang disuruh buat ngevidioin. Maafin gue Soph." Kak Vian mulai menangis juga. Aku melihatnya, dia seperti Rian. Jarang memperlihatkan sisi lembutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE heart,memories,and you✔ [COMPLETE]
RomanceYakinlah setiap sifat seseorang itu akan berubah seiring berjalannya waktu. Namun selang waktu berjalan, hargailah segala sesuatu yang terjadi saat itu. Entah suka, atau duka. Karna DIA menciptakan segala sesuatu yang telah IA rencanakan dengan san...