Orang-orang percaya bahwa ini(semanggi berdaun empat) bisa mendatangkan kebaikan. Jadi aku berfikir ini(semanggi berdaun empat) seperti dirimu.
Di kamar Rian~~~
Rian tengah asik memainkan gitarnya di depan jendela kamarnya yang terbuka. Tapi di tengah-tengah permainannya, ia berhenti memainkan gitarnya. Kemudian...Inikah namannya cinta...?
Oh, inikah cinta?
Cinta pada jumpa pertama
Inikah rasanya cinta...?
Oh, inikah cinta?
Terasa bahagia saat jumpa
Dengan dirinya.
Rian terus menyanyikan lagu itu. Hingga lagu itu selesai terdengar suara.
"Mah.. si adek udah punya pacar nih..." teriak Vian kakaknya Rian. Yang ternyata sedari tadi bersandar di pintu kamar Rian.
"Bang... jangan fitnah dong.!" Balas Rian dengan teriakan juga.
Dan akhirnya mereka bertengkar. Dasar adik dan kakak...
"Aduh... Rian, Vian.... bisa nggak sehari aja gak teriak-teriak. Mamah pusing tahu." Kata mama menuruni tangga.
"Bukan Rian mah... lagian abang nih, ganggu idup orang aja bisanya." Gerutu Rian.
"Ye... lo tuh dek, nyalahin orang aja bisanya." Balas Vian melipat tangannya.
"Udah. Gak boleh berantem lagi." Mama berjalan mendekati Rian yang masih terduduk di kasur menghadap ke jendela. Mamapun duduk tepat di belakang Rian. Tanganya yang lembut mulai memegang pundak putra bungsunya itu. Tapi Rian tetap tak mau berpaling. Mama akhirnya menengok ke arah Vian, lalu tersenyum. Mengisyaratkan agar putra sulungnya itu untuk meninggalkan mereka berdua.
Vian menghela nafas kesal. "Ya deh. Vian ngalah. Vian kan masih waras ya kan mah?" Ia tertawa sambil meninggalkan adik dan mamanya.
Memdengar itu, Rian langsung berbalik badan dan melempari kakaknya dengan bantal yang cukup besar dan berat. Duk.! Suaranya."Rasain lo. Pergi lo bang....!" Rian berteriak. Tapi kakaknya malah mengejek dan langsung menutup pintu kamar Rian dengan kasar. Melihat tingkah-laku ke dua putranya itu, mama hanya bisa tersenyum geli.
"Udah nih ambeknya?" Kata mamah.
"Iya mah." Suara Rian sudah sediakala lagi.
"Jadi bisa diceritain gak?" Mama mengusap kepala Rian.
"Mah, Rian mau tanya. Cinta itu apa sih mah?" Rian mulai manja.
"Hm." Mama tersenyum. "Kalo menurut mama sih, cinta itu kayak semanggi. Tau kan semanggi itu apa?"
"Iya mah. Rian tahu. Rian juga punya semanggi. Waktu kita ke desa nenek itu. Rian nemu di tepi rawa deket sungai. Nih." Kata Rian memberikan semanggi yang disimpannya di gelas kecil perisi air.
"Nah. Seperti itulah yang namanya cinta. Rian waktu nemu semanggi perasaan Rian pasti bangga dan seneng banget." Perkataan mama terhenti.
"Iya mah. Beruntung banget. Apalagi Rian dapet yang daunnya empat. Kan langka banget itu." Jelas Rian.
"Yak betul sekali. Layaknya cinta. Sulit ditemukan, namun jika sudah bertemu dengan jodohnya maka akan dijaga dengan sangat baik. Jadi kalo Rian nanti udah punya pacar, jaga selalu dia. Buat dia seperti semanggi berdaun empat milik Rian ini. Dan dia akan sangat berharga seperti layaknya daun semanggi. Pemberi harapan, cinta, kepercayaan, kebahagian, kemakmuran, keberuntungan, dan kesetiaan. Jadi jangan sia-siakan dia nanti ya."
Rian hanya mengangguk. Dan mamanya kembali bertanya."Memannya kenapa? Tumben tanya masalah cinta segala. Apa bener kata kakakmu?"
"Mmm... Rian juga gak tahu mah... kan mamah tau sendiri dari lahir sampe segede ini Rian belom pernah ngerasain jatuh cinta makanya Rian nyanyi itu tadi. Abang aja yang cari masalah." Jelas Rian.
"Oh.. sekarang mamah mau tanya.
