Satu tahun. Udah setahun aku berhubungan sama Rian. Kami lewati hari-hari bersama. Tentu banyak rintangan juga, tapi kami berprinsip untuk menghadapi semua itu bersama dan saling mendukung.
Menurutku, suatu hubungan yang lebih dari pertemanan (alias pacaran), akan berjalan lama jika mereka saling mengerti satu sama lain, dan saling percaya, bersikap jujur, dan dapat mengendalikan emosi masing-masing.
Dan hari ini adalah hari pesta diterimanya kak Juan di salah satu RS besar di daerah Jakarta. Aku dan sekeluarga sudah siap. Bahkan kami mengajak Rian dan keluarganya untuk ikut serta menghadiri pesta itu. Rosa juga semua temanku dan teman kakak turut hadir juga.
Aku telah berada di pesta itu. Suasananya sangat ramai, bahkan tema dari pesta ini friendly. Dan untuk kali ini, kak Alza datang.
Ku hampiri kak Alza yang tengah berdiri di depan pintu masuk. Tentu aku bersama Rian.
"Ah kak Al. Udah lama banget gak liat. Masuk yuk." Tanganku masih menggandeng Rian. Kak Alza menatapku dalam sekali.
"Hai bang. Gimana kabar lo? Hehe." Sapa Rian. Lalu kak Alza tersadar dari lamunannya.
"Ah iya baik kok. Jadi kalian....? Em..." kak Alza tergagap melihat kami. Entah apa yang ada di fikiran kak Alza yang melihat kami bersama. Kami hanya bergandeng tangan. Rian telah rapi mengenakan kemeja putih yang dibalut dengan jas hitam membuatnya tampak gagah. Dan aku hanya memakai Dress bewarna navy blue dengan rambut yang ku gelung, kalung pemberian Rian. Dan sedikit riasan dari Vivi, Nia dan Rosa.
"Kenapa kak?" Tanyaku bingung. 'Apakah kami tampak aneh mengenakan ini?' Batinku.
"Jadi kalian sudah.." kak Alza menggantuk kalimat.
"Iya bang. Kami udah berhubungan selama setahun. Hehe. Kapan nih bang?" Rian menghibur kak Alza. Dan dibalas dengan senyum yang tidak ikhlas.
"Udah dong Yan... kak Alzanya biar masuk. Masa' iya tamu dianggurin di luar." Kataku menyikut perut Rian. Sekarang tinggiku hampir mencapai Rian. Tapi dengan menggunakan high hiles.
"Ah iya bener juga. Ayok bang masuk. Gue anter ke bang Juan." Rian narik tangan kak Alza. Aku mengekorinya saja.
Setelah temu kangennya kak Alza sama kak Juan, acara pesta pun dimulai. Ada pengucapan selamat pada kak Juan dari papah, papah mertua(masih calon), guru kak Juan, dosen pembimbing, dan lainnya.
Kemudian dilanjut dengan acara kedua yaitu pemotongan tumpeng untuk memberkati kak Juan. Dan acara selanjutnya adalah berdansa. Tangan Rian telah siap menggandeng tanganku, dan kami berdansa bersama.
Di zona dansa ada aku dan Rian, Nia dengan Jun, vivi dengan Kevin, kakak dengan Rosa, dan kak Dela dengan Jaya, bahkan orang tuaku dan orang tua Rian. Kami menikmati lagu dansa dengan suka hati.
"Lo tau gak?" Bisik Rian di depanku.
"Hm?" Aku dan Rian sama-sama tersenyum.
"Lo cantik banget hari ini. Gue makin sayang sama lo." Kata Rian. Dia menaruh kedua tangannya di pinggangku.
"Berarti, selama ini gue gak cantik dong? Dan lo juga sayangnya sedikit buat gue." Jawabku dan kusertakan senyum di akhir kalimat. Aku mulai memegang bahu Rian. Niatnya mau ngelingkari tanganku ke leher Rian, tapi nggak sampek. Faktor tinggi kali ya...
"Nggak dong. Lo gak pake make up aja cantik, apalagi kalo di pakein. Inner beauty nya tuh nambah Hams." Rian mulai ngegombal.
"Apaan sih." Ku pukul pelan bahu Rian kemudian aku tertawa. Kami saling memuji satu sama lain. Dan jujur percakapan kami hanya bisa kami dengar sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE heart,memories,and you✔ [COMPLETE]
RomanceYakinlah setiap sifat seseorang itu akan berubah seiring berjalannya waktu. Namun selang waktu berjalan, hargailah segala sesuatu yang terjadi saat itu. Entah suka, atau duka. Karna DIA menciptakan segala sesuatu yang telah IA rencanakan dengan san...