1. Tiap kali Rian ketemu sama cewek itu dag-dig-dug enggak?
2. Kalo nggak ketemu sehari aja, Rian kangen nggak?
3. Pernah nggak waktu Rian dengar nama si cewek itu kadang Rian ketawa sendiri?
4. Terus waktu ketemu si cewek itu Rian pengen banget nyapa, tapi nggak berani.
5. Pengen bisa dapet perhatian si cewek itu. Jadi Rian ngelakuin apapun biar di liat sama cewek itu. Pernah? Kalo 5 pertanyaan mamah tadi udah pernah dilakuin ama Rian, berarti Rian udah mulai jatuh cinta.""Oh jadi gitu ya mah? Berarti bener dong?" Rian menggaruk kepalanya.
"Wah seneng deh anak mamah udah gede sekarang. Nah mamah punya pesen buat Rian. Hati seorang wanita itu lebih rapuh dari apapun. Segalak-galaknya cewek itu pasti jauh di dalam dirinya itu ada kelembutan hati. Jadi jangan pernah sakiti dia, apalagi membuatnya meneteskan airmatanya karenamu. Oke?" Mengelus rambut Rian lagi.
"Iya mah Rian janji." Senyum Rian melebar. Dia sangat bahagia karena untuk pertama kalinya ia merasakan jatuh cinta.
Kamar Sophie~~~
Tok.. tok.. tok..! Suara pintu kamarku yang diketuk oleh mamah.
"Soph...boleh nggak mamah masuk? Mamah bawain lemon sama madu kesukaan kamu." Kata mamah dari balik pintu."Masuk aja mah, nggak Sophie kunci kok." Aku masih fokus dengan tugas ekonomi yang hampir selesai. Mamah pun langsung membuka pintu dan menaruh air lemon dengan madu di mejaku.
"Banyak PRnya?" Tanya mamah.
"Nggak sih mah cuman 3 soal. Tapi penjabarannya hampir ngabisin satu halaman. Nih kurang nulis 3 baris ini doang." Kataku.
"Oh... mamah boleh nanya nggak?" Mamah mulai duduk di kasur tepat di sebelahku.
"Iya tanya aja mah." Jawabku. Mataku masih tertuju pada bukuku.
"Yang tadi siang nganterin Sophie pulang itu siapa?" Mamah memerhatikanku.
"Temen mah... namanya Rian. Dia juga kenal ama kak Juan kok." Aku masih menulis PRku.
"Oh..." kata mamah.
"Emang kenapa mah?" Merapikan buku dan duduk di dekat mamah.
"Nggak kok. Mamah cuman seneng aja sama anak itu. Dia baik, sopan, ramah, dan murah senyum." Mamah membayangkan Rian lagi. Ya, Rianlah yang dimaksud mamah.
"Heh, mamah belom tau aja sifat aslinya. Ngeselin banget tuh orang." Kataku meragukan mamah.
"Nggak kok Soph, mama liat dari matanya itu, dia kayaknya gitu deh."
"Gitu gimana sih mah? Sophie nggak ngerti."
"Jangan bohongin perasaan sendiri Soph. Mama denger semuanya tadi. Ya emang sih mamah nguping, tapi gak sengaja." Kata mamah malu.
"Hah? Yah.. kok gitu mah.. kan malu jadinya. Mamah denger apa aja coba?" Mukaku memerah.
"Mamah denger kalo tadi siang Sophie mau pingsan dan ditolongin sama si anak itu. Kan mustahil kalo dia nolongin kalo nggak ada apa-apanya. Dianterin pulang lagi." Kata mamah.
"Itu cuman kebetulan kok mah. Ya mungkin aja dong mah." Jelasku.
"Ati-ati lho sayang... nanti kemakan sama omongan sendiri lho. Tapi yang pasti, mamah suka sama cowok itu." Jawab mamah.
"Yaudah, mamah nikahin aja Rian." Balasku.
"Ih.. nih anak omongannya ya..." mamah menjewer telingaku.
"A..aduh mah.. sakit. Iya-iya bercanda doang kok." Kata ku.
______________________________
Hm... halo lagi readers. Update nih... lagi moody banget. Biar waktu UN nanti nggak kepikiran. Oya moga-moga makin suka ya sama jalan ceritanya.
Jan lupa kritik + saran. Makasih..
😊❄
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE heart,memories,and you✔ [COMPLETE]
RomanceYakinlah setiap sifat seseorang itu akan berubah seiring berjalannya waktu. Namun selang waktu berjalan, hargailah segala sesuatu yang terjadi saat itu. Entah suka, atau duka. Karna DIA menciptakan segala sesuatu yang telah IA rencanakan dengan san...